Kamis, 30 Oktober 2008

* TARUTUNG, Please Don't Cry

.... Molo mangkuling, sese di balian i. Lao mangendehon. Si rumondang ari i. Rura silindung. Rura na sun denggan i. Lambok malilu. Na marbaju i disi.... Lepas Sipoholon, tempat kita bisa singgah di sibole bole (usaha ini milik amang uda kami. adik mertua abang saya). Uji ketahanan kulit dengan mandi spring water. Habis mandi cobalah telur rebus yang berwarna putih keperakan. Saran saya, jangan lupa pesan bihun gorengnya. Rasanya mak. Gerbang Tarutung ada di depan mata. Kecepatan mobil tidak perlu dikurangi, karna selain jalannya yang tidak berlobang (bukan berarti mulus), volume kendaraan sangat sangat rendah. Belok kanan, lewatilah jembatan aek sigeaon. Wellcome to Tarutung.

Dari sejak jaman dulu, sewaktu kecil ke sana. Sewaktu ada sado menuju arah ke sakkaran. Kota ini merupakan kota yang terindah yang pernah diciptakan Tuhan untuk ku. Mama kami berasal dari sini. Sakkaran na godang. Sekitar dua sepuluh menit dari pusat kota. Maju menuju arah sipirok, ada huta Sitompul. Bapak kami lahir di sini. Oppung pun memulai kehidupan setelah mengitari ribuan kilometer perantauan dari pertapakan tanah disini. Ketenangan kota ini bisa merasuki jiwa mu yang paling kasar sekalipun. Dulu, setiap orang menjadi pedestrian disepanjang jalan kota kecil. Masing masing biasanya melingkarkan mandar, sarung ke bagian leher. Terkadang diselempangkan secara diagonal di tubuh. Ini membantu tubuh kita tetap hangat. Sekarang, dari pusat kota tenang ini, mata kita bisa menangkap bahwa kota ini dibawah kekuasaan bukit barisan. Induk dolok Martimbang pada jam di bawah pukul dua belas siang, biasanya tertutup sebagian dari kaki gunung, dan puncaknya akan mengintip kita dengan senyum. Tidak hanya Martimbang, ke arah huta simorangkir dan hutabarat. Jangan sungkan lemparkan pandangan ke Siatas Barita. Mudah mudahan kita ada di tengah kota pada pukul tujuh malam. Kita bisa melihat surga di depan kita. Lampu temaram salib kasih, pastilah menampar kedigdayaan angkuh kita. Terbayang sesosok tubuh di atas sana.

Ratusan tahun yang lewat, tanpa kita tau siapa yang menemani. Kita tidak pernah tau apa yang digunakannya tidur di kedinginan puncak bukit. Nomensen. Oppu i. Syukur pada Mu Tuhan. Tuhan mengirimkan orang kudus ini. Bagaimana hidup kami setelah mati kalau Tuhan sampai lupa menjalin seorang Lodewijk Nomensen di rahim ibunya. Yang lahir persis ketika leher Munson dan Leman disembelih oleh leluhur kami yang tidak mengerti apa itu kebenaran dan terang. Ibu seperti apa yang melahirkan seorang nabi. Yang menjanjikan kepada Mu Tuhan seorang bayi yang dikandung selama sembilan bulan lebih dengan sejuta penderitaan. Tuhan memilih ibu mulia itu untuk mempersembahkan seorang Nomensen untuk kami. Ibu mulia. Padahal dia tau, kemungkinan anaknya menjadi korban kanibalisme sangatlah besar. Ibu mana yang mampu bahkan hanya sekedar memikirkan ini ?

Tarutung dulu sudah ada sebelum politik ada. Silindung sudah menjadi lembah sebelum kekuasaan menjadi tinggi. Aek sigeaon sudah dialiri dinginnya air sebelum gedung pemerintah didirikan. Tarutung tidak mengenal apa itu perintah. Tidak memperdulikan apa itu kekuasaan. Tarutung adalah ketenangan jiwa. Ketulusan hati. Ketegaran semangat. Gunung batu pun, menjadi ramah mengeluarkan apa yang bisa dimakan oleh leluhur. Siapa kah kamu ? Lurah ? Camat ? Bupati ? Pemimpin Partai ? Anda belum ada sewaktu air soda di hutagalung mengalir dari perut martimbang. mungkin saja anda bukan siapa siapa sewaktu cincin awan setia melingkari leher bukit barisan. Harta mu memang berlimpah, dan jari telunjuk mu adalah kuasa. Tapi silindung dan tarutung adalah tumpah darah leluhur mu. Saya kuatir bahkan tali pusar mu di tanam di bumi ini. Kami tidak tau dimana anda selama ini mencari nafkah. Apa yang anda lakukan untuk mengumpulkan semua harta benda dan semua keinginan membubung untuk hanya sekedar memiliki segelintir kekuasaan.

Banyak orang menginginkan sesuatu dan mendapatkan. Lebih banyak lagi yang menginginkan sesuatu tapi tetap tidak mendapatkannya. Itu bukan alasan buat siapapun untuk mengajak siapapun mencari siapapun untuk dijadikan tempat pelampiasan kekecewaan.

Tarutung adalah nurani tenang. Kami mohon jangan rubah dengan kejeniusan politik mu. Mohon bersabar. Mundurlah dari Silindung. Kalau anda dikalahkan seperti menurut anda, dengan cara curang. Bersabarlah. Nomensen jauh lebih menderita dari sekedar kehilangan sekian milyar rupiah harta anda. Uang dapat dicari. Dan kami yakin anda adalah orang yang lebih mampu dari apa yang kami kira. Tinggalkan lah Tarutung. Tidak perlu berlama lama memuntahkan kekotoran jiwa orang orang di setiap jejak jalanan tarutung. Kami hanya menginginkan air sungai kami tetap mengalir. Embun di atas kami tetap mengambang tenang. Bawalah uang dan ambisi mu kemana anda mau. Tinggalkan kami di sini. Tarutung, please don't cry.

Rabu, 29 Oktober 2008

* Superman Is Death !!








Nun jauh di ujung sana, di planet Krypton. Jor El gembira mendapatkan anugrah seorang anak perkasa Kal El. si Putra Matahari. Krypton akan hancur, dan sang putra harus diselamatkan. Kal El dengan menggunakan roket diluncurkan ke planet lain. Bumi. Roket, yang mirip mirip penyelamatan nabi Musa itu, landing di halaman ladang Jonathan Kent. Istrinya yang cantik, yang mirip mirip profilenya dengan istri ku. Kedua orang tua ini mengadopsi Kal El, dan diberi nama Clark Kent. Begitulah akhirnya, Clark Kent memanfaatkan seluruh tenaga supra naturalnya menolong manusia. Kent kerja seorang diri. Kent tidak butuh kepala kepolisian kota mana pun, untuk membantu. Kent bisa mengatasi seluruh gangguan dari isi kepala Lex Luthor. Kapan saja dia bisa nongol di mana saja. Hebat ya. Is that real ? Ya engga lah, Superman itu fiksi. Dia tidak pernah ada, dan mungkin, tidak akan pernah ada.



Kisah superman ini menginspirasi saya dalam mengelola unit kecil yang ada. Saya pernah tidak sadar, bukan pernah, ya memang tidak sadar selama beberapa bulan. Kok setiap hari cape nya bukan main. Setiap pulang ke rumah sehabis kerja, selalu letih luar biasa. Istri dan anak anak tidak kebagian energi apa pun. Setelah dipikir pikir, saya temukan ternyata saya terlalu cape kerja. Sangat terlalu. Setelah dihitung hitung, ternyata hampir seluruh pekerjaan saya handle. Masalah apapun saya handle. Ya seperti seorang superman. Tadinya seluruh masalah yang jatuh ke saya, saya nikmati habis. Rasanya nikmat sekali kalau menjadi sumber pemecah masalah, menjadi orang yang super istimewa, dibutuhkan oleh semua orang. Kalau kita tidak ada, maka pekerjaan lain tidak bisa dilanjutkan. Kegilaan ini saya nikmati ber bulan bulan. Sampai tiba pada titik nadir. Ya itu tadi, saya kelelahan secara fisik dan psikis. Dan saya tiba tiba terkejut menyadari anak anak saya sudah tinggi badannya. Well, I lost much beautiful time with my kids. Saya baru sadar ternyata istri saya sudah mengganti model rambutnya. Pas saya tanya : 'De (istri selalu saya panggil dengan panggilan 'Adek'), baru potong rambut ya ?' Istri saya yang super cantik itu, yang selalu menggairahkan saya sebagai seorang suami, mengeluarkan ucapan sayangnya : 'diamla kau bang. Udah seminggu pun ini'. Walah, malu nya hati ini. Istri yang tiap hari ketemu, yang tiap pagi kasih bekal harian 'light kiss in the morning', bisa bisanya tidak saya perhatikan. Akhirnya saya puas puaskan memandangi tubuhnya. Hmm.. bahenol juga anak ini. Hehehe...

Titik titik ini mengembalikan kesadaran saya tentang kekeliruan yang selama ini saya lakukan. Bertindak sebagai superman.

Karna saya juga mau menikmati hidup, menikmati kebersamaan dengan anak anak, menikmati pertengkaran dan rayuan dengan istri, menikmati rumput di halaman depan yang sudah mulai tak rapi, menikmati ikan ikan koi yang berenang di kolam kecil ruang keluarga, menikmati nyamannya tidur di kamar tidur anak perempuan saya, saya putuskan untuk kembali menjadi manusia biasa. Saya bunuh superman dalam diri. Sekarang, tinggal saya seutuhnya. Superman is dead ! Dalam pencarian diri kembali, saya coba lakukan beberapa hal sederhana ini :


Sharing Knowledge.

Yang menjadi awal dari terjadinya masalah saya adalah kesenjangan knowledge antara saya dan team. Ini knowledge pekerjaan bukan akademis. Well, saya pikir ini masalah pertama yang harus dipecahkan. Sejak sekarang saya menggeser komposisi kegiatan kantor. Yang selama ini action 80 persen planning 15 persen dan evaluating 5 persen, saya rombak secara ekstrim. Kami membesarkan porsi planning menjadi 90 persen. Nah, pada saat mulai merancang ulang inilah saya gunakan melakukan proses transfer knowledge ke seluruh anggota team sesuai beban yang sudah ditetapkan. Sederhana saja. Intinya harus dipastikan bahwa seluruh anggota team bisa mengoperasikan pekerjaan sesuai seharusnya.


Delegasi penuh

Selama ini semua meeting, semua koordinasi selalu melalui saya. Seluruh unit di luar unit saya hanya tau email address dan mobile phone number yang saya miliki. Ini harus diakhiri.







* BARRACK HUSSEIN OBAMA (ISENG BERHADIAH)

Barrack Hussein Obama. 4 Agustus 1961, Honolulu, Amerika Serikat. Jauh sebelumnya sudah menjadi perhatian dunia waktu pidato utamanya pada Konvensi Nasional Partai Demokrat 2004, ketika ia masih menjadi Senator Negara Bagian Illinois. Mencalonkan diri menjadi calon presiden tahun 2007.
(dikutip dari wikipedia)

Indonesia tiba tiba meradang merasa dekat dengan beliau, setelah tau beliau memenangi konvensi. Artinya sudah hampir hampir dipastikan menjadi presiden Amerika Serikat. Semua orang merasa pernah dekat. Tiba tiba saja berdiri kelompok persatuan entah apa yang mengklaim kedekatan dengan beliau. Banyak sekali muncul di koran dan televisi yang menggambarkan seolah olah mereka kenal betul luar dalamnya mister Obama. Sampai hari ini saja sudah ada dua rumah di lokasi berbeda yang mengaku sebagai tempat tinggal Obama. Dijual dengan harga tidak masuk akal. Kenapa tidak dari dulu saja mereka mengaku dekat dengan beliau. Pada saat beliau belum seterkenal sekarang ini. Apa mungkin mereka mereka ini berpikir, setelah menjadi presiden maka mister Obama akan serta merta mencari cari mereka ? Untuk memberikan sumbangan ? Hehe... dasar ya, orang orang sekarang suka mencari cari celah. Iseng iseng berhadiah, gitu. Mudah mudahan dengan sering nya mengaku ngaku dekat, pihak gedung putih akan merecord ini, dan akan ada kejutan kejutan dalam bentuk finansial.
Samalah dengan Pilkada sekarang. Siapa yang masih mengaku sebagai pendukung Ali Umri di Medan ? siapa yang masih mendukung Helmi Yahya di Sumatera Selatan ? mana ada lagi. Soalnya orang itu sudah habis peluangnya menjadi penguasa. Team sukses pun sudah tiba tiba mengaku ngaku pendukung berat pejabat sekarang. 'ai anggo hami tulang, kami lah di belakang tulang'. Si pejabat pun cuman bilang 'LT'.

* MANGALSIP (EDISI KHUSUS YG NGERTI)

...........takut kitaaaa... kalau kitaaaa yang membaaaagiiii... daaaa takut kitaaa.. kalau kitaaaa yang membagi.. da takut kita, da kalau kita yang membaggiiii.... ai na mantapan ma attong penyanyi ini bah. Pibra suara itu pun, ala mak.. Kalo cuman sekedar edi silitonga nya, putus la wak. Kakak itu bisa membuat pinggol awak ini macamnya dijamai... Entah sejak kapan kebiasaan nyanyi ini dilakukan kakak yang satu itu. Gelarnya saja pun Si-25. Keren dan berwibawa. Orang ini sudah dikasih gelar sebagai 'Manusia yang paling berpengaruh'. Soalnya kapan dia mau bilang sesuatu, seluruh pengikutnya, yang paling sibuk sekali pun, langsung menutup notebook. Membersihkan meja kerja, dan wussss... ngebut untuk berusaha menjadi orang yang pertama kali bertemu dengan beliau.
Tersebutlah Si - 21. Orang ini sebenarnya yang paling legendaris dari beberapa anggota kelompok yang mapan ini. Sepak terjangnya sama lah pulak sama Hang Tuah yang bisa memimpin Hang Jebat, Hang Lekiu dan Hang Kesturi. Sayang Si - 21 ini cepat cepat menjelajahi negara lain. Menjalani pengembaraan jiwa melewati samudera indonesia yang maha luas. Ketenangan jiwa Si - 21 sangatlah mumpuni. Setegang tegangnya kondisi tekanan mental kita, Si - 21 tidak lah terpengaruh sedikit pun. Hanya satu kejadian yang bisa merubah sikap tenangnya. Berhenti duluan. Apabila ini terjadi, maka serta merta, tangannya yang kekar itu akan terjulur ke depan meraup sesuatu. 'Sini dulu sisanya....' Sehabis itu, Si - 21 ini akan segera dengan cepat berkeliling. Tidak lupa tentunya tarikan napas rokoknya nya sambil tangannya sibuk men-sursari apa yang ada di tangan kawan-kawan nya.
Jangan lupakan tentang Si - 74. Ketenangan batin yang didapat sejak bertapa di gunung Sumbayak, bisa tergambar dari cara duduknya. Orang orang menggelarinya, the master of Mencicil. Kita bisa saja melakukan gertakan gertakan yang paling kasar sekalipun. Bahkan ancaman api besar untuk membakar sekaligus tiga atau empat wilayah kekuasaannya, Si - 74 akan tenang menelisik satu persatu apa yang dimiliki. Satu... satu... satu.... ikuuuuuttt... Lolongan ini menjadi senjata yang paling handal yang dimilik olehnya. Memang sering terjadi saking tenangnya jiwa Si - 74 ini. Si - 25 tanpa dosa sedikit pun akan melemparkan sejumlah lembar senjatanya persis di depan wajah semua orang. Dan.. Si - 74 hanya berujar '3 kawan'.
Wahai, Si - 80. Legenda dari para legenda. Kemapanan yang di dapat dari bukit sitolu sada ina, sudah lah menjadikannya menjelma dari semula perantau ulung menjadi penghuni rumah idaman yang tenang. Kengerian demi kengerian sering dialaminya. Terutama ketika para pendekar dari seluruh lembah simarjarunjung itu berteriak lantang 'Untunglah ada seminere di huta on'. Kekuatan ilmu penyihir dari pendekar mana pun, sangatlah tidak mampu meruntuhkan kekuatan majis Si - 80. Ucapannya Cla ! mampu meruntuhkan seluruh pertahanan jiwa siapapun. Hanya sayang, Si - 80 ini sering kassaaar kaali. Kemampuan melakukan pengalsipan pengalsipan sembari di karondel oleh siapapun lawannya tentulah tanpa tandingan. Yang patut dikagumi dari Si - 80 ini adalah, persiapan pada puro puronya. Memang dipikirnya tidak akan sakit pinggang dia karna lebih sering manarik i ! Siapapun yang ingin menguasai kemampuan sihirnya, saya hanya ber saran, nyanyikanlah lagu ini... jumbret jumbret.. emble emble, gombreng gombreng....

Senin, 20 Oktober 2008

* BATAS MANUSIAWI

* * * Beberapa bulan terakhir saya dilanda penyakit gila kerja. Gila kerja ini benar benar saya nikmati dan seperti pecandu, tidak bisa, bukan tidak bisa, saya memang tidak berniat untuk melepaskannya. Detik hari hari saya,berisi dengan pikiran kerja. Apa saja yang mau dilakukan selalu didahulukan dengan pertimbangan 'berapa lama akan menghabiskan waktu dan merampas kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan'. Gilanya, istri mau ngajak kemana mana pun, saya bisa penuhi setelah dengan berat hati. Dan istri merasakan ini. Kawan kawan yang mau ngajak ngumpul pun saya hindari. Saya jadi orang yang super perhatian dengan pekerjaan. Dan, yang mengerikan, ke Gereja pun agak malas. Rasanya sayang menghabiskan waktu sekian jam. Untungnya, saya disadarkan oleh indra ke enam. Bisikan ini datang pelan pelan : 'kamu memang suka kerja, atau takut kehilangan pekerjaan ?' pada saat lain, muncul lagi pertanyaan dengan kemasan lain : 'kamu tidak bisa melepaskan barang sebentar saja pekerjaanmu karna memang dedikasi terhadap perusahaan atau takut kehilangan jabatan ?'

Pertanyaan ini samar samar mulai mengembalikan diri saya yang sebenarnya. Apa yang saya cari sebenarnya ya. Kenapa bisa tiba tiba menjadi orang yang mendurhakai siapa yang memberikan pekerjaan itu buat saya. Betapa sadisnya saya ketika untuk sekedar mengambil beberapa jam saja bagian dari hidup saya untuk mengembalikan hak yang hakiki buat yang memberikan pekerjaan itu. Tuhan yang menciptakan. Tuhan yang meniupkan nafas hidup melalui nenek moyang saya, Adam !

Gila, saya bisa memiliki ketakutan, yang berarti saya mulai melupakan penguasa sebenarnya. Kenapa saya lebih takut kepada secarik kertas yang berisi penjelasan mengenai jabatan dan besar upah bulanan daripada secarik kertas di surga sana, yang setia mencatat berapa kali dan berapa lama saya hadir untuk memberikan hormat dan pujian kepada pemilik waktu di akhir zaman yang tiada akhir ? Apa yang saya lakukan selama ini ? mengganggu teman saya dengan beban kerja tanpa batas waktu hanya demi menjamin bahwa saya tidak akan mengalami gangguan apa apa atas apa yang sudah saya miliki sekarang. Saya tidak perduli apakah itu hari jumat, hari dimana ada juga yang harus mempersiapkan diri untuk ibadah jumat. ada juga yang ibadah sabtu, apalagi ibadah minggu. Untuk memanipulasi semua ini, maka perintah saya kirim atasnama loyalitas dan dedikasi kepada perusahaan. Saya tidak sadar bahwa saya sudah merampas apa yang seharusnya tidak saya miliki dari tangan orang orang yang seharusnya memiliki itu. Teman kerja saya. Saya merampas perhatian mereka atas hari ulang tahun kakak iparnya, mertuanya, bahkan mungkin anak anaknya. Saya secara sengaja tanpa sadar, menjauhkan mereka dari kehidupan sosial. Mungkin saja teman saya dengan tega akan meninggalkan kumpulan rumah duka, mungkin tetangga atau kerabatnya ada yang berduka, dan teman saya atas nama ketakutan kepada saya, bilang 'maaf, saya harus kembali ke kantor'. 'Tapi ini kan hari libur ?'. dan mereka akan jawab seperti mesin jawab 'di kantor saya tidak ada hari libur, nasib saya bisa kacau kalau saya tidak hadir seperti perintah yang saya terima'.

Saya harus mohon ampun kepada orang orang yang punya perasaan seperti ini. Juga atas perubahan sikap hidup karena ulah saya. Apa yang harus saya tanggung bila saya tidak melakukan apa apa pada hari libur ? Biarlah saya tanggung. Saya akan menikmati hari ini untuk anak anak saya, untuk keluarga saya. Karna untuk merekalah saya harus bekerja keras. Toh saya tidak mencurangi perusahaan yang sudah memberikan saya segalanya. Tapi, saya harus ingat, perusahaan ini juga diberikan oleh yang memberikan hidup. Kalau saya lebih banyak dekat kepada pemilik hidup, kenapa harus takut dengan pekerjaan ?

Batas manusiawi itu harus dijaga. Pekerjaan adalah pekerjaan, tetapi hak menikmati hidup adalah yang utama. Saya tidak akan merampas hak menikmati hidup orang lain, karna saya tidak berani memberikan jawaban atau pun pertanggungan apa pun atas apa yang menimpa orang lain karna mereka kehilangan hak menikmati hidup.

* LIBUR KAMI TIDAK PENING

Akhirnya libur sabtu lalu tidak pening. Itu hari terakhir anak anak ku ujian mid semester. Karna hari ujian sudah berakhir, saya pikir mereka harus melepaskan ketegangan selama seminggu ini. Saya sudah bisa bayangkan tekanan yang dirasakan anak kecil ini untuk mengikuti ujian. Tekanannya sebenarnya bukan disoalnya. Tapi di mama nya ! Istri saya memang cenderung perfeksionis untuk hal hal seperti ini. Dan saya bersyukur pada Tuhan atas anugrah luar biasa ini. Istri yang betul betul menjaga hal hal yang penting dan urgent. Dia bisa melepaskan diri dari kebiasaan memanjakan diri di tempat sauna. Menghindari pertemuan dengan dr. Christina yang cantik mulus itu. Dokter ini adalah dokter pribadi perawatan kulit wajah istri saya. Kalau mau coba menjaga kesegeran kulit wajah, coba maen ke daerah sambu di Medan. di sana klinik dokter Christina. Nah, dari kebiasaan ini, di tambah creambath rutin dan pedi - meni di langganannya di Medan plasa, dia bisa tiba tiba menenggelamkan diri di tumpukan buku pelajaran anak SD.
Tadinya saya kuatir dan bilang 'De, apa anak anak engga tertekan ?' Dengan enteng dan percaya diri dijawab 'Tenanglah bang, aku tau batas kebosanan mereka' Luar biasa ya, istri anda sehebat ini ga ? Dampaknya, setiap pulang sekolah saya nanya anak anak ini, 'cemana tadi ujiannya ? sukses ? Bisa jawab ga ? dan mereka jawab, 'bisalah, orang engga susah kok'. Puji Tuhan. Walaupun nanti hasil ujiannya nilainya tidak macam yang kami harapkan, minimal anak anak ku yakin pada apa yang diucapkannya. Toh seorang presiden pun dituntut untuk ngasih jawaban yang tegas dan tuntas. 'Bagaimana ekonomi negara pak Presiden ? 'Aman terkendali !'. Jawaban ini pasti bikin kita tenang kan, walaupun kenyataannya minyak tanah saja pun sudah tak mampu dibeli lagi.
Karna ujian sudah berakhir, anak anak saya bawa main sepuasnya. Tadinya istri yang mau jemput. Tapi saya putuskan saya sendiri yang jemput. Istri saya telpon untuk ketemuan di tempat sarapan pagi. Sehabis sarapan kita rencanakan main ke sun plasa. Sekarang persiapan ke tempat kejadian perkara, sun plasa, anak anak pun saya kasih pilihan. 'ikut papa atau mama ?' Eeee istri saya cemberut karna semua anak anak yang tiga orang itu, dengan cueknya ikut ke saya. Saya pun mulai memancing. 'Where to ? ' Serentak mereka bilang 'SUN PLASA !!!' hehe.. kita maen ke sana. Dan, kami puaskan maen segilanya. Bayangkan saja, ada anak SD dua orang, ditambah satu anak kecil yang belum sekolah beredar di lantai lantai sun plasa dari jam sebelas siang sampai jam empat sore, dengan pakean seragam SD !!!!
Libur sekali ini memang mantap.

Jumat, 17 Oktober 2008

* LIBUR BIKIN PENING

Besok hari sabtu. Terpaksa harus berbetah betah di rumah. Lo, kok terpaksa ? Iya eui, terpaksa karna semua bagian dari badan ini sudah otomatis tersetel untuk setiap pagi siap tempur kerja. Tiba tiba besok sabtu terbangun pada jam pagi yang sama, tapi tersadar 'yaaaa.. kantor tutup'. Mau liburan kemana ya.l Keluar kota terlalu jauh. Brastagi harus menghabiskan tiga jam. Parapat empat jam. Kota leluhur ku Tarutung, wah lebih jauh lagi : tujuh jam !

Brastagi.
Kalau harus ke sini, ya paling keras maen ke lokasinya mikie fun land. Saya belum pernah nginap disini. Biasanya kita nginap ke pusat kota brastagi. Kita suka milih hotel sibayak. Enaknya di hotel ini, makan siang bisa tinggal jalan kaki dari kamar hotel ke warungnya bang iwan. masakannya lumayan lah, walaupun ada bonus lalat. Tak enaknya pulang dari brastagi ini, seluruh pengalaman indah selama disini bisa tiba tiba hilang sesampai pulang di medan. Soalnya pulang ke medannya ini, harus dibantai kelok kelok punggung bukit barisan itu.

PARAPAT. Memaksakan diri ke parapat ? boleh juga sebenarnya. Kalau harus ke sini, enaknya berangkat dari medan paling lambat jam tujuh pagi. Jangan lewat. Berangkat jam tujuh pagi itu sudah menyetel waktu tiba di siantar. Pasti pas lapar kali itu. Langsung saja stop di pangsit parapat. Beli lah dulu kerupuk opak pinggiran jalan itu. Atau kalau perut masih oke, seruput dulu cendol panas, yang enaknya sedunia. Di parapat apa yang ditengok ya. paling paling makan siang di ajibata. Makan ikan mujaer bakar. O mak oi, jadi keluar air liur ku bah. Kalau suntuk mungkin nyebrang langsung ke samosir. Pulang dari danau raksasa ini bisalah sebentar singgah di panatapan. Oya, jangan lupa pulak harus habiskan sebutir telur bebek rebus. Puaskan lah dulu mata melahap karya Tuhan yang luar biasa ini. Macam di lukisan ku tengok, kata orang. Heran nya, setiap kita memelototi lukisan, komentarnya terbalik : 'macam asli kali gambarnya ini ya'. Hehe manusia ini memang tak jelas ya.

Tarutung (?) Sudahlah tulang. Marah pun tulang sama kami karna jarang pulang, marahlah tulang ku. Na dao an huta muna on tulang. Jauh kali la pulak kota leluhur ku tercinta ini. Kapan lah bapak bapak yang sibuk kali lomba pilkada itu bangun jalan tol medan - parapat - tarutung ya. Apa susahnya bangun jalan besar dan lebar. Bikin kek 6 jalur. Jadi kita pun pas lepas jalan ibukota, masuk tol, bisalah pulak nyoba nyoba, pecah engga ban kita kalau lari seratus empat puluh kilo per jam. Ih mak, membayangkan saja pun aku takut bah. Tapi ku rasa sudah waktunya pemerintah ini agak berpikir sikit untuk bangun akses yang nyaman ke kota ku ini. Masak cuman Jakarta sama Medan saja yang dibangun tak siap siap. Tulang, martangiang hamu di salib kasih i da. Ai molo dijaha pamaretta on, mungkin dibangun do dalan i. Alai lebi mungkin, tong dang dibangun. Tapi tunggu la dulu. Kalau jadi dibangun jalan tol ini, mana sompat lagi awak brenti di siborong borong beli ombus ombus ya. Tapi lok isih, ombus ombus katanya, orang sudah dingin dari tadi. Hajab la kita mak oi.

Kamis, 16 Oktober 2008

* NOVEMBER RAIN

When I look in to your eyes, I can feel a love restrain. But darling when I hold you don't you know it feels the same. ini kutipan lagu Guns and Roses yang kalimatnya tidak seperti asinya. Tadi malam hujan lebat bukan main. Secara pribadi saya senang bukan kepalang. Soalnya suara hujan dan gemuruh air yang menghantam atap rumah bisa mengalahkan petikan yang menyayat lead guitarnya Slash. Tapi saya berpikir orang orang yang tinggal di pinggiran sungai deli. pastilah setiap hujan turun stress mereka semakin tumbuh. Berarti kalau saya menganggap suara hujan sama dengan petikan gitar, penghuni pinggiran sungai deli menganggap suara apa ya.

Hujan ini bisa bikin kita dapat inspirasi terhadap apa saja. Bisa bikin tiba tiba hati menjadi redup. Sedih tanpa alasan. Disisi lain bisa juga bikin hati tiba tiba sumringah. Hari ini saya lumayan sumringah, karna walaupun tidak dapat light kiss in the morning dari istri tercinta, masih tetap dapat suapan dua sendok nasi putih plus ikan teri goreng kering. Saya menyebut istri saya ini sebagai manager istana kami. Dia betul betul seorang manager, pengelola yang handal. Walaupun cerewetnya itu lah, ampun.

Hujan ini bisa bikin mata hati kita terpukau terhadap apa saja. Coba ingat ingat bagaimana perasaan kita sewaktu menunggu lampu hijau menyala, tiba tiba di ujung seberang sana ada orang naik sepeda terjatuh. Pas hujan lebat. Reaksi kita berbeda jauh dibanding kalau kejadian ini pas hari terik sekali.
Hujan ini membawa dua hal yang berbeda ekstrim. Berkat dan bencana. Tergantung bagaimana persepsi kita. Persepsi sendiri dibangun oleh kebutuhan kita pada saat itu. Petani yang baru saja buka lahan sawah, baru akan menanam, pasti bersyukur syukur atas hujan. Di tempat lain, petani juga, tapi pas pada posisi akan panen. Posisi sewaktu masih butuh siraman panas matahari barang 3 hari lagi, tiba tiba hujan. Isi hati mereka mungkin akan dipenuhi umpatan, entah ke siapa. Pertanyaannya, kalau dikasih pilihan, anda mau pilih hujan atau panas terik ? Ayo, jawab.

Rabu, 15 Oktober 2008

* IMPERIAL CAKERY

Makan siang hari ini lumayan istimewa. Kalau biasanya makan di lapo atau paling keras juga pizza hut, tapi sekarang coba di satu tempat baru yang menurut saya boleh lah direkomendasikan ke orang. Saya dan rekan memindahkan tempat meeting di imperial cakery. Kalau paham lokasi daerah medan, resto ini ada di jalan zainul arifin. Posisi persisnya di sebelah kiri bank mestika. Bank mestika ini posisinya ya persis di sebelahnya imperial cakery itulah. Sambil meeting saya pesan tom yum, sementara teman meeting pesan tofu apa tadi namanya ya lupa. Pas waktu mesan, hati ini sudah pada ketetapan, siap mental menikmati tom yum. Eh pas pesanan teman datang, saya malah lebih bernapsu liat pesanannya dibanding pesanan sendiri. Dasar manusia ya, suka tidak bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri.
Anda yang mau coba rasa lain pas makan siang, saya rekomendasikan tempat ini. Soal cita rasa, meminjam istilah mas Bondan Winarno, boleh lah dikasih pendapat 'unik'. Soalnya tom yumnya sama sekali tidak mampu mengalahkan rasa golden thai yang sudah terpatri di kepala dan lidah saya. Where are you Golden Thai. Sebagai penutup makan, saya coba eskrim vanilla satu scoop. Well, asli engga kena rasanya. Cemana mau kena, wong selama ini ngertinya makan penutup itu ya pisang barangan.
Ruang tempat makan ini bolehlah. Di luar panas sekali, di dalam sini suejuk. Tidak terlalu dingin. Jadi pas sekali untuk menikmati makan siang, apalagi ditambah dengan meeting. Ternyata diskusi jauh dari meja kerja lebih efektif dibanding ngobrol kerja di tempat kerja.

Entah kenapa perasaan happy sekali makan siang hari ini. Karna rasanya, suasana tempat makan, atau mungkin karna banyak hal yang bisa saya dapatkan selama makan siang ini ya. Penasaran having lunch di imperial ? ajak saya, saya tunjukin, saya pesanin, dan pasti saya tinggalin pas mau bayar.

Selasa, 14 Oktober 2008

* DO YOU MISS MEDAN ?

Sudah berapa lama lah kelen tak pulang kampung ke Medan ini ? ada 3 tahun ? 4 atau 5 tahun ? kalo ada selama itu, sudah pastilah semua ingatan kelen sama kota ini sudah tak valid lagi. Apa yang kelen bayangkan yang berdiri disepanjang jalan sisingamangaraja ? masih pohon pohon yang besar dulu itu ? bah, sudah tak ada lagi itu coey.

Kapan terakhir jalan ke kampung keling ? (maaf coey, lebih enteng bilang ini dibanding kampung madras. no meant to racist), cuman ingat ramenya jalan pagaruyung. Ingat mie rebus atau sate padang atau martabak keling ? waduh, makan di sana udah mangkin tak seru itu. Begitu masuk ke 'pintu' jalan zainul arifin itu, bisalah kelen tengok di sebelah kiri gedung punyak nya surya paloh. Ini pun kata orang nya ini. Mana pernah ku tanya kepastian apa betul surya paloh pemilik gedung bagus ini. Oya, masih tak ingat ? dulu kelen pasti ingat di kampung keling ada kantor polisi kan ? na kantor itu sudah pindah ke tanjung morawa bos. lahan bekas kantor ini sudah berubah wujud sangat bagus. Tak kalah sama plasa senayan. Setelah lewat jalan pagaruyung itu kita lewat titi. Masih ingat istilah titi kan ? jembatan itu lah. Ternyata coey, titi ini punya nama. Namanya jembatan kebajikan. Selewat titi ini ke kiri kita mengarah ke jalan sudirman, ke kanan menuju s parman. Di sudut s parman inilah ada tegak menara lumayan tinggi. Tadinya gedung ini punya nama cambridge. pas selesai kok tiba tiba berubah jadi swiss-bell hotel. Kalo dulu suka kali kelen nongkrong ngabisin waktu di kedai aceh untuk minum kopi. Boleh lah sekarang sejam dua jam kongkow sama kawan di starbuck hotel yang kanan ini.
................(kita teruskan nantilah)...................

* SYUKUR LAH

Syukurlah, hari ini Hujan turun lagi.
Walaupun saya tau banyak orang yang menggeretakkan gigi geligi karna becek kemaren pun belum kering di halaman rumah.
Syukurlah, pagi ini, walaupun hujan, Matahari sinarnya lumayan terang.
Walaupun saya tau banyak orang yang sebel bukan main karna pengen sekali hujan turun sederas derasnya,
karna tanah yang kering kemaren masih tanggung disiram hujan yang hanya sebentar.
Syukurlah, pagi ini jalanan tidak terlalu macet, sehingga anak anak bisa tiba di sekolah lebih cepat.
Walaupun saya tau banyak yang mengutuk karna lancarnya jalanan mengurangi kesempatannya ngamen dan ngemis.
Syukurlah, hari ini sampah sampah di beberapa sudut kota ku agak lumayan bersih.
Walaupun saya tau banyak yang menyesali karna mereka tidak bisa lagi mengumpulkan sisa sisa buangan rumah tangga.
Syukurlah, saya masih bisa bersyukur tanpa menghitung berapa yang dapat berapa yang habis.
Walaupun saya tau banyak sekali orang yang hanya mengeluh karna yang didapatnya tidak sebanyak yang didapat teman.

Jangan pedulikan keluhan, umpatan dan makian orang lain, tetap saja bersyukur.
Hari ini ada panggilan rapat lagi. Sudah dipastikan akan berakhir sebelum jam makan siang. Maklum, anggaran akomodasi rapat sudah ga ada. Syukurlah, jadi rapatnya tidak terlalu panjang.

Jumat, 10 Oktober 2008

* MENCIPTAKAN KERINDUAN

Sehabis menyantap udang tepung goreng, sapi lada hitam dan steam ikan krapu, hari ini saya merasa beruntung bisa makan semeja dengan 4 orang yang jadi top management di tempat kerja. Obrolan kami enteng, tidak ada tendensi formalitas sama sekali. Dari keempat orang itu salah satunya adalah eks top management yang menjadi tempat eskalasi akhir solusi yang dulu biasanya saya lakukan. Abdul Karim ! kalau anda bertemu dengan beliau, jangan pernah berani menebak usia sebenarnya.
Sambil minum liong tea (teh liong), telinga ini merasakan nikmatnya tiga orang hebat di mata saya ngobrol melemparkan secara bergantian kedalaman ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Yang seorang lagi sih, kelihatannya lebih asik menikmati liong tahu. Hehe.. baru tau saya ternyata pak Bos ini kalau orang Batak bilang seorang 'pamangan mago'. Jago makan. Ada satu kalimat yang, sejujurnya ini adalah sikap lahir bathin saya juga, menurut saya harus saya pegang kembali dan refresh untuk diri sendiri dan team saya. Kata yang dilepaskan secara enteng ini, tapi kedengaran seperti bom C4 (maklum sering nonton HBO di rumah jadi paham jenis peledak :)) : ciptakan kerinduan di tempat kerja.

CIPTAKAN KERINDUAN DI TEMPAT KERJA.---.---
Kata ini sering saya lemparkan ke seluruh anggota team dalam bahasa yang berbeda. Baiklah hari ini saya bersedia mempelajari kembali kalimat sederhana ini. Sadar atau tidak, kita sering terjebak kepada kata 'kewajiban' sewaktu harus mempersiapkan diri untuk berangkat kembali ke tempat kerja. Hidup kita seperti mesin yang sudah diatur dan dikendalikan secara remote. Bangun jam 6 pagi. Mandi, pakai kelengkapan kerja. Santap makan pagi yang, Puji Tuhan, sudah disediakan isteri tercinta. Kemudian memanggil anak-anak untuk masuk ke mobil, cium bibir isteri yang sudah menunggu jatah light kiss in the morning sambil berdiri di sebalah pintu supir, (Kadang secara geli saya berpikir. Makjang, saya ini kuliah di Padjadjaran, kuliah lagi di Gadjah Mada, kuliah singkat lagi di Sydney University. Di kantor punya meja yang lebih besar dari rekan lainnya. Punya side job lain yang tidak kalah menantang, tapi jatuh jatuhnya jadi Sopir juga... hehe.... I like this nice job). Kemudian ya berangkat kerja. Tunggu pukul setengah tujuh malam, persiapan pulang kerja. Besok pagi, ya balik lagi seperti awal. Terlalu rutin. Dan seringkali kita engga sadar tuh apa yang bikin kita harus berangkat kerja selain berpikir, 'karna udah makan gaji'.
Ternyata, kita bisa melakukan banyak hal untuk merubah semua rutinitas secara ekstrim. Kita tidak lagi menghadapi jam 6 pagi yang tiba tiba nongol di jendela kamar. Malahan, kita tidak sabar untuk menunggu jam 6 pagi !
Sekarang coba perhatikan. Dari sekian banyak orang yang seruangan dengan kita, berapa orang yang membuat kita sebal setiap hari. Berapa lagi yang bikin kita suka dan tidak sabar untuk bertemu lagi. Dari kelengkapan ruang kerja. Apa saja yang bikin kita happy sepanjang hari, apa lagi yang bikin kita suntuk sampai berpikir 'sebaiknya dibuang ke luar saja ini mebel'. Coba hitung ulang. Kalau ternyata ada, ya udah mulai saja hubungi lagi kawan kerja yang bikin sebal tadi. Suka ga suka, mulai bangun lagi jembatan hubungan baik antara anda dan dia. Ga ada gunanya lo membenci orang lain. Orang yang suka membenci orang lain, pastilah wajahnya lebih jelek dari yang dibenci. Engga percaya ? lah, ini serius lo ini.
Lakukanlah hal hal yang sederhana untuk mengembalikan keharmonisan hubungan kerja. Kalau tidak suka sama atasan, ya ngalah sikit kenapa. Mulailah dekat dekat sama mereka. Tanya baik baik, sebaiknya bagaimana sikap anda ke atasan. Kalau sikap atasan ke kita, ya engga perlu ditanya. Kan sudah kita rasakan sendiri. Oya, mungkin anda sendiri adalah orang yang punya otoritas luas di tempat kerja. Benahin dulu beberapa hal. Meja kerja. photo photo atau poster yang sudah lama menggantung di dinding. Atau, dinding anda malah gundul engga ada apa apanya kecuali kalender pemberian kolega yang bulannya saja pun engga diganti ganti ? lakukanlah perubahan pada sisi ini.
Atau, coba perhatikan assisten anda. Mosok jaman segini asisten kita dari kelamin yang sejenis. Cari lah dari jenis yang lain. Yang laki laki ya ambil asisten perempuan. Yang perempuan ambil asisten laki laki. Engga usah kuatir dituduh yang engga engga oleh orang lain. Wong anda lurus lurus saja pun sudah pasti dituduh yang engga engga. Berarti nothing to loose kan ? Oya, kalau anda merasa sangat baik terhadap bawahan. Wake up. Coba pasang kuping baik baik, saya berani taruhan, anda pasti punya panggilan lain di tengah tengah bawahan anda. Kalau nama anda Firdaus, bisa diplesetkan sebagai Firaun. Anda sih merasa tegas dan teguh pada instruksi, tapi bawahan menanggapi lain. Tukang prentah ! Saya saja yang sangat baik ini dapat gelar 'si botak' kok. Tapi puji Tuhan, tuduhan ini tepat, karna memang saya botak. Liat saja profil di depan :)
Setelah anda temukan orang yang tepat, mulai bangun hubungan informal kepada mereka. Jangan melulu bicara target donk, bosan nek. Jaman sekarang engga semua prestasi bisa diraih lewat rapat serius. Merokok di ruang belakang sama office boy juga bisa mendongkrak penjualan mas. Kalau punya sopir pribadi, mulai besok suruh dia duduk di belakang, anda yang nyetir. Tapi kalau berangkatnya sama istri, pas supir dibikin jadi bos, istri anda suruh pake celana panjang donk. Nekad apa biarin istri pake rok mini ? Ini mah, istri anda yang membangun hubungan informal nantinya.
Percaya atau tidak. Tapi mending percaya deh, semua keadaan yang sudah anda jadikan terbalik ini, akan membuat anda tidak sabar menunggu jam 6 pagi segera tiba. Coba ingat waktu pertama kali ketemu pacar. Pas mau pulang ninggalin beliau di pintu rumahnya. Waduh.. beraaaaaattt..... Kemudian bilang gini : 'dadah sayang, selamat tidur'. Sebelum anda pergi, kekasih bilang gini lagi :'jangan lupa, besok jemput aku jam 8 lo mas'. Taruhan yok, gimana sih perasaan anda menunggu jam 8 besoknya ? Well, ciptakanlah kerinduan di tempat kerja, semuanya akan menjadi lebih baik. Ladies and Gentleman, Please, Try this at home.

Kamis, 09 Oktober 2008

o NEW BOSS, NEW HOPE

lebih kurang empat jam. Bayangkan 4 Jam ! bo, saya harus ikut berdiri tegak mengikuti ritual di tempat kerja. Hari ini, oleh big boss, dilakukan penggantian beberapa pejabat. Mereka ini adalah bos bos saya. Yang lama diganti yang baru. Kalau yang lama diganti yang lama, itu namanya tetap. Parbada !
Selama mengikuti ini, dalam pikiran banyak hal yang sedang menerawang. Jujur saja, pertanyaan klise 'bos baru lebih baik apa engga ya ?' itu muncul. Loh, siapa sih diantara kita yang tidak punya pikiran awal macam gini. Sewaktu dinyatakan terjadi pergantian, terbayang lah di mata, suasana nyaman yang selama ini dengan enak dinikmati pasti terusik. Mak jang, pastilah patah patah badan ini selama tiga bulan pertama.

Sewaktu rasa kuatir ini makin menggelayut di kepala. Saya coba narik napas sangat dalam. New boss and a new Hope. Click !! pikiran ini menebarkan udara sejuk di hati. Kita memang butuh sesuatu yang baru untuk hal yang baru yang kita harapkan akan kita dapatkan dalam waktu yang tidak lama. Past boss sudah memberikan banyak hal positif, dan saya terjebak pada metode metode usang. Past boss sudah memberikan rasa nyaman terlalu nyaman, sehingga pikiran pun terjebak pada konsep kuno.
New boss tentunya akan memberikan guncangan sedikit keras pada awal operasi. Saya akhirnya sadar, ini harus dilewati dan dirasakan. Saya merasa, saya memang butuh sedikit guncangan supaya tidak selalu berdiri di tempat yang sama. Dengan guncangan, saya akan cari pegangan baru. Menetapkan posisi berdiri yang baru. Yang lebih kokoh, yang memberikan banyak ruang untuk menjamin pondasi yang ada benar benar mapan.

New boss, new hope. Hmm. Lebih enak memikirkan ini daripada memikirkan apa yang bakal terjadi dalam tiga bulan ke depan ini.

Rabu, 01 Oktober 2008

* SEMUDAH MEMBALIKKAN TELAPAK TANGAN

WELL.... hari ini rasanya enak sekali menghirup udara pagi, siang, sore, apalagi malam. Medan selalu diguyur hujan hampir sepanjang minggu. Karna perasaan hati lagi sumringah, rasanya kok jadi cerah sekali ya. Mau duit kurang, kesehatan lagi tidak fit, tapi rasanya badan ringan dan bergairah terus. Unit saya lagi sedang happy. Apa yang kami rencanakan semuanya, eh tidak semuanya lah, sebagian besar tercapai. Walaupun tidak semuanya, pencapaian sekarang ini kami nilai sangat luar biasa. Bayangkan, sudah pakai istilah sangat, ditambah luar biasa lagi. Parabolist ya. Eh hiperbolist. Luar biasa, karna secara keseluruhan item yang kami rencanakan hanya berada pada 'second line' champion, ternyata semuanya berada pada podium utama.Anda tau tidak ya. Atau pernah tidak merasakan perasaan berdebar sepanjang minggu menantikan tercapai atau tidak apa yang sudah anda rancang ? Saya sudah merasakan ini selama tiga bulan penuh ! Bayangkan, tiga bulan. Dan selama itu seluruh energy habis terkuras. Dan puncaknya ya hari ini. Semudah membalikkan telapak tangan !

SEMUDAH MEMBALIKKAN TELAPAK TANGAN....
Biasanya kan, orang selalu bilang gini :'mencapai itu tidak semudah membalikkan telapak tangan'. Kalimat ini adalah kalimat wajar. Membalikkan telapak tangan itu mudah sekali, tapi bila dijadikan illustrasi untuk usaha tertentu, maka pencapaian itu tidak semudah apa yang kita bayangkan. Tidak semudah seperti yang kita pikirkan.
Tapi, saya mau bilang disini. Apa yang akan anda capai. Segala sesuatu yang ingin anda raih. Upaya yang akan anda lakukan adalah 'semuda membalikkan telapak tangan'. Ya. segampang anda membalikkan telapak tangan sendiri. Semuanya terpusat di Otak dan bercabang di hati. Anda mau beli sepatu baru pada kondisi keuangan yang sangat prihatin ? yang perlu anda lakukan adalah rencanakan pembelian sepatu baru. Lakukan sesuatu. Dan, anda akan merasakan beli sepatu pada kondisi uang morat marit adalah 'semudah membalikkan telapak tangan'. Anda mau tau rahasianya ?

Buat Fokus Utama........
Let say. Anda murni bekerja pada satu perusahaan, sebut saja perusahaan publik. Berarti anda seorang pegawai negeri sipil. Tapi ingin mengembangkan atau, mencoba mewujudkan apa yang anda angan angankan selama ini. Oke. Kita coba dengan usaha warung bakso. Kemudian kita upgrade lagi rencana anda menjadi pengusaha warung bakso modern, semodern es teler 77. Banyak kan sekarang ini orang pengen jadi pengusaha tapi tidak bikin gengsi jatuh. Padahal kita engga pernah tau berapa penghasilan seorang penjual bakso yang nongkrong secara permanen di sudut jalan.
Kembali ke rencana tadi. Pertanyaan sederhana. Anda mau langsung buka usaha warung bakso selevel dengan es teler 77 ? Pengalamannya ada ? Dananya punya ? Kalau jawabannya adalah ya. Ya udah, langsung aja buka warung di mall. Lantas kalau jawabannya tidak atau belum ? lakukan hal sederhana. Buat lah fokus utama anda. Warung bakso yang paling sederhana pun, menuntut modal yang anda harus miliki. Uang. kemampuan, pengalaman, keinginan, dan ambisi. Dari ke-lima point ini. Kita sepakati saja, pengalaman itu kita coret dari daftar anda. Pengalaman itu tidak penting. Kalau semua menuntut pengalaman, maka sarjana dan pasca sarjana fresh graduate akan semakin banyak jumlahnya pada kelompok pengangguran. Atau under pay.
Berarti tinggal empat prasyarat. Dan semuanya mungkin belum anda miliki. Bagaimana memulainya wong duitnya saja tidak ada ? Gampang. Pinjem. Malu minjem ? Ya cari ! Sama kaya di rumah. Beras habis ya beli. Minyak habis ya beli. Berarti uang habis ? ............ ya beli.
Sebelum kita bicara uang. Kita harus bicara ambisi. Seberapa besar ambisi anda untuk mendukung angan angan ini tidak berhenti menjadi angan angan belaka. Setelah anda yakin ambisi ini memercik, anda harus tanya lagi. Anda ingin atau tidak mewujudkan mimpi ini ? well, banyak sekali quote tanda tanya ya. Ya memang, kita memang sedang mencari jawaban dari banyak tanda tanya. Okelah kita sudah yakin bahwa kita ingin sekali mewujudkan angan angan ini. Pertanyaan berikutnya adalah kemampuan. Anda mampu menjadi penjual bakso ? Tentu tidak. wong belum pernah jualan. Bagaimana kita bisa berubah menjadi mampu ? tentunya dari berlatih. Berarti sebelum mencoba memulai usaha yang masih gelap dari bayangan kita, anda harus berusaha mencoba berlatih. Kalau tidak mampu bikin meat ball atau baksonya, anda harus berlatih meracik bumbu. Kalau tidak mampu meracik bumbu, anda harus berlatih merebus tulang sapi atau ayam untuk dijadikan kaldu yang menjadi bahan kuah sop nya. Anda tidak mampu juga membuat sop sapi atau ayam, anda lakukan hal yang paling sederhana. Menyiramkan kuah sop sapi ke dalam semangkuk mie yang sudah dilengkapi beberapa butir bakso. Intinya adalah. Anda harus mendahulukan hal yang paling sederhana sebagai dasar pijak untuk mewujudkan langkah pertama. Kalau bermasalah di uangnya, ya mulailah sisihkan sebagian gaji untuk ditabung. Kalau uang sudah dirasa cukup, mulailah rencakanan berapa mangkok yang harus dibeli. Dimana lokasi yang paling pas. Apa yang harus dilakukan untuk membuat warung bakso anda berbeda dari warung yang lain. Baik dari tampilan, layanan, maupun rasa. Harus ada yang difokuskan terlebih dulu. Fokus itu penting untuk membuat anda tidak panik, bingung, dan serabutan. Jadwal harus dibuat. Toh angan angan itu tidak anda batasi waktunya kan.

Buat Langkah Kecil Awal -.-
Setelah perencanaan matang, mulailah melakukan sesuatu. Perencanaan yang paling brilliant sekalipun tidak akan ada artinya kalau tidak pernah dijalankan. Seperti tulisan saya yang lain. Kenapa hanya KFC saja yang menjadi kaya raya dan terkenal, padahal hampir semua orang bisa membuat ayam tepung goreng ? karena Kol. Sanders tidak berhenti di rencana, sementara yang lain, asik berencana saja. Lakukanlah langkah awal yang kecil. Belanja ! Anda harus mulai belanja. dan harus diberanikan. Tidak perlu menghitung untung rugi dari awal. Belum mulai kok sudah takut rugi. Hilangkan pertanyaan 'jangan-jangan'. Jangan jangan ga laku. Jangan jangan tidak dilirik orang. Jangan jangan ga enak. Kalau dirobah gini, jangan jangan laku keras, disukai banyak orang, anda bisa jadi kaya, tapi ga dimulai mulai. Belanjalah semua kebutuhan yang sudah direncakanan. Mungkin rasanya akan geli sekali pada waktu anda mulai menata meja. Menyusun tempat tempat sendok, kecap, saos. Jangankan melakukannya, membayangkannya saja anda ga sanggup. 'aku ? jualan bakso ??' pertanyaan ini cepat cepat harus disingkirkan. Dengan segera. Anda sendiri yang memilih langkah apa yang akan anda lakukan. Kalau sudah beristri. Apakah menurut anda langkah kecil ini adalah diskusi dengan istri untuk menetapkan berapa besar dana yang anda harus pakai dan istri mengorbankan keinginan untuk beli berlian ? Lakukan saja. Apakah anda harus bicara dengan keluarga besar untuk memulai ini. Lakukan saja. Banyak lo orang tidak bisa melepaskan diri dari meminta terlebih dahulu pendapat keluarga besar. Pertanyaannya anda sendiri yang buat, dan langsung dijawab.

Mulai --.--
Ini langkah terakhir dan penutup dari rencana. Ya mulai dagang baksonya. Wong sudah beli meja, kursi, pasang papan nama, beli kompor dua belas sumbu, beli steleng segala. Mosok ga dagang dagang. Yok opo, kata kawan saya dari surabaya. Anda tau engga. Sebenarnya bakso es teler 77 itu, KFC itu, Pizza Hut itu, rasanya ga istimewa banget. Tapi hampir semua orang ga perduli dengan rasa. Kalau ditanya kenapa harus milih pizza hut untuk makan siang ? jawabannya paling paling... gimana ya, habis enak sih. Pas ditanya apanya yang enak. Jawaban selanjutnya paling paling cekikikan. Ini yang harus anda pegang. Jangan kuatirkan tentang rasa. Anda harus bikin sesuatu untuk menghilangkan rasa kuatir yang tidak beralasan ini. Jual bakso saja. Biarkan pasar yang menilai. Kalau ga laku, itung itung anda sudah punya pengalaman pernah dagang bakso dan gagal. Anggap uang sekolah toh !