Minggu, 30 November 2008

* SAY CAN, AND WILL CAN

.----------- Tangan itu, adalah salah satu anggota tubuh yang bisa merefleksikan apa yang ada dalam hati dan pikiran. Hati dan pikiran, (baca:perasaan, bukan liver :)) biasanya akan mengikuti rencana rencana gerak anggota tubuh.... Bah, jadi macam telur sama ayam ya. Mana yang duluan. Kalau pikiran kosong, jangan harap anggota tubuh bakal melakukan apa apa. Kalau anggota tubuh juga tak ada upaya untuk melakukan gerakan pada vektor mana pun, jangan harap hati dan pikiran akan melakukan apa apa untuk mengorganisasinya.----------

Ada anak yang punya kebiasaan berjalan tertatih. Jangan kata berlari kencang, untuk sekedar lari lari kecil saja pun, tidak mungkin mampu. Kenapa ya, padahal kalau fisiknya diperiksa secara medis, hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada masalah pada kedua kaki. Tapi kenapa tetap tidak bisa lari kencang ? ......... kita simpan dululah pertanyaan ini.
Sekali waktu, tiba tiba anak ini bisa berlari dengan kecepatan luar biasa. Jangan kata langkah cepat orang dewasa, yang lagi naik kendaraan sepeda, bisa dilewati dengan mudah. Agak aneh memang, di belakangnya ada seekor anjing setengah dewasa. Kelihatan 'sih' si doggy ini girang sekali mengikutinya. Mungkin saking senangnya, guk guk nya keras sekali. Semakin kencang guk guk si doggy, semakin cepat pula lari si anak tadi. Saya jadi kagum. Ini kan anak tadi yang kakinya 'lemah' ?
Ketika si doggy yang juga frustrasi tidak bisa mengikuti, dan berhenti mengejar :), anak ini pun berhenti. Ini kesempatan untuk melakukan sedikit wawancara : 'oi Tongat, yang kencang lah lari kau hari ini. Biasanya, tak pernah pernah ku tengok kau lari sikit pun. Baru ikut latihan atletik kau nak ku ? .... Anak ini tidak bisa menjawab, kecuali di matanya mengalir air yang tumpah ruah. Lebih meluap dibanding keringat yang basah di kening dan baju. Dia sama sekali tidak ngomong, cuman mendesis dalam hati : 'Tak punya perasaan pun tulang ini. Udah setengah mati pun aku lari dari kejaran si doggy loak itu, dibilangnya pulak latihan !'

Tidak ada yang tidak bisa. Percayalah, semuanya bisa. Apapun yang mau kita lakukan, akan bisa. Gagal sekali, coba lagi. Seperti Nick Vudijic bilang 'If you failed, what would you do ?... the answer is : 'Try again !. Yupe, coba lagi kalau gagal. Beberapa tahun lalu, saya dan seorang sahabat mencoba coba ketajaman naluri dan instink bisnis. Kita coba dagang mobil bekas. Pertama muncul pertanyaan : 'apa kita bisa dagang mobil ? mesin tak ngerti, harga pasar tak tau, koneksi tidak punya, pengalaman ? apalagi !'. Untungnya kami sepakat untuk tidak menunggu jawaban jawaban ini. Yang pertama kami lakukan adalah : Menjadi pebisnis mobil second ! Modal awal ? ya, mobil yang sedang kami gunakan sehari-hari. Cerita lucunya, tanpa sengaja mobil saya betul betul laku terjual, walau untungnya kecil sekali. Transaksi jual beli dilakukan di bank. Girang sekali. Keluar dari bank kita sepakat untuk bubar sementara. Dia langsung saja 'ngeloyor' menuju mobilnya. Giliran saya kebingungan. Sebelum dia melajukan kendaraan, saya langsung teriak : 'Sam, aku pulang naik apa ?'........

Sebulan dua bulan melakukan usaha ini, banyak gagal kami alami. Dan sepakat lagi, untuk 'try again !'. Kami sepakat menyebut kegagalan pertama dan berikutnya sebagai 'UANG SEKOLAH'.

Saya bukan sedang memamerkan bahwa saya pebisnis. Pesannya adalah title posting kali ini : 'say can, and will can'. Biar sajalah melanggar kaidah pronounciation atau apalah namanya dalam krama English language. Buat saya tidak perlu sekali kaidah kaidah (kecuali nilai moral, adat, dan agama lo ya), dalam melakukan menciptakan apapun. Yang penting pesannya sampai.
Seperti anak kecil yang merasa lemah tadi. Asal kita bilang 'bisa'. Pasti bisa. Memang 'sih' ada yang langsung bisa, bisa tapi menunggu agak lama, bisa tapi menunggu lama, ada juga bisa tapi lamaaaaa sekali. Yang penting : Bisa ! Anak kecil tadi tiba tiba menjadi Carl Lewis karna hati dan pikirannya punya niatan untuk menggalang seluruh anggota tubuh, mengangkat tubuhnya melayang dari tanah. Anggota tubuhnya pun meresponi apa yang sudah diniatkan tadi. Kita juga gitu. Niatkan saja dulu, setelah itu, cepat cepat direspon. ... Ada pepatah, atau apa namanya ya, asli saya lupa, yang bilang : Mulut mu, harimau mu. Kalau arti harfiah yang sering saya dengar sih, kejadian yang akan kita alami biasanya karna apa yang kita ucapkan. Artinya, bisa saja kita mengalami kejadian tidak mengenakkan karna kita tidak bisa menjaga mulut. Buat saya, agak dipelintir. Itu artinya, kita bisa menjadi apa saja. Atau tidak bisa untuk menjadi apa saja, tergantung dari apa yang kita ucapkan.
Sewaktu anak ditanya : 'kira kira ujian nanti, bisa kan nak ?' Kalau dia bilang bisa, percayalah, dia pasti bisa. Kalau pun nilainya agak jelek, itu bukan karna tidak bisa. Itu cuman karna keliru saja menjawab. Tidak terlalu masalah lah.
Pikiran kita membawa kita ke arah mana yang sudah dituju oleh pikiran. Mungkin anda pernah merasakan, kok tiba tiba kita sudah memarkirkan mobil di car park sebuah mall. Padahal tidak ada dalam catatan rencana untuk mengunjungi mall itu. Entah kenapa pula kita belanja barang, yang setelah di rumah, kita sadar kita kurang membutuhkannya. Buat saya itu adalah Mind Driven. Sudah diarahkan pikiran. Kalau kita punya kekuatan terpendam ini, kenapa tidak kita mulai saja dari sekarang. Menguasai pikiran, dan memikirkan hal hal yang BISA.
Ini rahasia kenapa karier orang bisa cepat menanjak kaya starlet (meteor), sementara yang seorang lainnya, agak lambat. Jangankan macam gerakan awan, bemo yang tidak ada bensinnya, ban kempes, hilang pula rodanya lebih cepat dari kariernya. Sewaktu ditanya bos besar :'Bagaimana ? Anda sanggup mencapai sejuta unit dalam dua hari ini ?' Nasib ditentukan oleh kecepatan menjawab ! Yang satu buka dulu historis pencapaian, yang satu lagi, dengan tanpa merasa bersalah langsung menjawab : 'Bisa Bos !' Ya sudah, SK promosi jadi miliknya.

Jumat, 28 November 2008

* WHAT A CUSTOMERS !!

ampun mak, sudah jam 24.40, masih saja ada komplain yang masuk ke 'meja' saya. seratus persen yang komplain ini adalah customer saya yang punya kebiasaan jelek dalam memenuhi kewajiban. Tapi namanya customer, that's what we are for, langkah pertama yang wajib saya lakukan adalah : layani dulu. Sudahlah, biar saja saya penuhi dulu tuntutan beliau beliau ini, besok pagi atau siang saya lakukan kontak lagi untuk mengklarifikasi perihal komplain mereka.
Besok itu mau test lari keliling lapangan. Habislah saya, tidur saja sudah kurang jam nya, harus paksa fisik beberapa jam kemudian. ........ Setelah dipikir pikir, ah, biarlah saya absen dulu pagi nanti, tidak ikut test itu. Saya yakinlah mereka yang mengelola kegiatan itu bakal maklum dengan kondisi ini. Daripada saya sakit ? bukan cuman tidak bisa ikutan test lari, malah tidak bisa kerja sama sekali. Kasihan kan perusahaan saya ? (hehehe.... kasihan perusahaan apa kasihan saya ya)

Kamis, 27 November 2008

* UPAHAN versus PROFESIONAL

................. Pernahkah kita sadar, bahwa kita sering berpikir gelap bila kita tiba pada titik tertentu : grafik performansi stagnan pada garis datar ! Kepanikan tiba tiba menyelimuti langit di atas kepala : ampun. cara apa lagi nih ?? Semakin panik ketika di kepala semakin tergambar 'rasa malu' yang akan kita tanggung karna justru pada masa kita kondisi ini terjadi. Cara yang paling gampang dipilih adalah : menghamburkan uang atas nama 'reward'.

Rewarded or Rewasted ?
Banyak orang bisa tiba tiba kehilangan kemampuan imaji hanya untuk mencari cara lain kecuali : Reward. Apa apa dinilai dengan uang. Anak dapat nilai A sama dengan 'reward' seratus ribu perak. Nilai B dikonversi dengan lima puluh ribu perak, begitu seterusnya.
Ada team yang kelihatan lemah, keterbatasan memang sudah segitu segitunya, eeee.... tidak ada angin tidak ada hujan, tiba tiba pengusaha ngomong : kalau besok, dalam satu hari kalian bisa menjual seribu unit, saya kasih reward sekeping benggol sen ! Ayo, segera berlomba !!
Di unit lainnya, batas akhir pencapaian sudah semakin dekat. Hasilnya masih sangat bikin hati deg degan. Tiba tiba merasa dapat ide brilliant : 'ayo, unit yang bisa mencapai angka sekian, saya langsung kasih reward tambahan sebagai tambahan dari reward yang sudah ditambah !
'Emang, ada yang salah ?' Ada ? dan Tidak !
Akan jadi salah bila ternyata si penerima janji reward kebingungan ! 'Dulu katanya duit terbatas, kok hari ini baik amat si bos mau menghamburkan uang ?'. Berarti duit yang dibilang ga ada, cuman bohong bohongan ? Atau kebingungan lain : 'aneh juga ini si bos, masalah kami kan memang kendala di teknis. Bukan kendala di semangat. Apa hubungannya reward dengan upaya kami dan kendala ? Wong butuhnya ganti tang, kok dikasih reward ?
Tidak akan salah bila niat munculnya reward adalah murni 'menghargai' bukan niat 'mendorong mendorong setengah paksa'. Tidak akan salah bila rewardnya idem dengan recognition, bukan disamakan dengan sebiji wortel yang diikat di sepotong ranting, kemudian digantung gantung persis di depan bibir keledai ! Dan lebih tidak salah lagi, kalau reward ini jauh dari nuansa 'merendahkan' orang lain. Kok merendahkan ? ya merendahkan lah, apa semua orang akan terbit air liurnya bila ditawarin duit ? Banyak memang, tapi tidak semua kan ?

Reward sebagai stimulus munculnya profile Upahan dan Profesional.
Bila setiap dikeluarkan reward, kemudian ujug ujug beberapa dari anggota team kita mengeluarkan seluruh kemampuan yang tersembunyi, sudah bisa dipastikan bahwa anggota ini adalah tipe orang upahan. Sama dengan orang yang berharap upah dari usaha, tentu akan bersedia melakukan apa saja demi mendapatkan 'uang tambahan'. Aduh mak, sedihnya, istilah uang tambahan itu lo. Lebih dalam lagi, kita bisa menilai bahwa orang ini adalah orang yang sangat tidak jujur pada dirinya dan perusahaannya. Buktinya saja, dia mampu melampaui target lalu kok, asal ada reward. Berarti, selama ini dia tidak kerja sungguh sungguh ? Ya bisa dibilang begitu. Pedih memang, tapi ini adalah dalil yang tidak terbantahkan. Obeng nya sama, Gergajinya sama, lah kenapa kalau tidak ada reward, hasil kerjanya jelek 'banget' ?

Berbeda dengan seorang profesional. Orang ini sudah tau standar salary. Kompensasi dan Benefit. Jalur Karir, reward dan recognition standar perusahaan. Kemudian orang ini juga sudah mematri dalam sekujur tubuhnya 'standar effort'. Energi apapun akan dikeluarkan justru dari menit pertama. Bukan dari menit terbitnya iming iming reward. It's no make sense to them untuk mencoba sedikit pun napsu mereka atas iming iming yang tidak standar. Orang profesional ini akan merasa aneh : 'reward ? reward apaan ! apa dikira aku kerja malas-malasan ? Ini reward beneran apa sindiran ? Seorang Profesional sudah tau sasaran sasaran yang akan dijalani dan diraih per hari. No care there is a reward or not !

Jadi, setelah tau ini, saya berjanji. Untuk orang yang nanti saya mampu mengupahnya, saya akan tetapkan standar layanan mereka, dan standar layanan saya. Kami akan bermain di standar itu. Reward akan saya diskusikan di awal mereka bekerja, bukan ujug ujug. Orang Upahan ??? buset.. aku profesional bro !!

Rabu, 26 November 2008

* CHEERS : FOUND THE LOST PIECE

....... Hey, look what I've found here ! A very little piece of puzzle I lost last day !... Untunglah upaya keras untuk mau berpikir akhirnya membuat saya berhasil menemukan potongan yang hilang. Upaya keras itu adalah terus menerus berpikir tentang ide baru. Ide baru bisa menyegarkan jiwa dan memelihara hidupnya harapan kita untuk tetap hidup. Ide bukanlah, menurut saya sesuatu yang luar biasa. Seperti saat Archimedes menemukan dalilnya. Atau Newton sang super jenius itu menemukan formula yang maha sulit. Ide itu seperti anda berpikir cara baru menelan sebiji bakso yang sudah dikunyah. Apa yang kita lakukan selama ini ketika mengunyah bakso ? Ya mengunyah saja kan ? Ide adalah apakah kita akan mengunyah dengan cara seperti selama ini kita lakukan atau mengunyah dengan cara baru : sambil dengar musik; sambil tersenyum; sambil jumpalitan; atau sambil lari larian ! Ini namanya ide. Belum dimasukkan ke kategori 'cemerlang', 'biasa', atau 'gila'. Toh Armstrong bilang 'one little step on a human, a big step for the
humankind' (gitu lengkapnya ya.. ).

................... Potongan yang hilang yang saya temukan adalah ini :

1. Terlalu yakin bahwa cara sudah efektif.
Rupanya, kita tidak boleh terlalu yakin kepada metode atau cara apapun yang biasa kita lakukan. Evaluasi itu sangat penting dan menjadi kunci peningkatan kesuksesan pribadi (dan unit tentunya). Well. Kami pikir cara yang sudah kami lakukan ini sudah bisa dijadikan sebagai jawaban yang paling valid. Kemaren kemaren memang, cara ini memberikan hasil yang luar biasa. Tapi, mengikuti perputaran waktu, keusangan juga berjalan sangat cepat. Bisa jadi keusangan akan terjadi dalam hitungan hari. Pantesan, kok beberapa minggu ini hasilnya segini segini saja. Kemungkinan besar cara ini efektif karena 'pelanggan' kami merasakan 'pendekatan' yang kami berikan beberapa bulan lalu sangat menyentuh mereka. Sama seperti ketika kita mulai membangun hubungan. Pertama kali nerima telepon ada rasa gemetar....'mak jang, ditelponnya aku mak'.... Kali kedua pada waktu yang sama kita terima call dari orang istimewa itu, masih juga bergetar. Malah bikin kita semakin tinggi melayang. Kali ketiga, keempat dan seterusnya ? pada waktu yang sama persis pula ? ... ya tinggal bikin announcer 'di rumah. tidur. sendiri'. (meminjam salah satu iklan)... Cara ini yang menurut saya usang, dan kami nekad melakukannya terus menerus.

2. Membiarkan diri menjadi reaktif.
Yang terjadi selama ini, rupanya, kami terlalu reaktif. Buat saya ini salah satu kondisi yang dominan 'mengagalkan' ambisi yang sudah kami tetapkan. Reaktif itu ternyata jelek. Karena
reaktif itu,
adalah tindakan yang akan muncul bila ada rangsang dari luar. Ketika garis
performansi kami stagnan, ga ada naik naiknya lagi, baru kita kalang kabut untuk berpikir untuk melakukan apa. Sewaktu grafik cenderung menanjak, effort kita turunkan. Ini tidak boleh terjadi lagi. Seperti perlombaan off road, ternyata gear kita harus tetap di double gardan, sampai kita yakin bahwa kita sudah berada di jalur tanah kering dan keras. Kalau masih ada becek beceknya walaupun sedikit, kita harus menganggap masih berada di jalur perlombaan.

3. Steered by Calendar
Kalender di ruang kerja harus diganti. Sebaiknya tanggal 25 ke atas sudah harus kita robek jauh jauh hari. Anda tau tidak, kebiasaan kita adalah menunggu saat saat kritis ini pas pada saat kalender menunjukkan angka disini ! Saya terjebak karena kalender ini lo. Saya akan namakan kondisi sebagai : Steered by Calendar ! Energi kita dipacu keluar kok justru waktu tinggal berapa hari lagi. Ini yang salah, yang terjadi selama sebulan ini. Ini tidak boleh terjadi lagi. Garis finish harus dimajukan. Artinya, target yang semula kita tetapkan akan berada pada tanggal akhir bulan, harus segera dimajukan. Terserah mau di tanggal 20, 21 atau tanggal berapa, yang penting jauh sebelum tanggal akhir bulan. Resikonya memang seluruh indera harus tetap siaga sampai tanggal 25 ini kita temukan.

Tak sia sia ya kekuatan dobelgardan. Tak perduli jalan terjal, mendaki, longsoran apalagi sekedar lumpur, say no to 'menyerah'.

Selasa, 25 November 2008

* POTONGAN YANG HILANG

....... mengerjakan puzzle itu ada enak ada ga enaknya (ya memang semua seperti itu, selalu ada sisi baik dan buruk) :) kalau puzzle terlalu sederhana dan mudah, ga ada tantangannya sama sekali. Sebaliknya kalau terlalu rumit, hilang pula beberapa bagian, puzzle bukan jadi permainan menarik lagi, tapi menjadi kegiatan yang menyebalkan. Apa engga menyebalkan, tinggal sebiji 'lobang' lagi, ee potongannya hilang. Puzzle ini akan tetap menjadi puzzle yang tidak bisa menampilkan gambar utuh.

Sekarang saya lagi pusing melihat grafik performansi unit. Rasanya segala cara, ya segala cara sudah kami lakukan. Cara kami jauh lebih banyak, kompleks, dan rumit dibanding yang pernah kami lakukan selama ini. Tapi hasilnya jauh dari yang diharapkan. Andai ini puzzle, semuanya sudah saya kumpulkan satu persatu. Semua potongan besar dan kecil sudah dikumpulkan untuk disusun kembali menjadi bagian yang utuh. Tapi, setelah semua potongan saya coba urai, susun kembali, urai lagi, susun lagi kembali, selalu gambarannya tetap saja tidak seperti yang saya harapkan. Walaupun saya sudah hitung ulang dan jumlah nya pas seperti saat semula saya dapatkan, rasanya masih ada potongan yang hilang.

Ada sisi baiknya : saya menyadari ada potongan yang hilang. Sisi jeleknya jauh lebih besar ternyata : saya tidak tau potongan mana yang hilang. Saya coba mencari potongan lain untuk mengganti potongan yang hilang ini, tetap saja tidak seperti yang saya harapkan. Lantas apa yang harus dilakukan ? Mencari potongan yang sebenarnya ! Itu jawabannya. Tapi, kemana harus dicari lagi ?

Well, tidak ada kata menyerah. Boleh lah sore ini aku kalah dengan keadaan dan kerumitan ini, tapi jangan bilang besok. Kekuatan dobelgardan pasti saya gunakan untuk memecah misteri potongan hilang ini.

Kamis, 20 November 2008

* ASKING

****** Einstein itu selalu bisa memberikan jawaban terhadap pertanyaan apapun. Thomas Alpha Edison juga jagoan dalam menemukan jawaban. Habibie, Nelson Mandela, Jenderal Sudirman, semuanya adalah jawaban bagi setiap pertanyaan. Habibie menjadi jawaban atas kebisa atau ketidak bisaan negara ini tidak hanya sebagai konsumen teknologi tinggi. Mandela, manusia bukan biasa itu, adalah jawaban atas kemungkinan terjadinya persamaan hak tanpa memandang warna kulit. Jenderal Sudirman, panglima besar itu, jawaban buat pertanyaan apakah bangsa ini punya daya juang untuk keluar dari bayang bayang 'perbudakan'. Mereka adalah jawaban.

Mereka ada memang diciptakan untuk menyediakan jawaban. Banyak orang ada untuk menjadi jawaban. Kita tidak pernah menyadari itu. Pada kondisi lain, lebih mudah mengetahui bahwa kita adalah penyedia jawaban, tapi kita sendiri tidak mengerti buat apa kita berusaha menjadi jawaban. Ada yang lebih memiriskan hati, ketika banyak orang merasa sebagai jawaban. Merasa dia baru saja dapat wangsit, dan merasa apa yang didapatnya pada kepalanya adalah jawaban yang valid dan harus diceritakan kepada banyak orang. Parahnya lagi, orang banyak ini dipaksa untuk percaya. Makanya nongol di televisi 'anda tidak cocok bekerja di air'.


Ada waktunya kita berdiam diri sebentar, untuk memahami apakah kita adalah pusat jawaban yang valid. Di banding hanya sekedar berfokus kepada jawaban, cobalah yakinkan diri bahwa yang kita berikan adalah berdasarkan kesadaran diri yang sahih. Uji dulu pendirian dan kadar pengetahuan anda terhadap seberapa kuatnya anda menguasai diri dan keadaan. Ciptakanlah banyak pertanyaan untuk dijawab sendiri. Beberapa pertanyaan yang sederhana yang mungkin kita tidak pernah tanyakan, dan yang lebih mengerikan lagi, kita tidak tau jawabannya :

Bagaimana proses perkenalan sampai kita mengawini pasangan hidup sekarang ?
Saya jamin saya masih bisa menceritakan ulang dari awal, pertengahan sampai akhir. Dan saya tau juga banyak sekali orang yang bisa mengingat dan mengulang kejadiannya dalam kepala. Tetapi saya jauh lebih yakin lagi, jauh lebih banyak orang yang sama sekali tidak ingat apa apa proses kejadiannya. Tiba tiba : ting !!! udah punya anak empat ! Hehehe.... rasanya aneh ya ketika tiba tiba merasa kepala kita mau pecah. 'Iya ya.. bagaimana ceritanya kok dulu bisa ketemu dia ?' Apa yang dulu saya ucapkan sehingga dia bersedia saya kawini ? Untuk membayar utang atas 'kelalaian' ini, cobalah ingat kembali. Misalkan, kejadian awal anda ketemu beliau. Di mall ? per wiridan ? kebaktian gereja ? di vihara ? di pura ? Jangan jangan di cafe, atau jangan jangan lagi di diskotik. Kalau kita sudah bisa menemukan jawabannya, kita bisa sadar lo kalau ternyata sikap kita yg tidak bisa menolerir perilaku pasangan adalah kurang tepat. 'Pantesan, kenapa dia senangnya nonton tipi mulu, la wong dulu waktu pacaran saja aku lebih banyak dicuekin karna ada acara televisi yang menarik perhatian dia'.

Berapa kali dalam sehari kita memperhatikan model rambut anak kita yang paling kecil ?
Saya pernah terjebak dan merasa malu, ketika dalam rangka menyenangkan hati anak dan mamanya, saya pura pura ngasih komentar pada rambut anak. 'De (panggilan buat istri), kayaknya kak Iyank perlu potong rambut nih', biar dia keliatan makin cantik. Eee istri saya bilang :'makanya bang, perhatikan anak. Kan baru tiga hari yang lewat dia potong rambut'. Oala, anak ku sendiri engga ku perhatikan. Selain sekedar model rambut anak, coba tanya dua bulan yang lalu tinggi anak kita berapa ? Dibanding minggu lewat, napsu makannya makin bagus apa makin kurang. Apa kita tau pelajaran apa yang paling disenangi dan yang paling menjengkelkan mereka ? Boneka atau robot mainan apa sih yang paling menyita perhatian anak anak ini ? Menurut kita, di masa depan, kita mau anak ini jadi apa ? Untuk mencapai masa depan itu, sudah sejauh mana rencana kita dan pasangan ? Menurut kita, berapa kali kita nelpon anak pada jam kerja setiap hari ? atau bisa tidak kita total jam kebersamaan kita dengan anak dalam seminggu ? Janji apa yang sudah dan belum kita penuhi ?


Kenapa kita memutuskan memilih pekerjaan ini ?

Banyak orang dari antara kita yang suka menyalahkan kondisi dan kebijakan perusahaan atau yang sedang kita jalankan, saat kita merasa jalan sudah mulai buntu. Ya jalan terhadap perkembangan bisnis, maupun jalan terhadap peningkatan karier. Pintu keluar itu ada seribu, dan terbuka setiap saat, bila kita ingin meninggalkan masalah ini begitu saja ! Tapi kita kan tidak bisa seperti itu. Cobalah tanyakan kembali, kok kita memilih perusahaan ini ? Kenapa mesti bisnis ini yang dijalankan ? Bukankah masih banyak peluang lain dan pilihan perusahaan lain ? Bila anda adalah pekerja, cari tau dulu kenapa anda menjebakkan diri ke perusahaan yang menurut anda ini adalah perusahaan yang tidak profesional. Kalau pertanyannya adalah 'cuman perusahaan ini yang menerima', ya sudah, ingat aja jasa perusahaan ini ?

Kalau jawabannya adalah bisnis ini dulu yang menolong kelanjutan hidup anda, yang memberikan keuntungan selama bertahun tahun sehingga and apunya segalanya, tapi sekarang lagi seret, ya ingat saja dulu keuntungan yang diberikan. Jangan jangan jawaban pertanyaannya adalah 'hoki kita ada di bisnis ini'. Berarti, teruskan saja, lebih sadar sedikit.

Ruangan mana di rumah menjadi tempat paling favorit ?
Dari sekian banyak ruangan yang sudah anda siapkan sewaktu membangun rumah, atau menyewa rumah atau apartemen, menurut anda ruangan mana yang paling favorit. Ruangan yang anda pilih untuk dijadikan tempat menghabiskan waktu yang paling banyak. Saya sering memperhatikan rumah rumah besar di sekitar jalan Sudirman Medan, atau di Graha Helvetia, atau di kompleks villa nya Taman setia Budi Indah. Kalau ditebak tebak, minimal rumah yang ada di gedung yang rata-rata berlantai dua itu ada 6 kamar. Itu masih kamar tidur. Pasti banyak ruang lain yang menambah jumlah kamar yang ada. Dari sekian banyak ruang itu, pernah sadar engga ya, ternyata dalam sebulan, ada beberapa ruangan yang sama sekali tidak pernah kita masuki ! Kalau yang ini terjadi, lantas pertanyaannya, apa tujuan kita membangun rumah sebesar ini ? Bagaimana ceritanya sampai kita memilih lahan di tempat yang ada sekarang, apa dasar pemilihan model bangunan, warna gorden, warna cat rumah, dan pemilihan model kitchen set ?

Banyak pertanyaan yang harus kita naikkan untuk dijawab sendiri. Jawaban ini harus kita temukan, untuk meyakinkan kita bahwa semua yang kita lakukan dan yang kita miliki memang terjadi dalam kesadaran diri kita. Bukan terjadi karena 'kecelakaan'. Bos saya suka bilang begini :'Succeed by designed, not by accident'. Kalau semua pertanyaan sudah kita miliki, bolehlah kita berlega hati karna kita adalah orang yang sudah menguasai diri dan keadaan.

Selasa, 18 November 2008

* NASEHAT UNTUK PENGUASA

Kantor itu seperti rumah besar yang dihuni banyak orang. Karna hartanya sangat banyak, maka dibutuhkan banyak orang untuk bisa menjaga dan memeliharanya. Tidak sekedar bertahan sebanyak itu, tapi supaya semakin bertambah. Harta yang banyak ini nantinya akan dibagi bagi sebagian kecilnya untuk penghuni rumah. Sebagian besarnya tentu untuk perawatan. Karna banyak yang harus dikerjakan, maka dibutuhkan banyak orang. Semakin banyak orang, akan semakin banyak cara yang akan terlibat dalam pekerjaan. Supaya tidak kacau balau, dipilihlah sebagian orang untuk dtetapkan sebagai pemimpin buat yang lain. Biasanya pada saat pertama sekali mendapat kehormatan sebagai pemimpin, orang akan berusaha menolak kemudahan dan keistimewaan. Ketika kedua hal itu sudah menjadi keharusan yang harus dinikmati, maka pemimpin ini mulai menikmati posisi yang ternyata banyak untungnya ini. Lupalah dia akan janjinya bahwa tugas sebagai pemimpin ini merupakan 'amanah' (hihi... geli aku kalau ada pejabat baru menyampaikan ini pada first punch nya'). Na, pemimpin dari pemimpin tadi tentunya akan menikmati kemudahan dan keistimewaan dari pemimpin yang dia tunjuk. Begitu seterusnya ke atas. Sampai pada suatu waktu, atas kenikmatan ini lahir sebuah tuntutan yang pamrih.
Karna di Medan, maka komunikasi yang terjadi adalah :'Kau ini ku tunjuk jadi pemimpin bukan cuman duduk saja di atas kursi itu. Kerja kau ! Ini yang harus kau kerjakan. Bikin aku senang dengan cara ini :
- Kumpulkan lah banyak uang entah darimana. Jualan pun kau, terserah. Yang penting banyak uang.
- Jangan kau habiskan uang rumah tangga kita. Batas yang paling besar yang bisa kau habiskan cuman satu sen. Sempat lebih entah sebelah keping logam pun, sudahlah, tamatlah 'pemimpin' kau itu. Ku cari ganti mu.
- Kalahkan rumah sebelah. Sempat tak kau kalahkan, berarti salah pilih aku. Apa mau kau ku tuduh salah pilih ?
- Kapan kau ku butuhkan ada, harus ada. Urusan istri mu, anak mu, oppung mu apalagi mertua mu, jangan ceritakan.
- Jam kerja mu, tanpa batas. Karna jam kerja ku pun tidak ada batasnya.
- Jangan sempat ku dengar kau mengeluh karna kekurangan. Taunya aku itu tugas ku untuk memenuhi, tapi jangan sempat ku dengar.
- Kalau ku tanya, jawab cepat. Entah apapun yang kau jawab, asal jawab sajalah.
- Kalau aku lagi diperiksa sama pemimpin ku, cepat kau siapkan laporan. Jangan bikin laporan yang bikin pemimpin ku tak senang. Kalau tak bisa pun kau, usahakan !
- Jangan kritik apa yang ku perintahkan.
- Jangan perbaiki apa yang salah, kalau aku yang bikin salah. Malu aku nanti.
- Kalau ada kesempatan yang bagus, kasih tau aku. Biar aku yang pertama hadir di sana. Kau, belakangan lah.
- Jangan ceritakan masalah bawahan mu. Pantang ku dengar itu. Kalau konflik bawahan mu, berarti kau tak sanggup.
- Jangan minta naik gaji.
- Jangan pikirkan naik pangkat.
- Jangan kasih pendapat untuk perintah ku yang tak manusiawi. Ingat, jangan sempat ku bilang kau tak cocok.
- Tunggu aku sampai berhasil, baru pikirkan keberhasilan mu.
- Jangan berpikir tentang agama mu. Mematuhi perintah ku, lebih baik daripada ibadah agama mu. Ingat itu.

Pemimpin suka terjebak pada urutan yang bikin dia sendiri senang. Daftar ini entah muncul darimana, tapi terjadi begitu saja. Lama lama perannya berganti, bukan lagi pemimpin, tetapi penguasa. Penguasa itu beda dengan pemimpin. Pemimpin itu selalu dihormati, karna pemimpin adalah 'jabatan' yang diberikan oleh pengikutnya. Penguasa itu adalah 'jabatan' yang suka tidak suka harus kita patuhi. Menjadi penguasa bisa dari banyak hal. Sejak dari kepemilikan atas sesuatu atau hanya sekedar tanda tangan pada selembar kertas surat keputusan. Pemimpin biasanya tidak berbatas waktu. Kata orang jakarta, kagak ade matinye. Penguasa sangat berbatas waktu. Kekuatannya hanya ditentukan oleh apa yang dimilikinya. Sama seperti Pejabat yang sekarang suka ngetop di telivisi itu. Dulu mereka itu penguasa. Tanpa tanding lagi. Apa yang dititahkan pasti harus terjadi. Tapi hari hari sekarang, mereka bukan lagi siapa siapa, karna modal kekuatannya hanya selembar tanda tangan pada surat keputusan. Lantas, enak mana Penguasa dibanding Pemimpin ? karna pertimbangan batas waktu, ya lebih baik milih pemimpin. Untuk jadi pemimpin, maka daftar tadi akan dibalik seperti ini :

- Kumpulkan lah banyak uang sekuat mu, sekuat ku, dan sekuat rumah kita ini. Jangan curi.
- Habiskalah uang rumah tangga sesuai kebutuhan kita.
- Kalahkan rumah sebelah. Tapi kalahkan mereka agar kita menjadi benar benar lebih baik.
- Kapan kau ku butuhkan ada, harus ada. Tapi urusan keluarga mu bisa mematahkan urusan pribadi rumah kita.
- Bekerjalah pada jam kerja mu.
- Usahakan jangan mengeluh. Tapi kalau harus mengeluh, jangan sungkan untuk cerita di rumah ini.
- Kalau ku tanya, jawablah seperti apa yang terjadi. Jawaban kegagalan lebih baik daripada kebohongan kesuksesan.
- Siapkan laporan seperti yang sudah kita sepakati.
- Kalau mau kritik, silahkan. Tapi tolong jaga perasaan ku ya.
- Kalau mau memperbaiki kesalahan ku, ngobrolnya berdua saja ya.
- Kalau ada kesempatan yang bagus, kasih tau aku. Biar kita lihat apa yang bisa kita lakukan untuk mu.
- Jangan ceritakan masalah bawahan mu sebagai alasan gagal. Usahakan atasi bawahan mu, ajak aku mengatasinya.
- Jangan minta naik gaji dulu, kita harus hitung dulu berapa yang kita dapat.
- Jangan pikirkan naik pangkat sekarang. Sebentar lagi kami pasti diskusikan itu.
- Jangan diam saja kalau ada perintah ku yang tak manusiawi. Jangan jebloskan aku jadi orang jahat ya.
- Jangan tunggu kapan aku berhasil. Usahakan kamu berhasil lebih dulu.
- Jangan terlau berpikir tentang rumah ini. Agama mu lebih penting dari isi rumah ini. Ingat itu.

* MAKHLUK ISTIMEWA

Jam sebelas malam. 18 nopember 2008. Tidak seperti biasanya, keempat makhluk yang paling indah ini, tiga diantaranya anak anak kecil : anak ku ! dan yang satu bukan lagi anak kecil, dia adalah ibu dari anak anak kecil tadi : istri ku ! sudah terlelap dalam waktu satu jam. Kamar kami tidak besar, cuman sekian kali sekian meter, tapi cukup luas buat kami berlima untuk melakukan apa saja. Disini saya dan istri bisa menguji ketahanan gendang telinga mendengar teriakan mereka. Makin dilarang makin keraslah suara itu. Istri saya suka marah untuk mendiamkan anak anak. Saya tidak setuju dengan sikap istri, tapi tidak menentang berlebihan. Saya cuman bilang gini : 'syukurlah de, rumah kita bisa ribut begini oleh suara anak anak. ade tau, berapa banyak rumah yang menginginkan suara ribut seperti ini ?'. jawaban istri, ya seperti biasa : 'sudahlah botak, bisa aja abang bikin alasan'. Kamar ini juga tempat uji ketahanan pegas pegas yang ada di bed kami. Tiga tiganya, bayangkan ada makhluk indah tiga sosok, satu kelas empat es de, satu kelas satu es de, dan yang satunya belum sekolah, tapi pantang tak lebih tau dari yang sudah kuliah sekalipun, berlomba loncat paling tinggi tepat di atas tempat tidur ! Yaa seperti biasa lagi, hanya marah yang disenangi istri untuk menyuruh anak anak luar biasa ini untuk berhenti lompat. Seperti biasa pula, saya sok bijak :'sudah lah de, lebih sayang spring bed atau anak ?; kalau spring bed rusak bisa beli lagi, kegembiraann anak anak karna cuman loncat loncat, engga bisa dibeli'... Jawaban istri ? ya itu tadi... kebotakan lagi yang diserang. but, I love the way she call me like that. She's my wife. Do as she gonna do. I am hers.
Malam ini anak saya yang kelas satu es de itu kurang sehat. Ini malam ketiga dia sakit. Anak ini anak terhebat yang pernah saya tau. Pemilik fisik yang luar biasa. Saya yakin, nanti besarnya anak ini adalah sang superman sejati. Besok anak ini sembuh, dan akan melakukan tugas rutinnya kembali. Menguji ketahanan pegas bed.
Saya perhatikan wajah keempat orang ini satu per satu. Pertama tentu istri. Saat tidur, adalah saat yang paling khusuk bagi saya untuk memperhatikan lagi raut wajah istri. Setiap melihat garis bibirnya, saya selalu masuk ke ruang waktu untuk kembali ke tahun sebelum saya putuskan untuk memintanya menjadi istri. Itu sepuluh tahun yang silam. Saya masih hapal baris ke empat pada lorong kedua dari kiri bangku gereja hkbp Palembang. Waktu itu saya sama sekali tidak pernah memperhatikan jalannya ibadah. Saya harus melakukan sesuatu waktu itu. Meminang orang yang duduk disebelah kiri, ya yang sekarang wajahnya sedang saya perhatikan ini. 'De, ini di dalam gereja, semoga tidak ada kebohongan di hati abang. Tuhan jadi saksi, hari ini, saya mohon bersedialah menjadi istri ku'. Melakukan itu sambil mata tetap menuju podium gereja, sama seperti pertama kali menaiki papan seluncur, langsung didorong dari puncak curam sebuah gunung es. Puji Tuhan, ternyata dia mau. Lahirlah anak kami yang tiga ini.
Wajah istri ku ini semakin matang. Sudah bisa saya bayangkan capeknya seharian memperhatikan anak anak dan rumah. Thanks ya de. Dia bersedia meninggalkan profesi seorang bankir, karna tidak rela anaknya dibesarkan orang lain. Hehe, istri siapa yang mau seperti dia ?
Anak anak ini. yang satu tidur telentang, tangannya lunglai berbaris ke atas melewati kepala. Yang satu lagi tidur tengkurap dengan kaki sebelah tertekuk. Yang lainnya tidur santai dengan kaki ditaruh di atas kakinya yang satu. Ini gaya Kevin Axel Pasaribu. Laki laki paling sempurna. Well. saat saat seperti ini, saya suka mengangkat sebelah tangan dan mengarahkannya ke mereka bertiga berganti gantian. Semoga Tuhan menyayangi anak anak ku ini, karna mereka adalah anak anak Tuhan sendiri, yang kebetulan saja menjadi anak ku. Semoga Tuhan merawat dan memelihara anak anak ku ini, seperti Tuhan merawat setiap helai rambut yang ada di seluruh kepala manusia. Anak anak ku ini menjadi orang yang suka membantu orang lain, karna itulah gunanya kita diciptakan semakin banyak dan semakin banyak : untuk saling bantu. Musuh mana pun akan segan kepada mereka. Semua kawan akan mencintai dan mendukung. Apa yang akan mereka ucapkan adalah kebaikan dan akan memberi kelegaan bagi siapa saja. Yang mereka perbuat adalah bukan hal yang biasa biasa. Mereka akan selalu hadir dan terlibat pada segala perkara yang luar biasa. Setiap media akan menceritakan tentang kekaguman mereka terhadap keturunan ku ini. Seperti cinta kepada Daud, semoga anak anak ku mendapatkan kasih sayang dari Tuhan. Seperti pembelaannya kepada Yakub, begitulah perlindungan Tuhan untuk anak anak ku. Mereka tidak membedakan apa itu agama dan suku. Karna semua warna kulit akan memandang mereka dengan kagum. Setiap pertolongan yang mereka berikan kepada siapapun, adalah merupakan bagian dari tugas yang akan saya turunkan nanti untuk mereka. Kegagalan yang ku alami akan berhenti di ujung kepala ku, tidak turun ke mereka. Kekerdilan jiwa akan mati bersama runtuhnya helai rambut dari kepala ku, tidak menimpa mereka. Kekuatiran yang berlebih, ketakutan tak beralasan bukanlah bagian dari nafas mereka. Biarlah itu menjadi milik ku. Penyakit menahun dan berulang biarlah menjadi makanan tulang ku, tidak akan diwarisi oleh darah mereka. Kemiskinan adalah puncak roda pedati ku, biarlah putaran roda pedati mereka adalah kemakmuran yang berlebih. Supaya seperti tirisan atap, rejeki mereka akan menyirami banyak orang. Kemarahan Tuhan biarlah hanya jatuh di atas kepala ku, tapi berkat berlimpah dan perlindungan Tuhan menjadi tiang awan di atas kepala mereka. setiap hari.
MMM.... Tuhan, Tuhan mendengarkan aku kan ? terimakasih, karna semuanya ku rasakan Tuhan bicara di aliran darah ku. Haleluya.

* yes, KITA BISA KOK

Hari ini adalah hari kedua saya ngikutin sebuah pelatihan. Yang sedang dipelajari adalah sebuah aplikasi baru (lagi). Memang ada pemeo 'yang abadi adalah perubahan'. Aplikasi baru ini adalah bagian dari perubahan perubahan baru itu. Untuk bisa tetap mengikuti perkembangan apapun, setiap orang wajib mengikuti dan menyesuaikan diri terhadap perubahan. Untuk aplikasi ini, saya agak sungkan menyampaikan isi hati. Rasanya sulit sekali mengikuti 'perubahan' yang satu ini. Saking banyaknya perubahan baru, maka begitu ada kabar tentang akan diluncurkannya 'teknologi' baru yang akan merubah banyak hal, tanggapan saya jadi naif : 'hah ! baru lagi ?'. 'prasaan yang baru kemaren belum hilang bau bau barunya'.
Entah karna faktor usia, atau karna awalnya sudah dicemari oleh sikap resisten, rasanya susaah sekali memahami apapun yang disampaikan instruktur. Baru jalan dua jam, saya udah mulai menyerah :'ampunlah mak, tak sanggup aku ngikutin materi ini'. Asli saya mulai malas malasan ngikutinnya. Tapi karna saya perhatikan yang lain masih saja asik dan bisa mengikuti materi, saya cepat cepat berpikir :'jangan jangan masalahnya bukan di materi, tapi justru bagaimana saya bisa menerima atau tidak'. Ajaib, begitu kalimat sakti itu melayang layang di kepala, saya, orang yang tidak ingin dikalahkan oleh kelemahan, langsung ngejreng untuk segera online dengan aplikasi ini. Dan ternyata, bisa tuh.
Sadar atau tidak, seringkali halangan untuk bisa melakukan apa saja, muncul bukan dari apa yang akan dilakukan. Tetapi justru tumbuh dari sikap dan niat kita untuk mau atau tidak. Bagaimana kita yakin kita tidak bisa, kalau mencoba saja tidak mau. Bagaimana kita bisa menganggap diri gagal, kalau sedetik pun kita belum mencemplungkan diri untuk melakukan apa yang menurut kita tidak bakal bisa itu. Orang orang bijak akan mudah mengeluarkan kalimat lembut gini : ayolah, coba dulu. Coba bayangkan gini. Kita ingin sekali menaruh sesuatu atau mengambil sesuatu dari puncak pohon tinggi. Kalau kita hanya berhenti di bawah bayangan daun yang lebat, sampai bongkok pun kita tidak bisa tau kita bisa sampai atau tidak di puncak. Bukannya sampai ke puncak, yang ada leher kita bisa patah. Okelah kita mungkin tidak kuat secara fisik. Tapi daripada cuman berpikir saja untuk bisa sampai ke puncak, kenapa tidak dimulai saja mendaki tahap tahap yang paling rendah dulu ? Kerjakan saja dulu apa yang bisa dikerjakan. Kalau bisanya cuman melangkah tiga langkah, ya langkahkan saja tiga langkah. Jangan pula untuk sekedar tiga langkah saja pun, kita lama sekali berpikir untuk mulai apa tidak.

Jumat, 14 November 2008

* KOPI TIAM



Macam kosong aja kepala awak ni. Sudahlah dicoba mau ngerjakan apa pun, sikit pun tak keluar ide. Heran juga, padahal kalaupun dompet suka kosong, ide itu tak pernah kosong. Tapi hari ini, asli bah, kalau lah ada yang gilak ngetuk ini kepala, bunyinya pasti : tenggggg..... tengggg...... karna kosongnya la itu. Jam empat sore kek gini, jam pulang kerja pun masih lama, mau ke luar pun udah tanggung. Tepaksa la tebenam awak di kursi ini. Kalo sudah suntuk gini, tebayang di mata nongkrong di kok tong kopi tiam. Awak pesan kan la segelas kopi hitam panas. Kawannya cakue la pulak kan. Kalo agak lapar, pesan nasi perang sebungkus dua bungkus. Kalo sudah nongkrong kita di kok tong ini, memang la pulak tak terasa waktu duduk kita sudah sejam lebih. Ku rasa pengusaha nya pun udah muak kali liat mukak kita. Apalagi cuman duduk saja pun, tak nambah pesanan. Awak memang bukan peminum kopi yang baek, maksud awak bukan penggemar kopi wak, tapi sekali kali minum kopi itam, entahlah jang rasanya itu mak. Kadang kadang, timbul juga penasaran dalam hati ni. Mau lah rasanya awak datangi pemilik kede, mau awak tanyak cemana dia bisa bikin kopi seenak itu. Panasnya pas. Kelat paitnya itu pas. Manis nya pun tak belebih. Oi mak. Awak yang bukan penggemar kopi saja bisa menikmati rasanya. Pas setenggak itu masuk, mak oi... rasanya di leher kita itu jang. Yang sodapan. Murahnya harga kopi tu. Tapi karna tempatnya di mall ya kan, gaya awak minum pun dibuatlah macam pengusaha. Macam ondak merencanakan sesuatu yang besar. Cuan yang gede. Padahal kepala awak dalam kondisi kosong pas minum itu. Tapi manala pulak orang orang sebelah, yang betul betul pengusaha kaya itu tau ya kan. Udah jam berapa ini, ku rasa udah mulai tak kosong lagi kepala ku. Bisalah ku mulai kerja balek.

* BLOG KU BERMASALAH ?


heran.. kenapa posting ku tidak bisa ditampilkan ??? ini masalah koneksi atau masalah di blog nya ?

Selasa, 11 November 2008

* SUARA HATI ANAK

KAMI BUKAN MEREKA
Bapak…. Mamak…. Ku !
Bapak sama mamak pasti tidak tau apa yang kami lakukan setelah kami keluar dari pagar rumah.
Bapak sama Mamak tidak tau. Kami nakal atau baik di dalam kelas. Kami menjadi teman yang baik atau malah orang yang paling tidak disukai diantara kawan kawan. Guru memandang kami sebagai pembuat onar atau pembawa damai di kelas.
Hasil ujian kami, bapak dan mamak tidak pernah tau, kami dapat karna belajar atau karna menyontek.
Kalau kami mau jadi nakal, kami bisa saja nakal. Tapi…. Bapak sama mamak, tidak usah kuatir. Kami anak mu adalah anak anak manis, semanis sewaktu kami ada di rumah. Supaya Bapak sama Mamak tidak takut, titip saja kami sama Tuhan. Tuhan adalah teman baik kami. Itu makanya fisik kami yang lemah ini, bisa kelihatan sangat kuat. Karna kami teman baik, kami pasti menjaga nama baik bapak sama mamak.

KAMI ANAK MU
Papah.. Mamah…
Kami minta maaf ya, kalau nilai rapor kami tidak sebagus yang papah sama mamah inginkan. Kami sudah berusaha semampu kami. Tapi mau dibilang apa, kelihatannya nilai kami memang baru segitu bisanya.
Tapi papah dan Mamah. Nilai rapor kami itu murni lo. Itu asli dari hasil apa yang kami ingat dari pelajaran. Anak papah sama Mamah ini pantang mencontek. Untuk apa nilai baik tapi kami melakukan kecurangan. Papah sama Mamah tidak suka curang kan ? Kami ini meniru Papah sama Mamah.
Jadi Pah… Mah… tolong bersabar ya, tunggu lah hasil kami bagus. Punya ranking paling bagus. Tapi, kalau pun kami tidak berhasil mencapainya, papah tetap sayang sama kami ya. Jangan malah memusuhi kami. Kami kan anak Papah dan Mamah. Karna kami keturunan mu, bisa saja kan, nilai kami ini meniru nilai Papah dan Mamah waktu sekolah dulu…

Jumat, 07 November 2008

* a NEW BIRTH OF FREEDOM (OBAMA MINDS)

............... prosesi pengangkatan Barack Obama sebagai ke-44 presiden Amerika Serikat bakal digelar dengan tema : 'A New Birth Of Freedom'. Sebagai seorang pengguna bahasa inggris sebagai bahasa ibunya, buat saya kalimat ini sedikit 'janggal'. Birth itu kan sudah cukup kalau digunakan untuk menggambarkan sebuah permulaan. Atau awal yang baru. Kenapa ada kata A New ? Saya mencoba untuk membaca pikiran seorang Barack Obama. Pemilihan kata itu memang merupakan pekerjaan team. Tapi saya yakin sekali bahwa main sourcenya tentu kepala dan isi hati Barack. Selama kampanye terutama saat saat detik Hillary Clinton terkalahkan, nampak sekali Barack Obama mencoba memberikan kesan ke pada siapa saja bahwa Obama adalah orang yang bebas. Dia menggambarkan bahwa dirinya lepas dari segala intepretasi apapun. Dalam benak Obama tidak tersirat setitik pun kesan bahwa Obama mengakui di negaranya sendiri sudah ada kondisi yang menggambarkan adanya keterikatan, keterbatasan, kesenjangan, bahkan diskriminasi. Itu makanya beliau percaya diri maju menawarkan diri kepada ratusan juta pemilih berkulit yang berbeda dari dirinya sendiri. Artinya, dengan pola pikir seperti itu, yang justru mampu menyihir jutaan orang, termasuk bukan orang Amerika sekalipun, ternyata Obama adalah seorang manipulator perasaan yang paling jempolan. Nomor satu di dunia !

Obama mengakui adanya diskriminasi
Penggunaan kata Freedom, secara tidak sadar menjebak Obama, minimal di mata saya, bahwa beliau sebenarnya memendam perasaan selama bertahun tahun sejak dia mengenal Harvard University, menjadi presiden di kampus itu pada satu kelompok komunitas, menjadi senator dan sebagai seorang warga negara biasa. Sudah pastilah Obama merasakan bahwa disekelilingnya masih ada istilah 'black and white'. Kalau Obama menampik ini, kenapa beliau tidak secara tegas menolak anggapan anggapan bahwa beliau adalah harapan kulit hitam ? Obama kelihatan jelas sekali menikmati bahkan memperalat kondisi ini. Sentimen ras bahkan tanpa sadar dijadikannya sebagai alat kampanye. Dan, efektif sekali. Kalau Obama lahir bathin sudah meng-aminkan bahwa dia adalah orang yang sama sekali tidak memandang lagi perbedaan ras. Sama seperti pada saat salah satu kandidat walikota sebuah kota besar di Amerika ditanya oleh wartawan : 'what will you do, to black people ?' ribuan orang menunggu tanggapan orang berkulit putih ini, yang keturunan Italia. Dasar seorang orator dan negarawan handal, dengan senyum, beliau memberikan jawaban : 'what black ? I didn't see any one black here !' Beliau benar benar berada pada tatanan super humanis. Di matanya semua orang itu sama.

Bila Obama punya pikiran yang sama dengan orang ini, harusnya beliau berani uji nyali dengan mengatakan dengan tegas di publik : 'I am not a hero of Black people. I am not a black hope !..... apakah Gedung Putih tetap menempatkannya menduduki gedung Oval ? Penggunaan kata 'freedom' jelas sekali sebagai luapan kelegaan hati seorang yang merasa tertekan begitu lamanya.
Obama menyatakan Amerika tidak pernah liberal
Selama ini Amerika merupakan negara paling liberal di seluruh muka bumi. Setiap orang boleh mengekspresikan perasaannya sesuka hati. Mau ciuman di tengah taman silahkan. Mau tiba tiba berdansa di subway sambil menunggu kereta berikut, juga tidak dilarang. Mengagetkan orang lain karna berteriak di Central Park ketika meminang wanita pujaannya : 'Will you marry me !!!!!' Memelototi orang lain ketika mendapatkan pertanyaan mengenai agama, adalah gambaran jelas dari negara yang sangat bebas. Amerika memang menetapkan Injil sebagai landasan visi negara. Keputusan keputusan penting untuk negara dan dunia selalu didasarkan oleh isi Alkitab. Tapi, mereka tidak pernah mengenal Islam, Budha, Jahudi, Hindu, Atheis atau apapun. Tapi Obama menggunakan kata 'Birth'. Birth adalah dari tiada menjadi ada. Orang tidak pernah lahir lagi setelah sebelumnya dilahirkan. Ini berbeda dengan pengertian 'lahir baru'. Obama dengan tegas menyatakan bahwa kebebasan sudah lahir atau malah sedang menunggu proses kelahiran. Amerika ? akan melahirkan kebebasan ?

Obama menegaskan kebebasan yang benar benar baru
Entah siapa yang mendahului penggunaan kalimat boros pada team sukses seorang Obama. Mereka secara ceroboh menggunakan kata A New pada awal kata Birth. Ini agak membingungkan. Apakah mereka mencoba mengartikan kalimat ini sebagai pengganti kata 're-new' ? atau memang mereka benar benar melontarkan kelegaan ? Sama dengan pada masa berakhirnya masa jahiliyah ? Atau pada masa kedatangan Mesias ? Masa dimana kelegaan terjadi dimana mana ? Pada kondisi kedatangan Mesias, kelegaan itu benar benar ada. Bukan manipulasi perasaan. Karna memang secara fisik dan psikis orang orang jaman dulu hidup dalam ketertekanan dan kungkungan. Pada waktu kedatangan Seorang yang ditunggu tunggu, wajar saja mereka berteriak puas. Obama menggunakan kata A New Birth. Maksudnya adalah datang lagi kebebasan itu atau memang secara ekstrim dia menegaskan, pada saat Obama lah kebebasan itu bisa terjadi ? Kalau ini benar, saya kecewa sekali dengan team Obama. Selama berkampanye, selama menjalankan tugas negara sewaktu menjadi anggota senat, berarti mereka memanipulasi perasaan sendiri. Dan buat saya itu adalah ketidak jujuran yang paling jahat.

A New Birth Of Freedom
Terlepas dari usaha saya membaca pikiran seorang presiden Amerika Serikat yang ke empat puluh empat, tatanan kalimat ini bisa saja indah dan bernuansa motivasi. Bisa jadi ini adalah penegasan keadaan yang sudah lama terjadi. Sama seperti sewaktu kita meyakinkan orang yang merasa lemah, yang ingin menjadi ketua kelas pada kelas dimana dia sendiri menjadi kelompok minoritas. Tetapi di kelas itu sendiri tidak pernah mempermasalahkan volume kecuali kualitas. 'Coba saja maju jadi kandidat' kamu bisa saja terpilih. di kelas ini semuanya liberal, tidak akan ada pertanyaan tentang suku dan agama kamu. Ketika orang ini memberanikan diri untuk maju, dan ternyata menang dan mendapat dukungan, mungkin saja kalimat di atas berlaku untuk dia. "Hai, memang benar kok. Amerika tidak pernah memandang perbedaan apapun. Nih, saya menjadi bukti yang nyata'. Mungkin saja, ini adalah dasar pemikiran Obama dan team sehingga mereka memilih dan menjadikan kalimat itu sebagai thema pada saat pengangkatan presiden.

Emmm.. emangnya saya siapa, berani beraninya menimbang pikiran Presiden Amerika Serikat yang ke-44 ? God Bless America.

Kamis, 06 November 2008

* KOPI TIAM

Macam kosong aja kepala awak ni. Sudahlah dicoba mau ngerjakan apa pun, sikit pun tak keluar ide. Heran juga, padahal kalaupun dompet suka kosong, ide itu tak pernah kosong. Tapi hari ini, asli bah, kalau lah ada yang gilak ngetuk ini kepala, bunyinya pasti : tenggggg..... tengggg...... karna kosongnya la itu. Jam empat sore kek gini, jam pulang kerja pun masih lama, mau ke luar pun udah tanggung. Tepaksa la tebenam awak di kursi ini. Kalo sudah suntuk gini, tebayang di mata nongkrong di kok tong kopi tiam. Awak pesan kan la segelas kopi hitam panas. Kawannya cakue la pulak kan. Kalo agak lapar, pesan nasi perang sebungkus dua bungkus. Kalo sudah nongkrong kita di kok tong ini, memang la pulak tak terasa waktu duduk kita sudah sejam lebih. Ku rasa pengusaha nya pun udah muak kali liat mukak kita. Apalagi cuman duduk saja pun, tak nambah pesanan. Awak memang bukan peminum kopi yang baek, maksud awak bukan penggemar kopi wak, tapi sekali kali minum kopi itam, entahlah jang rasanya itu mak. Kadang kadang, timbul juga penasaran dalam hati ni. Mau lah rasanya awak datangi pemilik kede, mau awak tanyak cemana dia bisa bikin kopi seenak itu. Panasnya pas. Kelat paitnya itu pas. Manis nya pun tak belebih. Oi mak. Awak yang bukan penggemar kopi saja bisa menikmati rasanya. Pas setenggak itu masuk, mak oi... rasanya di leher kita itu jang. Yang sodapan. Murahnya harga kopi tu. Tapi karna tempatnya di mall ya kan, gaya awak minum pun dibuatlah macam pengusaha. Macam ondak merencanakan sesuatu yang besar. Cuan yang gede. Padahal kepala awak dalam kondisi kosong pas minum itu. Tapi manala pulak orang orang sebelah, yang betul betul pengusaha kaya itu tau ya kan. Udah jam berapa ini, ku rasa udah mulai tak kosong lagi kepala ku. Bisalah ku mulai kerja balek.

Minggu, 02 November 2008

* BONCENG (SUPER OBAMA)

Pemilihan presiden amerika serikat selesailah sudah. Prosesinya persis seperti prosesi persiapan pernikahan sebuah keluarga, yang mengundang keluarga lain, dan keluarga yang diundang jauh lebih bahagia ketika melihat acara perkawinannya berjalan sangat bagus......
........................ american dreams, become a whole world dream....................

... and the ... new 44th president of the united states of america, is Barrack Hussein Obama.... seluruh orang demokrat memuntahkan teriakan sebagai pembayar ketegangan selama berbulan bulan. Republikan, bisa jadi sebagian mereka bertepuk tangan tanda sportifitas dan solidaritas atas kemenangan 'lawan'. Toh ini terjadi di amerika bukan di medan. Tak satu pun pendukung republikan yang merusak kantor 'KPU' sembari memaki memaki perihal kecurangan. 'DPRD' tidak berteriak kencang masalah keabsahan ijazah beliau.

Siapa yang pernah melakukan hitung hitungan ya. Selama prosesi persiapan sampai proses pemilihan presiden di amerika ini, penduduk Amerika Serikat atas nama negara United States of America tiba tiba melambung jumlahnya. Tiba tiba saja 'warga negara' amerika tidak hanya terbatas pada teritori negara 'the middle of land of america'. Kita bisa tiba tiba menemukan warga amerika di jalan sutomo medan. Ada di simpang limun. Banyak berkerumun di alun alun bandung. Di simpang lima semarang. Di alun alun selatan yogya. Di tokyo, sydney, mekkah, dubai, bahkan di puncak himalaya. Khusus di indonesia saja, jumlah ledakan warga amerika bisa melebihi warga indonesia asli sendiri yang justru hidup di tanah indonesia. Negara Afrika saja pun, tiba tiba dipenuhi oleh penduduk amerika.
Sadar atau tidak, semua orang merasa bahwa proses pemilihan presiden negara super star ini (tidak hanya super power lo), adalah proses pemilihan presiden nya sendiri. Televisi di semua stasiun di negara ini tiba tiba menayangkan acara debat, bahas, opini atau apa saja yang seakan akan Barrack Hussein Obama adalah seorang indonesia asli, dan sedang mengikuti pemilihan presiden di negara lain, untuk Indonesia.
Semua sekolah di indonesia tiba tiba saja mengaku mempunyai murid seorang Barry. Almamater almamater berebut microphone meneriakkan 'he's one of us !' Semua mengklaim bahwa mr. Barrack the part of them ! hmm.. very funny.

Afrika menangis bahagia dan bangga karna seorang kulit hitam berhasil menjadi presiden negara polisi dunia ! sama seperti sewaktu Muhammad Ali menjadi juara dunia, semakin sombong karna diterima orang banyak, dan enteng mengeluarkan makian terhadap pemimpin dunia mana pun. dan kita ikut bangga dengan Ali. padahal, Ali never think or thought about you ! Obama never think that he is black, white, red, or green. Obama is american. Itu saja.

Kita patut merasa kasihan kepada seluruh pemimpin apa saja, yang selalu mengelu elukan seorang Obama. Saya sih tau, apa yang mereka harapkan ini ada 'pamrih'nya. Pasti mereka kira semua komentar mereka tentang Obama selama berjuang untuk memasuki gedung oval akan direcord, kemudian akan dibeberkan oleh TS nya.. team sukses itu, untuk kemudian dijadwal akan 'diperhatikan'.
bagaimana mungkin ? wong bang Syamsul Arifin sang gubernur sumatera utara saja pun tidak punya daftar sama sekali siapa saja yang menjadi TS nya. Dan abang itu pasti tidak perduli. Karna beliau tau beliau berhasil masuk ke jalan sudirman karna memang dipilih orang banyak. Salah satunya mungkin anda. dan anda tidak menerima sepeserpun kan dari seorang yang mengaku team sukses ? Begitu juga mr. Barrack. He is be a president because he deserve it. Paling keras kita hanya bisa berharap begini : bagaimana mr. Barrack dan berapa lama beliau sanggup memulihkan ekonomi amerika. Masalah sentimentil mengenai warna kulit, agama, politik bukanlah menjadi pertimbangan penting buat beliau. He is a truly a gentleman and a real christian, and he will do anything he can. In God, Obama trust !




Sabtu, 01 November 2008

* SMS (Super Maximum Security)

Imam Samudra. Mukhlas. Amrozi. Tadi malam ini mereka lagi ngapain ya. Mereka ini lagi tiduran; lagi ngobrol ketawa ketawaan sama penjaga; lagi ibadah berdoa; lagi merenung; lagi nyoret nyoret tembok kamar tahanan; atau lagi apa ya ? Kemaren hari pertama bulan nopember dua ribu delapan, hari dimana ditetapkan buat mereka batasan batasan tanpa batas. Sekedar untuk mendengarkan suara penghuni kamar sebelah pun tak bisa lagi. Jangan jangan penjaga terdekat pun, yang bunyi hentak sepatunya bisa menjadi penghibur telinga, berada lebih dari sepelemparan batu jaraknya. Imam. Mukhlas. Amrozi sedang menjalani proses pengamanan yang disebut sebagai Super Maximum Security. Sudah pasti lah nonton tipi tidak bisa. Dengar radio dilarang. Tidak boleh ada benda tajam paling kecil pun, walau sekedar tusuk gigi sehabis makan. Bisa jadi kain kain panjang pun disingkirkan, untuk menghindarkan tindakan bunuh diri dengan menggantung leher.

Malam kemaren banyak orang sedang bergairah melihat kecepatan gol gol Cristiano Ronaldo. Mungkin juga sedang nonton ceritanya Abdel dan Temon. Ngakaklah kita liat dua orang 'bloon' tapi polos ini. Bisa jadi malam ini satu keluarga sedang makan di cabe rawit Sun Plasa Medan. Atau di Merdeka walk lagi browsing di free hotspot.

Lantas bagaimana perasaan tiga orang ini ? kepastian kapan keputusan apakah mereka masih bisa menjalani hak hidupnya belum ditetapkan juga. Seram juga negara ini ya. Nasib orang yang sudah di bibir jurang maut saja pun masih dipermainkan. Bayangin saja. Kepastian dapat hadiah undian saja diulur ulur, kita sudah sebal bukan kepalang. La ini, kita jadi mati apa engga masih digantung orang lain. Apa namanya ya. Orang yang akan meninggal apa masih merasakan sebal ?

Orientasi Destruktif
Terlepas dari betul atau tidak apa yang dihasilkan oleh pengadilan. Ketiga orang ini sedang menghadapi feedback hasil dari resiko dari apa yang sering mereka lakukan. Orientasi desktruktif yang sering ditunjukkan membuahkan hasil seperti yang sekarang kita lihat. Vonis mati. Ada satu pesan yang luar biasa yang saya tangkap dari mereka bertiga : menanggung resiko dengan gagah berani. Jangankan menangis, meringis saja pun sama sekali tidak terlihat dari sebaris bibir yang mampu mengeluarkan pengaruh luar biasa ini. Keyakinan yang terus terusan diteriakkan dengan teguh akhirnya bisa merubah mereka dari sekedar figur desktruktif menjadi figur yang kokoh, teguh, dan lurus. Ya, mereka lurus. Apa yang akan dilakukan sudah dipikirkan. Sewaktu melakukan pasti sambil berpikir. Dan hasil dari apa yang dilakukan juga sudah ada dalam pikiran. Sangat lurus.

Vonis mati : orientasi destruktif dalam bentuk lain (?)
Orang melakukan kesalahan, sengaja atau tidak, seharusnya masih mendapat kesempatan kedua untuk memperbaiki sikap. Memang sih, ketiga orang ini selalu menjaga citra bahwa mereka adalah para algojo algojo maut tanpa penyesalan. Tapi apa karna itu, lantas atas nama entah apa mereka juga dihancurkan ?


Mercy !! please, mercy !!

Kelompok gereja di Australia segencar gencarnya sudah berteriak untuk meminta pemerintah kita untuk punya rasa belas kasihan dengan merubah vonis mati menjadi penjara seumur hidup. Mereka pasti tau resiko bahwa membiarkan orang hidup adalah membiarkan peluang kemungkinan tetap berkembangnya keyakinan keyakinan orientasi destruktif yang memendar dari dalam penjara. Seharusnya kalau hanya sekedar menghentikan atau mencegah kekuatiran ini terjadi, kita kan bisa mulai menjaga keteguhan hati dalam menjalankan pekerjaan. Di penjara, ya jangan dibiarkan alat alat komunikasi bisa digunakan seenaknya. Tergiur sih setumpuk uang yang bisa saja didapat sebagai kompensasi pelanggaran aturan seperti itu.
Pengampunan sebaiknya cepat cepat ditawarkan kepada siapapun...... Tapi untuk manusia sekaliber Imam Samudra, Mukhlas, dan Amrozi, mungkin justru mereka lebih memilih mati beneran daripada dimati matiin dengan tawaran penjara seumur hidup ya. Jangan jangan ketika pemerintah bergeming dengan mulai melempar wacana mercy, pengampunan, ketiga orang ini malah mulai ketakutan... : 'yok opo rek pemerintah ki, mosok aku batal jadi 'syahid'. Padahal pak Sahid gitosarjono pemilik jarngan hotel sahid itu, sama sekali engga ngerti apa apa lo.