Selasa, 16 Juni 2009

++****++ AXEL BILANG.... MAMAK-MAMAK KOK JADI SINGA !!

hari ujian kenaikan kelas untuk anak sekolah dasar sudah berakhir. laki-laki terhebat di dunia, Axel Pasaribu, ini pun langsung berteriak lega 'pa, uda selesai ujian kami'. Seperti biasa, aku langsung kasih respon yang terlalu over acting : 'aduh bang, keren kaliiii !!! uda lega kita ya bang. abang uda cape ujian seminggu'. sekarang bebas !!! (sambil jari-jari ku acungkan menggambarkan lambang music heavy metal). awak semangatnya berlebihan, giliran anak cute ini cuman melirik dan menggelengkan kepala. mungkin dalam hati dia ngomong gini kali : 'udala pa, tak perlu kali berlebihan macam gitu'. kebetulan sekali adik laki-laki ku (bapa udanya = pak lik) baru saja dapat momongan anak pertama. dari sekolah mereka langsung kami angkut ke rumah sakit untuk menjemput 'adik baru' nya. dari rumah sakit menuju rumah tinggal adik saya yang tadi. dari sana, mereka menolak untuk ikut pulang. ngotot untuk tinggal di rumah 'bou' (bibi) nya. ya sudah lah. toh besok cuman masuk sekolah, engga ada pelajaran resmi lagi. kita ijinkan saja dia kabur ke rumah sepupu.
entah apa yang terjadi di sana selama semalaman, besok harinya kami dengar kabar menggelikan. rupanya Axel terheran-heran menemukan, ternyata semua rumah sama kondisinya pada pagi hari : hiruk pikuk dengan teriakan ! kami kurang paham kondisi sebenarnya dari hiruk pikuk tadi. yang jelas Axel kasih statement mengheran kan : 'kenapa mamak-mamak berubah jadi Singa !'

Jujur saja, waktu dengar ini di sebelah istri, girangnya hati bukan main. Demi memanaskan hati istri, aku bolak-balik minta konfirmasi Axel : 'bang, mamak-mamak jadi apa ?' dia pasti jawab tegas "jadi singa !!". 'mmmmm.. kata saya sambil melirik istri. istri saya langsung protes : 'kok sehabis bilang singa, kalian liat mama ?.. emang mama singa ? saya dan Axel serentak buang muka. (la iyala, kami kan cuman bilang mamak-mamak jadi singa, tidak bilang beliau yang singanya). lagian.. Axel kan menujukan sebutan singa ini untuk namborunya, adik perempuan ku tadi, pemilik rumah dia nginap tadi malam.
setelah kami bongkar, ternyata namborunya ini merepet terus setiap pagi. ada saja yang diteriakkan "Joey !!! jangan maen bola di dalam rumah !!!" waktu dengar ini mungkin Axel masih kasih toleransi. eh, engga begitu lama teriak lagi "Joseph !!! turun dari sofa itu !!".... masih juga ada toleransi. yang terakhir ini yang ga diterima lagi : 'Jovanka !!!! pake shampo jangan banyak kali !' komentar yang bolak-balik diteriakkan ini akhirnya melahirkan komentar pendek. dia ngomong pelan ke Joey : 'bang.. kenapa ya mamak-mamak jadi singa ?' di rumah kami pun kayak gini lo'

Mamak-mamak jadi Singa ???
Ibu-ibu pantas mendapatkan penghargaan setinggi langit. Atas semua yang mereka lakukan untuk dirinya, anaknya, suaminya, dan rumahnya. Secara fisik, saya berani bilang, laki-laki jauh lebih lemah dibanding perempuan. Perempuan itu punya kekuatan fisik di luar akal manusia. Contohnya saja istri saya. Sekarang lagi hamil berat. Tapi masih sanggup mengurus semuanya. Bawa mobil sendiri jemput anak dan ngantar ke tempat Les. Ngurusin masalah bengkel pulak. Kalau dia merepet, saya cuman kasih komentar pendek : 'itula hebatnya mama. kekuatannya mengalahkan suami'. Saya, kalau sudah pulang ke rumah dari pekerjaan. Let say, tiba di rumah jam delapan malam. Untuk ngangkat ransel tempat note book saja pun, lemasnya minta ampun. Wajah sudah kelihatan loyo. Belum lagi kalau dari kantor singgah ke tempat Gym. Di rumah loyonya makin dobel. Kalo sudah kaya gini, anak-anak pasti udah malas untuk minta tolong ke gramedia beli buku yang mereka perlukan. anak-anak ku udah berani kasih komentar : 'ga enak sama papa ini. asik lemas-lemas aja pun'. Belum sempat kasih pembelaan atas tuduhan yang engga enak ini, mamanya mereka kasih komentar tambahan :'jangan lama kali pulang bang. kenapa selalu pulang malam sih ?' tetangga kita jam enam sore sudah ada di rumah !'. Emh... komentar ini harus dipatahkan serta merta. Tiba-tiba saya berdiri gagah menantang anak-anak : 'siapa bilang papa lemas-lemas ? papa buktikan, ayo ke gramedia !' sudah pasti 3 makhluk kecil ini serabutan merangkul kaki saya yang kurus. Terakhir... perempuan cantik ini harus dikasih penjelasan. Dengan tegar dan penuh wibawa, saya tatap matanya yang indah. Langsung menusuk ke dalam hati dan ngomong gini : 'Bayangin aja de. Abang pulang jam 8 malam sajapun, karier masih gini-gini terus. Konon pulak pulang jam 6 !'.... jawabannya ? ya sama : 'diam la bang'. Ga masalah, yang penting semua sudah dikasih jawaban yang tegas.
Kembali ke Singa tadi. Saya juga sering heran, walaupun berusaha untuk maklum. Kenapa ya, kok hampir kebanyakan mamak-mamak senang berubah wujud jadi singa ? adaaaa aja yang salah mereka lihat. Padahal jarak antara mereka dengan anak atau siapapun, bisa-bisanya ngomongnya seakan-akan berjarak 100 meter, di pinggir pantai, ombak lagi gemuruh, dan ada angin badai : 'Uda jam berapa iniiii... cepat mandiii !!'... tapi anehnya, walaupun anak-anak sering dapat bentakan, larangan, peraturan ketat yang kita orang dewasa saja kurang suka, tetap saja anak-anak terus nempel ke ibunya. Apa karena anak-anak memang dilahirkan sebagai penggemar Singa ?