Kamis, 24 Desember 2009

+++ SHUTTLE....

..pintu yang matic terbuka. Di halte situ ada beberapa orang melongokkan kepala untuk meyakinkan rute yang sedang di tempuh bus yang ukurannya besar :"siloso point, sir ?". Yang di dalam tak punya sepatah senyum, cuman anggukan kepala "get in, please". Nanti giliran di halte berikut, yang tadi cuman anggguk kepala, pelankan lagi kecepatan bus. buka pintu yang matic tadi, tunggu orang turun dan naik. Tutup lagi pintu yang matic, dan melaju. Imbiah lookout, beach station, siloso point, entah apa lah namanya, begitu saja kerja nya. Berhenti.. jalan lagi.. berhenti lagi.. jalan lagi.. Pintu nya pun buka tutup, buka tutup.
Yang sudah sering ke sentosa, sudah pasti hapal betul bus yang ada dalam cerita ini. Ini bus shuttle. Bus yang bolak balik saja angkat dan turunkan penumpang. Rute nya itu itu saja. Dari tahun dua ribu brapa ke dua ribu belas berapa nanti, kelihatannya rute tidak akan pernah berubah. Sehebat apapun mereka mengemudi, mereka tidak akan pernah mampu melewati, bahkan hanya gerbang sentosa. Selama berada dalam bus besar tadi, jangan harap mereka bisa tiba di halaman Vivo City. Tidak akan pernah. Nasib mereka sudah ditentukan seperti itu. Shuttle. Hidupnya cuman bolak-balik. Sebagian orang bilang, takdir nya sudah seperti itu.
Sekali lagi, buat yang sudah sering ke sentosa. Masih terbayang, kan ?, kecepatan bus ini tidak pernah bertambah dan berkurang. Selalu hanya maksimal 30 km per jam.Kalau tidak percaya, sekali waktu, lihat saja speedo meternya. Pelototin dengan seksama. Supaya kalian dapat pelototan dari pak supir : 'please don't stand here sir. Move backward'. Kalau kalian berani melawan mereka debat, rasakan saja logatnya yang sedap di dengar : 'sir, no stand. no stand. backward. move backward'. Kalau kita bertahan di tempat yang sudah dilarang, dia akan lanjutkan "I can't see road ahh.. Kita tidak perlu menyangsikan lagi kecakapan mereka mengemudikan bus yang modern tadi. Di jalan sempit yang mendaki dan menurun plus bonus tikungan sempit yang patah, kita tidak pernah merasakan goncangan, goyangan apalagi kejutan kejutan mendadak saat pemberhentian. Itu menggambarkan betapa hebat kemampuan mereka mengemudi. Tapi, sangat ironis, kemampuan ini hanya boleh berlaku dijalanan pendek tadi. Mereka tidak akan pernah menikmati mulusnya hotmix jembatan yang melewati Fullerton. Jangan harap mereka bisa membawa penumpang sambil cuci mata di indahnya lampu lampu lampion china town. Tidak akan pernah terjadi ! Takdir mereka hanya di sentosa. Beach station, Imbiah lookout. That's it !

Ada banyak orang terjebak dalam 'jalur shuttle sentosa'. Banyak sekali orang hampir muntah dengan ide ide brilliant yang hanya menumpuk di kepala. Mata mereka cuman bisa nanar menyaksikan dengan jelas, para orang tak terlatih, hidup enak dari penghasilan besar yang berasal dari jabatan. "Sebodoh itu bisa jadi pejabat ?"
Banyak sekali tangan-tangan pekerja keras yang mencoba usaha apapun, merasakan ketidak adilan hanya ditumpahkan di atas ubun ubunnya. Usahanya hanya segitu saja, sementara di sebelahnya, orang lain, yang menurut penilaiannya tidak lebih hebat dari apa yang dia lakukan, bisa berleha-leha dengan penghasilan yang sulit dihitung asal muasalnya. Orang seperti ini, makin lama, makin senang dalam pesta 'mempersalahkan keadaan'. Makin lama, pikirannya makin kotor dengan tuduhan-tuduhan keji atas apa yang dikiranya pasti dilakukan orang lain untuk mendapatkan hasil yang jauh diatas jangkauan pikirannya.
Orang-orang banyak hidup dalam 'shuttle bus sentosa'. Berjalan dalam jalur pikiran yang sangat teratur : menurut pikiran sendiri. Kalau kita kembali ke jalur sentosa. Apa yang harus dilakukan para supir hebat itu untuk bisa mengendarai bus di jalanan orchard ? ....... mereka harus keluar dari bus shuttle tadi. Hanya itu yang perlu dilakukan. Engga perlu terlalu banyak berdoa tapi tidak mau berusaha merubah cara berpikir. Mereka harus segera. Secepat-cepatnya meninggalkan kursi kemudi bus shuttle. Berlari keluar. Berusaha memasuki kendaraan jenis lain untuk bisa menikmati jalur baru. Semuanya harus dilakukan dengan cara berbeda.
Untuk yang kebingungan memahami shuttle bus sentosa ini, mau bilang apa awak. Makanya sekali-kali pergilah ke sentosa. Sentosa itu dekat dengan marina bay. Marina bay yang mana ? ya yang dekat sentosa itu.