Minggu, 26 April 2009

* PECAL.....

Asal mula pecal itu adalah sayur sayuran, cabe cabean, bawang bawangan, kacang kacangan, gula gulaan, garam garaman dan air airan. Setelah semua benda ini dicampur campur dan diaduk aduk. Sampai kita kehilangan bentuk aslinya, barulah resmi namanya pecal. Sewaktu berdiri sendiri. Daun singkong itu namanya daun singkong. Kita tidak boleh memaksakan diri menyebutnya pecal. Jangankan cuman sekedar staf rendah, Presiden mana pun tidak berhak memaksakan kehendak menyebut daun singkong sebagai pecal. Tapi yakinlah, seorang Presiden tidak akan mencampuri urusan pecal ini. Tak ke sana pikirannya itu. Kacang. Waktu bulat bulat digoreng, namanya berubah, baru ke tahap kacang goreng. Kalau gorengnya terlalu lama, nama lengkapnya Kacang Goreng Gosong. Sama macam tadi, siapapun. Entah pejabat partai besar atau kecil. Pejabat tinggi di bidang hukum, apalagi sedang diperiksa KPK pulak. Jangan berharap punya kewenangan menyebut itu pecal. Bisa diejek orang sekampung dia. Setelah seluruh daun daunan yang perlu itu dipisahkan dari tempat asalnya. 'Dirusak' bentuk aslinya. Tengok aja, tak ada salahnya pun, kacang goreng itu harus dilumat. Pake batu pulak itu. Kalau pake bibir, namanya dicium nek. Seluruh bagian dari banyak benda berbeda ini dirubah bentuknya. Sifat aslinya dihilangkan. Suka tidak suka, mereka tidak lagi mengenal 'jati diri'. Dalam campuran yang 'pas', barulah namanya pecal. Rupanya macam gitu kita ini ya. Tidak semua perasaan sakit karna dipaksa berubah, perasaan direndahkan karna dipaksa menyesuaikan diri. Harus berujung jelek. Tidak mustahil semua ini membuat kita jauh lebih baik. Makanya.... banyak banyaklah makan pecal. ..... eh, jadi tringat aku sama mba Supiah.... ke sei putih dalam kita yok...

Senin, 13 April 2009

++ ENTAH ADA CINTA ENTAH ENGGA DI SI FITRI INI....

kejadiannya tanggal 12 april 2009. sekitar jam sepuluh malam lewat beberapa menit. sewaktu di layar televisi 'dijeritkan' potongan lagu 'atas nama ciiintaaaa...' serentak istri, adik ipar dan anak-anak saya berteriak histeris ! saya dan anak laki-laki saya saling pandang. kami berdua sih tetap cool ! Michelle, anak bungsu saya berumur 3 tahun 10 bulan langsung berdiri dari tidur santai nya selama nonton. menghambur ke pelukan, dan mengungkapkan perasaan 'aduh pa... jadi goyang jantung ku pa'.... dia engga bisa menemukan kata-kata deg-degan, atau berdebar, atau dag dig dug untuk menggambarkan tekanan dalam perasaannya. saya ketawa ngakak sampai dia heran... anak kecil lo ini. dia merasa emosinya diaduk-aduk karena sinetron si fitri yang sesi 3 diputus di tengah jalan. berjalan ke sesi 4.... saya perhatikan wajah istri. dia berusaha tenang. saya pancing saja becanda... 'alaaaa kalo emosi lampiasin aja, ga usah pura-pura cool'.... meledaklah dia. dia puasin kedongkolan hati. 'palak kali !!! masak ceritanya diputus kaya gitu. sinetron apaan !!!'... adik ipar saya yang perempuan juga ngoceh... 'loak kali pun sinetron nya ini. masak putusnya kayak gitu'..... saya engga usah ceritakan kasus kak Iyank. dia guling-gulingan di lantai menahan kemarahan dan kekecewaan.... semuanya disebabkan satu hal. produser cinta si fitri memutus kisah tanpa alasan jelas, engga pake basa basi. engga pernah kirim email atau pun sekedar sepotong sms ke penonton. pokoknya ide terbarunya adalah putus, ya dia putuskan saja kisahnya seenak hati.
...............___ saya sungguh sungguh kagum dengan siapapun yang terlibat dengan pembuatan sinetron apapun di negara ini. satu kata kunci sudah mereka pegang. kata kunci tentang profile masyarakat negara ini secara keseluruhan : gampang dimaenkan emosinya ! siapa yang berani menggugat kalau saya berani mengungkapkan fakta pahit ini : masyarakat kita bisa menilai sesuatu engga masuk akal, tetapi semakin tenggelam pada yang ga masuk akal itu'. contoh nyatanya ya sinetron inilah. kita ambil contoh kasus sinetron cinta fitri. orang awam sekali pun bisa menilai, engga satu pun pemeran sinetron ini ber 'acting' dengan cukup baik. semuanya pas-pasan. tapi, luarbiasa sekali produser dan sutradara bisa meramu semua itu menjadi bentuk yang seakan-akan sempurna sekali.... (sayup sayup terdengar di ujung sana ibu-ibu protes atas fakta versi saya ini... hehehe).
-------- anda tau kenapa tiba-tiba saya, orang yang paling logis ini, kok seakan-akan ngampung sekali ikut-ikutan menjadi fans sinetron kelas teri seperti yang ada sekarang. saya punya alasan lo. alasan saya ini sungguh sungguh sangat logis. kejadiannya suatu waktu siang. sewaktu jam kerja. telepon meja saya teriak-teriak untuk diangkat. setelah bilang 'haloooo', istri saya yang cantiknya tak terhingga itu memborbardir saya dengan suaranya yang merdu : 'bang ! kayanya jadi lo orang itu cerai !.... astaga ! ingatan saya kacau untuk berusaha mengingat-ingat asal mula 'cerita' ini. saya berusaha mengupas cerita apapun yang berkembang di orang-orang yang saya kenal untuk menemukan apa ada cerita yang berkaitan dengan kabar mengerikan ini. tetap engga ada ide ! pelan-pelan saya konfirmasi : 'yang jadi mau cerai itu siapa de ?'..... dia menyebutkan nama laki-laki dan perempuan yang ternyata salah satu pemeran dari sinetron !!!! oalaaaa, awak hampir mati tegang, isteri malah menyambung dengan protes : 'masak gara-gara itu abang setress ???' hehehe.. udahlah ga perlu dilawan. nah, daripada saya jantungan lagi dengar berita lainnya 'tiba-tiba dibunuh', atau 'akhirnya rumahnya disita', dengan jantan saya mulai menikmati kisah-kisah kosong di sinetron apapun. chanel mana pun yang dipilih isteri, saya ladeni. terakhir, istri yang saya bikin kaget. pas lagi nikmat-nikmatnya menikmati item new arrival di Sogo, saya colek dikit : 'cepetan cuci matanya, tersanjung mau mulai nih'.... ajaib ! bisa tiba-tiba selera belanjanya lenyap tanpa bekas. dalam hati saya bersyukur : 'sinetron ternyata bermanfaat untuk menekan sikap konsumtif masyarakat indonesa. (perhatikan ga ada 'i' ke duanya. jadi bukan mewakili nama bangsa kita... hehehe).
.............___ untuk para perempuan yang sudah punya mertua, ngaku deh. sinetron bisa menjadi wadah 'pemersatu' antara anda dan mertua kan ? hubungan mertua-menantu bisa menjadi hangat karena ada 'bahan bahasan' yang di-selera-i sama-sama, dibahas sampai ke kulit-kulitnya dengan semangat yang sama. coba kalau ga ada sinetron yang mengumbar 'kejahatan' itu, mau bilang 'selamat malam' aja agak sulit kan ? iyaa... iyaaa.. engga semuanya. tapi ada kan ?................ saya ini orang yang skeptis terhadap acara produksi dalam negeri. banyak ga masuk akalnya daripada yang logisnya. tapi, coba lihat dari sisi positip. kalau ibu-ibu dan bapak-bapak engga ada yang bersedia menjadi salah satu korban sinetron. anda bisa bayangkan shireen sungkar dan teuku wisnu mau cari makan darimana ? penulis scriptnya ? sutradara yang harus menghidupi beberapa pegawainya ? dan... produser. anda mau suruh dia dagang pecal ? dia ga bisa ngulek sambel. dia cuman bisa liat cerita aneh, bakal ditonton orang aneh, dan pasti laku. ya udah.... diproduksinya lah sebanyak-banyaknya ! satu lagi. gimana nasib para penyewa properti kalau anda engga ikut-ikutan menjadi engga pintar nonton cerita aneh itu ? makanya... tontonlah seluruh sinetron yang sudah cape-cape diproduksi negara ini.

cinta fitri
mari bahas sedikit tentang cinta fitri yuk. kisah ini adalah kisah yang paling konyol yang pernah ada. tadinya saya berpikir; alangkah anehnya seluruh orang yang terlibat dalam garapan sinetron yang sebiji ini. menjebak seakan-akan ini adalah cerita religius, tetapi ternyata orang yang paling 'baik' pun juga sama-sama punya hati yang jahat. ini gambaran kabur tentang pilihan baik dan buruk atau benar salah di kehidupan harian kita. bagaimana mungkin seorang yang berusaha ditampilkan sebagai contoh religius bisa 'membalaskan dendam' kepada orang lain. Orang yang selalu menyebutkan kata ‘sabar’ bisa tersenyum dingin sewaktu melihat hasil kejahatannya makan korban. Anda bisa bayangkan orang yang digambarkan sebagai perempuan saleh dan lembut bisa melayangkan tangan untuk melakukan tamparan kejam ? merencanakan banyak hal yang licik, yang seharusnya tidak akan pernah tercatat dalam pikiran orang yang berhati bersih. Saya mau protes dalam hati. Tapi tiba-tiba mengingatkan diri : ‘orang lain menikmati cerita aneh ini lo. Masak cuman kamu sendiri yang berpikir logis ? bakal jadi orang aneh nantinya’. Ya sudah, suka engga suka saya ikuti saja arus pasar. Sama dengan illustrasi yang suka saya sampaikan kalau sedang buka acara kecil dalam meeting para penjual : ’tetaplah berhati dingin tanpa emosi bila ada orang menghina produk yang kita jual. Yang nyinyir itu hanya mereka. Tetapi volume penjualan akan menyimpulkan apakah yang nyinyir yang benar atau usaha keras mu yang berhasil’... kita tau sampah itu engga ada manfaatnya. Tetapi kalau sampah itu laku dijual dan banyak yang beli, berarti sampah adalah baik dan disukai orang banyak. Jual sampah saja ! samalah dengan kondisi sekarang. Sinetron parah, engga bisa dibilang parah. Faktanya pembelinya membludak. Kesimpulan akhir ? sinetron itu bagus. Jangan pernah lupakan tiga biji piala-piala entah dengan kategori apa berhasil mereka raih. Masih nekad bilang sinetron itu engga bagus ? coba bayangkan umpatan orang-orang yang menurut kita sungguh berpikiran cerdas : 'alaaa.. mana mungkin ada cerita kaya gini. masak dipukuli bukannya teriak minta tolong tetangga'..... 'mana ada sih, orang ditampar cuman diam saja ?.... 'ai mak, yang bodo la si farel ini... bodoooo kali'.... berkali-kali mengumpat... tapi terus saja nonton sampai sesi sesinya habis... bis.... produser paham itu. dibodoh-bodohinya kita yang kebetulan pulak rela menjadi terbodoh...

tolak sinetron atau gimana ?
kalau ada yang bersedia bikin survey, saya berani bilang sebenarnya yang suka sinetron yang ga jelas juntrungannya itu jauh lebih banyak dari yang tidak suka. Dari kelompok yang tidak suka ini pun, kalau disurvey ulang kejujurannya, bakal ditemukan jauh lebih banyak yang aslinya suka dibanding yang benar-benar tidak suka. Yang jadi masalah memang, beberapa berani ngomong jujur ’aku suka, terserah kamu bilang norak’. Jumlah yang lebih besar berani bilang dengan tegas ’tolak sinetron ga bermutu !’... pas ditelusuri, orang-orang ini bisa menceritakan rincian cerita yang mereka tolak. Lah, kalo dia beneran ga nonton.. kok bisa meruntut cerita yang mereka tolak ? hehehe lucu ya... emang lucu..... dampak buruknya buat keluarga mungkin ada, mungkin juga engga. Yang jelas susah diukur dan dilihat wujud dampaknya. Kalau anda ketakutan, entah dengan alasan apapun, anak-anak atau suami atau istri sendiri bakal rusak kejiwaannya gara gara sinetron cinta fitri, tinggal jaga saja mereka. Usahakan sekeras-kerasnya menyadarkan mereka bahwa sinetron itu palsu dan tidak pantas dijadikan sebagai kiblat perbuatan. Anda harus lakukan itu sekeras-kerasnya. Ditambah berdoa jauh lebih keras supaya cerita itu engga masuk ke dalam relung keluarga. Hehehe... produser kok dilawan. Jangankan kita, pemerintah aja ga berani negur kok.....

Rabu, 08 April 2009

+**+ BURUK RUPA, CERMIN DIBELAH.....

beberapa hari aku agak sebal tak putus-putus (tengoklah, biasanya pake 'saya' terpaksa pake 'aku'. orang udah palak kali !). cemana tak sebal, ada bank bolak-balik nelpon ke meja kantor. urusannya soal tagih menagih piutang mereka yang kebetulan dilakukan orang yang kerjanya seruangan pulak sama kita. tak ada hujan tak ada angin, kagetnya bikin kepala tiba-tiba pening : '....@#$!!!**%##... umpat si penelepon'. kita respon baik-baik, ini adda apaaa.. adda apaaaa.... eh, makin kasar dia. intinya maki-maki dan menghina nama baik perusahaan. awak yang nerima telpon kan tunggang langgang kebingungan. yang ngutang pribadi, kok perusahaan mendapat makian ? karena seringnya mereka telpon dengan umpatan-umpatan, lama-lama saya menjadi merubah kasus ini menjadi teror. bukan lagi penagihan !
walau hati panas bukan main ; gimana engga panas. mereka ngomong macam orang tak beradat, masak mesti dilawan seperti tak beradat ? hati ditahan-tahan, atas nama Nama besar perusahaan. minimal saya sudah menilai bahwa perusahaan dimana dia bekerja itu adalah perusahaan kerdil. gimana ga kerdil. kok mereka mau-maunya merekrut perusahaan penagih yang kemampuan komunikasi dan negosiasi mereka rendahnya di bawah titik nol.
seumpama mereka berusaha mengumpulkan kembali seluruh dana yang sudah dimanfaatkan, lakukanlah langkah-langkah sederhana. kirimin dulu surat langsung ke debitur. terbitkan surat jangan sekali. harusnya lebih dari 2 kali. kasih lah status dari pemberitahuan menjadi ke peringatan ! setelah itu, ya kunjungan konfirmasi. ..... -___ yang mereka lakukan cuman telpon. saya ngerti telpon itu biayanya paling rendah. surat jauh lebih mahal dibanding sekedar beberapa pulsa yang dihabiskan. kalau kunjungan ? ya jauh lebih mahal. mmm.. kalau mereka ngotot di metoda outbond call, saya jadi curiga...jangan-jangan perusahaan penagih ini ga punya modal.. modal mereka cuman beberapa meja kecil dari kayu. dilengkapi beberapa buah kursi. dan rekrut beberapa petugas tanpa keahlian, tetapi dengan standar gaji yang rendah. kemungkinan ini bisa saja terjadi. bukan bermaksud melakukan rasisme terhadap tingkat pendidikan, tapi saya bisa merasa dengan jelas bahwa yang melakukan penagihan, tidak punya ijazah di atas sekolah menengah. sorry to say that ! perusahaan seperti ini, semestinya engga melulu menyalahkan para debitur mereka. mereka juga harus berkaca kepada kemampuan analisa dan evaluasi mereka terhadap calon debitur atau pemegang kartu. dengan kemampuan di atas rata-rata, harusnya sudah tau lah dari awal bahwa : 'orang ini punya kecenderungan ngemplang, atau orang ini tidak pantas ditawarin kartu kredit'.... kalau kemampuan ini tidak mereka miliki ? walah, apa nama besar perusahaan mereka masih bisa diakui sebesar ini ? jangan-jangan sudah tereduksi sebesar setengahnya. dari semula perusahaan dengan nama besar pemilik modal pinjaman, menjadi perusahaan tukang kridit. atau rentenir. yang punya pengalaman atau pernah mengetahui, sudah tentu mengerti seperti apa kebengisan tukang tagih kredit. pas terjadi tarik-menarik proses penagihan antara si tukang tagih sama si parbus (=parutang busuk; orang yg ngutang tapi ga niat bayar), disinilah sumpah serapah dihamburkan di atas kepala mereka berdua. giliran awak yang dengar terlemas-lemas tak tahan.
saya engga tau, apakah pejabat yang bekerja di perusahaan yang suka menjebak orang dengan utangan ini mengerti betul seperti apa proses pemberian pinjaman dan proses persiapan penagihannya. jangan-jangan mereka pikir prosesnya sederhana : pinjamkan saja, habis itu paksa bayar. ya mana bisa seperti itu lah. dengan kemampuan komunikasi yang rendah dan memprihatinkan, sudah pasti orang yang sebenarnya punya niat bayar, akan membatalkan niatnya dan semakin ngotot untuk ngemplang ! apakah ini sifat asli mereka ? ya belum tentu ! tetapi kalau sudah harga diri diinjak ? masing-masing kita bisa kasih jawaban apapun untuk bersedia melakukan apapun.. ya engga ? jangan pulak karena mereka tak mampu, yang disalahkan malah orang lain yang tidak terlibat. buruk rupa, kok cermin dibelah.
_____karena si penagih yang kurang mengerti tata cara komunikasi ini, terus terang sempat hilang selera ku untuk menikmati makan siang. tapi... harus tetap berpikir jernih. jangan pernah terbawa pengaruh apapun untuk kejadian apapun. keputusan kan ada di tangan kita. kalau ternyata mereka tetap ngotot kasar dan menghina terus nama besar perusahaan tempat aku kerja, padahal aku dan perusahaan ku tidak mengerti apa-apa urusan ini, enteng saja.. ku tutup saja kartu kredit citibank ku ini,..... kenapa rupanya !!!

Senin, 06 April 2009

++**++ STAY COOL....... (kalau bisa)

hitung sajalah, sudah berapa puluh juta. atau ratus juta, atau bahkan milyar rupiah yang terlanjur dihabiskan orang-orang, selama kampanye. berapa dana yang terlepas dari genggaman semua orang yang berharap berhasil duduk di salah satu kursi gedung dewan perwakilan rakyat;entah tingkat mana. ____ada orang yang betul-betul paham tentang pengeluaran, tidak sedikit pula yang sama sekali engga paham kenapa harus mengeluarkan duit. ada orang-orang yang memang menyisihkan sebagian dari hartanya, tidak sedikit pengeluaran itu adalah seluruh hartanya ! ada orang yang sudah siap secara mental atas resiko 'perjuangan', ada banyak yang mengira itu seperti menanamkan investasi di bidang usaha. duit sebanyak itu betul-betul keluar sebagai biaya yang mustahil diminta kembali. statusnya berubah menjadi uang hangus !
di kota saya saja, Medan, banyak yang saya tau, secara finansial sebenarnya mereka tidak kaya-kaya amat. tapi hebatnya, mereka mampu menggelontorkan uang yang jumlahnya sangat besar. hitungan kasar saja, hanya untuk lembaran bendera kecil yang wajib mereka cetak dan tebarkan, sudah pasti membutuhkan dana di atas 50 juta perak ! uang semua itu lo. tak bisa dicampur daun pisang. belum lagi mungkin acara kongkow-kongkow dengan label 'center'. 'Fulan Center', 'Anu Center', 'Bayo Center' .... macam betuuuull aja. dari semula tidak mengerti apapun tentang perpolitikan, tiba-tiba mereka berubah menjadi orang yang sangat paham bagaimana strategi mengumpulkan, memotivasi, dan menjaga loyalitas konstituen. bayangkan saja, yang biasanya hanya hapal bawang merah pipilan, atau kol gepeng, atau cabe keriting, sekarang sangat fasih bicara mengenai konstituen, undang-undang, dasar-dasar peraturan, pokoknya segala sesuatu yang berbau-bau bahasa langit. bahasa yang biasa digunakan oleh para pembesar partai..... bisa jadi, anak-anak di rumah tiba-tiba tidak bisa mendekati papa atau mamanya karena begitu banyaknya bodyguard di ring 2, dan ring 1. anak-anak minta bantuan penyelesaian tugas matematika, malah dijawab dengan visi-misi. dari semula hanya mengenal buku 'sele-sele', beberapa bulan belakangan menjadi sangat fasih bagaimana menggunakan buku agenda. jadwal pertemuan sangatlah padat. duit digelontorkan tanpa panjang pikir : 'bang, ada ratusan konstituen ingin mendengarkan abang ngomong. kita hanya butuh dana 5 juta perak. suara yang akan kita raup sebanyak sekian ribu'. ...... sebenarnya beliau-beliau ini sudah mulai jeri dengan pengeluaran tanpa batas. tapi mau gimana lagi, ini berhubungan dengan pertaruhan 'nama baik'. gengsi ini memang mahal harganya. lagian sudah kadung. wong sekian puluh juta sudah dihabiskan tanpa jejak, masak cuman tambahan sekian juta malah dihitung ulang ?
minggu ini atau tepatnya beberapa hari sebelum tanggal 9 april 2009, seluruh kota di muka bumi negara ini tiba-tiba senyap. saya merasakan suasana yang agak 'aneh', kosong luarbiasa dan sedikit menyeramkan. saya seperti mendengarkan degup jantung ratusan orang, mungkin ribuan. berapa banyak doa-doa dipanjatkan hanya dengan satu kalimat singkat : 'semoga apa yang sudah dikeluarkan, mendapatkan hasil yang sepadan !'..... sudah tentu tidak akan ada yang rela menghabiskan dana dan pikiran tapi tidak mendapatkan apa-apa sebagai pembayar..... kalau kita bisa melihat bentuk nyata, sudah pasti kita bisa melihat ratusan juta hurup '?' berhamburan mengisi langit. pertanyaan yang bisa mengiris perasaan hati : 'apakah mereka yang mendukung saya, yang dulu mendorong saya untuk mengikuti pertarungan ini, benar-benar sudah melakukan seperti yang mereka omongkan ?'..... akan teringat lagi suasana hingar bingar (hehehe bahasa kuno ya) pelaksanaan kampanye. masih tergambar jelas wajah-wajah orang yang mengaku mendukung mereka. teringat lagi air muka tulus dan jujur seluruh orang-orang yang menerima bantuan dana dari mereka.... atas semua itu, muncul lagi pertanyaan baru : 'yang terima bantuan itu, apa betul milih saya ?'.....
..................... ___ perjudian sudah terlanjur terjadi. mana ada kata mundur. sekarang seperti menunggu vonis hakim dan menghadap algojo. 'hukuman' apa yang akan diterima. kalau dipikir-pikir, seharusnya para 'kontestan' ini sudah paham betul. sudah melewati banyak pertimbangan sebelum mereka menjatuhkan keputusan 'iya' untuk ikut jadi kandidat. pertimbangan tadi tentunya termasuk kenyataan yang mengerikan bahwa ternyata semua kehebohan yang seakan-akan menggambarkan besarnya peluang menang, hanyalah sandiwara. harusnya mereka sudah tau bahwa bisnis yang paling menguntungkan selama beberapa tahun belakangan menjelang pemilu ini adalah bisnis 'menggerakkan massa'....... tentunya mereka sering mendengar omongan enteng seluruh warga : 'dikasih kaos, uang, beras, minyak... ya kami terima aja... namanya dikasih... masalah pilihan, ya tetap rahasia !'. mereka seharusnya tidak melupakan bahwa pemilihan nanti dilakukan di kotak kecil yang sangat tertutup. hanya pemilih dan hatinya yang tau mereka konsisten dengan tindakannya menerima bantuan atau berhati dingin memilih yang lain. semuanya bisa terjadi. ....
___________ kalau nama mereka nanti tercantum sebagai salah satu 'pemenang' dan menjadi orang yang berhak menduduki salah satu kursi dewan yang diperebutkan, saran saya tetaplah cool. saya sih tidak akan meminta anda untuk tidak menjadi penipu ulung. menjadi orang yang tiba-tiba kena amnesia berat. lupa atas segala janji manis. jangan malah berubah menjadi ahli hitung cepat. menghitung seluruh pengeluaran sampai sedetil-detilnya. setelah itu, menghitung secara lebih cepat sumber-sumber penghasilan. untuk apa ? ya untuk apa lagi kalau bukan untuk menghitung pengembalian seluruh biaya dengan cepat ! kalau ini terjadi... habislah seluruh perjuangan orang awam yang berusaha keras mendukung anda di pundaknya. supaya berhasil duduk di sana untuk memikirkan pemilih, bukan malah memikirkan diri sendiri dan keluarga............ tapi kalaupun ternyata mereka akhirnya menjadikan semua janji surganya sebagai 'metode kampanye' belaka, mau bilang apa kita.
......... buat mereka yang tidak beruntung.... 'hhhhhhh...', mau bagaimana lagi. faktanya memang tidak terpilih... orang-orang yang masuk kelompok ini, akan sudah pasti akan kaget setengah mati ketika menghadapi kenyataan bahwa kawan-kawan yang selama kampanye begitu lengket, tiba-tiba mempunyai kesibukan luar biasa. hanya sekedar untuk curhat semenit dua menit saja, tidak ada waktu lagi... mereka akan terkejut ketika semua nomor handphone yang ada dalam address book nya tidak satu pun aktif ! menghubungi siapapun, jawabannya seragam : 'nomor yg dihubungi sedang tidak aktif'.... beriringan dengan keadaan ini, maka kantor-kantor pengacara akan memperpanjang jam operasional mereka. hehehe.. kali aja ada yang ingin menggunakan jasa mereka. bolehlah beralih ke ahli hukum kalau hanya sekedar ingin mengetahui duduk perkara kekalahan ini. yang penting, semuanya sudah tau resikonya kalau bermain api.... usahakan tetap cool ya... kalau pun tak kuat.... ke jalan Canton kita. sama sama nanti makan eskrim ria supaya stay cool...