Pejuang ngotot : 'it's gonna work'.... 'how can you so sure ?'.... 'because I believe it'. Seperti kita tau, memang betul serbuk yang menurut kita hanyalah ampas, bisa membangunkan kembali Optimus. Bumi pun selamat dari kehancuran.
+++
Ini sisa cerita pas liburan panjang kemaren. Kami nonton transformer rame-rame. Wathcing movies jadi bagian dari rentetan jadwal besar liburan panjang anak-anak. Jauh sebelum hari libur besar itu, sudah terlanjur pulak ter omongkan ritual yang harus kami jalankan. Awalnya sudah dipastikan kami semua berangkat, bersama seorang sahabat, merasakan dinginnya udara di Perth. Atau minimal mau 'menapak tilasi' kemana saja papanya kalau harus melakukan perjalanan pekerjaan ke negeri tuan Lee atau Dr. M. Apa mau dikata, semua rencana tidak bisa dijalankan. Kedutaan tidak kasih ijin untuk ibu-ibu hamil besar melakukan perjalananan ke negara mereka. Daripada dapat komplain dari anak-anak hebat ini, semangat pun harus dilipat gandakan. Kemana mereka mau, saya ladeni. Walau badan harus letih lesu, perasaan hati anak-anak harus dijaga cerah ceria. Biar papanya tidak dapat malu : 'janji-janji aja pun papa ini'.
Faith.......+++
Gara-gara dialog di transformer tadi, aku jadi ingat lagi omongan pendeta Wolfenden (apa Pdt Wolferden ya, maaf aku lupa). Bapak pendeta meyakinkan sekali apa pentingnya kita membangun Faith. Seluruh alur cerita tadi, yang ada dalam dialog film transformer itu intinya adalah : Faith.
Seluruh petarung di ring tinju punya massa dan volume otot yang bisa dibilang seimbang. Secara fisik, kecuali tinggi badan, hampir seluruhnya berada dalam takaran yang sama. Toh kelas-kelas petarung sudah ditetapkan. Tapi, kenapa ada sebuah jaman di mana Muhammad Ali begitu perkasa dibanding petarung lain ? Tyson begitu beringas menghabisi siapapun lawannya dalam waktu singkat. Saya berani bilang, ini semua bukan karena pukulan Ali atau Tyson jauh lebih keras dibanding yang lain. Ini bukan karena tengkorak kepala atau garis tulang rahang kedua orang super ini sangat sakti. Menurut saya, kedigdayaan keduanya muncul karena dipenuhi oleh Faith yang jauh lebih besar dibanding lawan-lawannya. Lantas kenapa kok mereka bisa hancur lebur dihadapan Foreman atau Holyfied ? Saya berani lagi bilang, karena pada saat itu, Foreman dan Holy punya Faith yang jauh lebih besar dibanding Ali dan Tyson.
+++
+++
Ada banyak kisah sukses dari orang-orang yang meninggalkan nasibnya yang selalu tergantung dari gaji bulanan, yakin akan berhasil untuk melakukan usaha tertentu. Seperti cerita tadi, atas nama persahabatan, sangat banyak rekan kantornya berusaha kasih saran bijak : 'janganlah, mending tetap saja jadi pegawai di sini. toh kita cuman datang, duduk, nikmati ac dan gajian'. Omongan seperti ini tidak bisa menggoyahkan niat hebat mereka. Mereka punya Faith : nasibnya tidak boleh tetap seperti sekarang. Dan kita bisa ternganga melihat orang-orang yang sangat nekad meninggalkan 'hidup nyaman' dengan memulai proses yang terlihat bodoh. Memulai segalanya dari dasar kembali ! Berapa tahun kemudian ? apa yang didapatnya, tidak akan mungkin diperoleh oleh temannya yang masih ngotot jadi pegawai, walaupun mereka pensiun, masuk kerja lagi, pensiun lagi, masuk kerja lagi sampai bongkok.
+++
Kalau kita beruntung ngobrol dengan orang seperti ini, bukan nilai baru yang kita dapat, tetapi kepala jadi pening seratus dua puluh empat keliling. Seluruh ungkapan, nasehat, proses yang mereka ceritakan dengan enteng, tidak mampu kita cerna. Yang nongol lagi-lagi cuman pertanyaan kita yang bodoh : kok bisa ya ?
+++Setiap berada di areal dimana banyak rumah-rumah bagus yang sangat besar, yang kita yakin hanya mampu didirikan oleh orang berpenghasilan sangat besar, saya selalu meminta anak-anak memperhatikan itu : Tuh, itu rumah siapa ? Rumah kak Iyank, abang Kevin, atau adik Michelle ? Puji Tuhan, ambisi anak-anak ini sama persis dengan saya. Mereka akan bijak memilih : bukan pa, aku engga suka sama modelnya. Nanti rumah ku seperti yang ada di jalan anu. Masing-masing mereka sudah menentukan di level mana nanti mereka ada. Yang saya miliki sekarang apa ? belum ada ! Kecuali rencana besar di kepala yang botak. Sudah sangat rapi rencana buat masing-masing anak-anak ku ini. Mereka akan melakukan apa mulai kelas SMP, setelah lepas SMU, apakah akan berambisi untuk meraih master atau kelas apapun, segalanya tertata rapi. Apa jadinya anak-anak masa depan kita kalau hanya sekedar rencana saja kita tidak punya ? Saya juga membuka peluang bahwa segala rencana itu akan berantakan di tengah jalan. Tetapi, sampai detik ini, massa dan volume Faith saya semakin besar dan membesar. Ini yang membakar seluruh nadi untuk menambah usaha apapun. Saya tidak perduli dengan gelar pebisnis PALUGADA atau pengusaha ADUHAI yang disematkan di kepala dari orang-orang dekat. Bagaimana mungkin kita harus menyerah dengan omongan-omongan kosong seperti itu. Toh Mario Teguh sendiri bisa jauh lebih sejahtera dibanding ketika beliau memiliki kekuasaan formal di sebuah bank berukuran besar untuk skala dunia (Mario pada suatu kesempatan pernah menceritakan itu di kelas). William Gates menjadi penguasa tunggal software di seluruh penjuru bumi hanya dengan modal awal keyakinan. Kata-kata 'satu putaran' dan 'lanjutkan' itu kelihatan sederhana. Tetapi kita semua tau, terlepas dari suka atau tidak kepada persona, Susilo Bambang Yudoyono, berada pada titik dimana mereka mau berada hanya karena benar-benar punya Faith yang jelas dan besar ! Kalau sudah punya keyakinan yang kuat, langkah berikutnya tidak akan repot lagi, cukup mengikuti jalur-jalur sederhana. Tidak perlu terlalu rumit. Susun saja seperti membuat teka-teki silang. Jawabannya sudah kita siapkan dengan sederhana. Well, sekarang tinggal mulai melangkahkan kaki, tentu saja dengan menciptakan pertanyaan sederhana dan jawaban yang sudah bisa kita jawab !
..................................................................
Sudah, jangan terlalu lama, segera saja mulai ! Bayangkan saja di pikiran bersih mu, di atas langit sana, di kerajaan Surga, Tuhan sedang menunggu untuk memberikan pertolongan.