Rabu, 31 Desember 2008

* THANK YOU 2008

ada dua belas bulan dan tiga ratus enam puluh berapa hari yang sudah berjalan di belakang punggung. kalau dihitung-hitung, banyak sekali berkat yang dinikmati. kesehatan anak-anak. bertambah pintarnya anak-anak. nilai di sekolah terhitung sangat bagus. walaupun tidak jadi ranking ke-satu, Puji Tuhan anak-anak ku tidak ketinggalan pelajaran apapun. pengen juga anak-anak jadi juara di kelasnya. tapi setelah dipikir-pikir, engga pernah tuh saya dengar ada presiden yang sejak sekolahnya juara kelas 'mulu'. menteri mana pun engga juara-juara amat. bapak liem siaw liong, entah sekolah dimana beliau. almarhum TD. Pardede, 'pemilik setengah kota medan', katanya engga jelas bangku sekolahnya. engga cuman jadi orang kaya raya, pernah jadi menteri juga. chris john, manny pacquiao, kobe bryant, mariah carey, tiger woods, apa ada yang dengar mereka juara satu di sekolah ? sekolah itu nomor satu, tapi jadi juara satu itu nomor sekian. Syukur ku tak putus-putus karna berkat Tuhan ini selalu saya pandang dengan mata kagum. kalo lagi ketawa ngakak, matahari terasa sejuk. kalau lagi menjerit menangis, bulan pun terasa benderang. terimakasih Tuhan atas berkat berlimpah pada anak-anak ku ini. anak-anak Mu Tuhan. pekerjaan ? biasalah, seperti jalan berliku dan bergelombang. jalanan yang dilalui semakin menanjak. tapi kendaraannya tetap itu-itu saja. saya selalu menikmati 'perjalanan' ini. mana ada indahnya tujuan kalo jalannya lurus terus. adalah sedikit belokan tajam. tikungan di pinggir bibir jurang dalam. kendaraan yang kadang ngadat justru pas disaat dibutuhkan kecepatan tinggi. yang penting, sampai di tujuan. jalan ke brastagi itu agak 'mengerikan'. silap sikit bisa terjun bebas di jurang. menuju bandung itu banyak naik turunnya. ke semua tempat yang dituju, yang didahului oleh tantangan di tengah jalan, sudah dipastikan rasanya jauh lebih nikmat. rumah tinggal ? emh. banyak rumah jauh lebih besar dan luas. punya garasi dengan mobil lebih dari empat. halaman seperti taman safari. kamar tidur mungkin sampai dua puluh. seluruh ruangan ber pendingin. nyaman ? tidak ! kenapa tidak ? karena itu bukan rumah tempat tinggal kami. rumah yang nyaman itu ya rumah ini, yang salah satu ruangannya selalu saya gunakan mengisi blog ini. lagu wajib saya kalau menghibur istri dan anak-anak di halaman depan rumah. hampir setiap malam, adalah 'rumah kita' nya ahmad albar. eh, god bless ya. 'hanya bunga bakung, tumbuh di halaman. tapi semua ini milik kita' 'lebih baik disini. rumah kita sendiri'.... jadi alangkah bingungnya saya kalau ada orang yang sudah punya rumah. terlepas dibeli atau disewa, masih merasa tidak nyaman tinggal di rumah. masih suka keluyuran sampai pagi. apa mereka ingin menyaingi banci ya. kan cuman banci yang pulang pagi... istri ? ya sama kaya jalanan tadi. mesranya sudah pasti mesra dengan definisi kami berdua. orang lain mungkin melihat 'kurang mesra', biarin saja. toh yang mengerti mesranya kami hanya kami berdua. wong yang bermesraan cuman kami berdua. kalau bermesraan lebih dari dua orang secara bersamaan. bisa dicurigai itu sedang menggalang kekuatan untuk mencari 'treshold' suara dalam pemilu. rapat partai namanya. duit.... saya selalu menganggap duit milik saya itu ya yang ada di dompet. walaupun dompet sekarang rada aneh. masak ada dompet bentuknya cuman kartu doank. ada juga dalam bentuk buku doank. jelas-jelas cuman diketikin angka rupiah, kita bisa girang. padahal ga ada gambar-gambar duitnya lo. banyak kawan mengira titel 'dobelgardan' ini sama dengan sumber penghasilan yang dobel. biarlah mereka mengira demikian. engga perlu cerita ke orang lain apakah kita lagi bokek atau lagi bertabur uang. wajah jangan jadi cermin isi dompet.
so, 2008. thank you ya. banyak sekali kesenangan yang kami dapatkan dari mu. selamat tinggal ! ................ marende ma hita.. 'naung salpu taon, na buruk i. ho ma hu puji. Tuhan ki. ai diramoti Ho tongtong. tondi ku dohot daging kon.

Minggu, 28 Desember 2008

* WARUNG BAKSO TIDAK SESUAI BAKSONYA

..... sekitar satu jam setengah. eh, dua jam lah. akhirnya selesai juga perbaikan kunci pintu mobil sebelah depan kanan ini. entahlah mereka ngerjain atau memang biayanya memang besar. saya terpaksa, jujur aja nih, bayar seratus dua puluh lima ribu perak. padahal yang saya perhatikan si montir cuman buka tutup, buka tutup pintu saja. enak saja bilang segitu. tapi, kalau ada yang ngasih saya uang seratus dua puluh lima juta perak. saya pasti tidak sanggup memperbaiki, bahkan untuk ban bocor sekalipun. well, keahlian tangan dan pikiran manusia, sama dengan seni. tidak bisa diukur harganya. biaya segitu, sangat murah berarti.
emh. tadi, sambil menunggu perbaikan, di depan bengkel agak ke kiri, ada jual buah dan minuman. karna perut lapar tapi selera makan ga nongol nongol, vonis saya jatuhkan untuk makan buah saja. secara mental, saya sudah siap untuk kecewa atas kualitas buah dan bumbu pedasnya. tapi saudara-saudara, begitu buah untuk rujak terhidang : dua iris sedang timun muda, empat buah jambu air merah yang ranum, dua potong pepaya muda (kata orang medan mengkal) yang semuanya, asli tanpa pemanis dan pewarna. biasanya untuk menguji rasa rujak, saya selalu mendahului mengunyah buah tanpa bumbu pedas. ai mak jang, buah ini betul betul segar tak terbilang. bersih, ranum dan kalau kita kunyah masih bunyi 'krenyes..krenyes...'. saya melirik, penjualnya chinese. ya engga heran. chinese memang selalu menjalankan bisnisnya dengan serius dan sempurna. giliran berikutnya, mencocol buah pada bumbu pedas. biasalah sambel untuk rujak buah. kehitaman, kental dan dikasih bonus kacang tumbuk. waktu sambel itu ketemu dengan buah. saya masukkan ke celah bibir. kunyah...... : saya yakin, mertua lewat sambil teriak di megaphone pun, saya cuekin !! (ya pasti. ga mungkin mertua saya lewat sana. wong beliau-beliau di palembang). kalau mau coba, silahkan ke jalan sei batanghari. rujak ini sedikit dekat ke kantor PTP. yang lewat jembatan itu lo (orang medan bilang titi). masih bingung ? ini letak akuratnya. sei batang hari itu, rumah dimana pengacara 'Ucok si raja minyak dari medan, yang suka teriak 'pening aku tanteeee...' berada. nah, disekitar situlah si rujak berada.
mobil beres. 'makan siang' pun lunas. saya harus melampiaskan dendam nih : malas-malasan di tengah hari siang ! ya jelas, pilihan jatuh kepada : mencukur brewok plus bersih kuping. hehehe.... try this. you'll have much fun. langganan cukur di jalan s. parman. oya, ini kejadian di medan semua lo ya. jangan coba-coba menelusuri jalanan di padang ! engga bakal ketemu.
........................ 'beres'. si Koko yang sopan dan bersih dan gagah ini lantas mengibas-kibaskan anduk putih bersih ke sekujur badan. 'bah, cepat kali selesai koh !' 'iya. cukur sudah. bersih kuping sudah'. 'beres. dua puluh tiga ribu !' hehe.. friends are friends but business is business.

Bakso tak sesuai baksonya.
well. buah tadi tidak mampu mewakili menu makan siang. aha ! arah ke kanan tukang pangkas ini, yang menuju sekolah santo thomas, terlirik mata saya warung bakso. kayanya ini franchise. karna lagi bersih, jalan pun saya usahakan separlente mungkin. masuklah ke warung ini. selintas saya perhatikan. nuansa warungnya hijau. adalah sedikit sedikit merah dan kuningnya. curiga nih. pasti gambar sama rasanya engga sesuai. begitu pesanan datang, betul !!! bentuk mangkok baksonya saja sudah menampar selera makan. asli, hilang selera. kesimpulannya, bakso ini sama sekali engga enak. mie telurnya tidak ada rasa. baksonya engga kompak. ada yang masih kenyal, tapi yang lainnya udah lembek sekali. saya sih menilai, franchise ini terlalu nekad menantang selera orang medan. bakso ini terlalu 'mewah' untuk sebuah warung bakso. warung bakso itu harus ada sedikit 'jorok-joroknya'. jangan terlalu sejuk. jangan pula terlalu rapi. dibanding bakso amat di juanda, atau bakso methodist di hang tuah. jauh lah penampilan bakso ini. entah tinggal berapa bulan lagi umur mereka di medan.
franchise seharusnya memilih cara mc. donald dan kentucky fried chicken. saya pernah diketawain waktu di negara orang, pesan Mc. D pake nasi ! 'sorry sir, we don't serve rice here. only potatoes'. kita semua tau, di indonesia mc. D dan kfc selalu menyediakan nasi putih. mereka betul-betul 'memperhatikan dan menghargai selera orang setempat'. mungkin di jawa sana (ini cabang surabaya katanya) gaya seperti ini bisa diterima. di medan ? oalaa.. jangan coba-coba mas. sayang duite. saya jadi ingat tentang sebuah resto yang katanya sudah buka di surabaya dan singapura. saya diundang ke cabangnya yang ada di batam. itu beberapa bulan sebelum mereka memutuskan untuk membuka cabang di kota 'yang sama sekali tidak tertebak : MEDAN'. kota saya. saya pun disuguhi menu-menu andalan yang menurut mereka sangat disukai pelanggan. waktu saya cicipi. rasanya mau ngomong terus terang. tapi si bapak yang baik hati dan mengaku kesuksesannya yang luar biasa. yang justru berbalik meyakinkan saya bahwa menu seperti ini akan laku keras di medan, akhirnya mengurungkan niat saya untuk bicara jujur. resep dan cara mereka menghidangkan sangat istimewa. saya mau bilang : tapi, tidak akan diterima di Medan mas.... saya tidak tega ngomongnya. bapak ini sebenarnya minta pendapat saya 'dibuka apa tidak ?'. gimana mo ngasih pendapat, wong selama saya makan beliau ngotot sekali bilang bahwa menu andalan yang sedang saya makan ini akan sangat diminati orang medan. dalam hati saya :'mas.. saya ini orang medan. dan menu ini sama sekali no tasty..... dan restonya menjadi tinggal sejarah setelah dibuka dengan sangat ramai hanya dalam waktu engga sampai 7 bulan !

Jumat, 26 Desember 2008

* MENYEBERANG JALAN GELAP

adakalanya kita terpaksa harus melalui jalan yang sama sekali tidak memiliki penerangan yang cukup. apa yang akan anda lakukan bila pilihan lain, sebagai jalan alternatif, tidak tersedia ? ya harus menyeberangi jalan satu satunya ini. jalanan gelap. jalan gelap anda tergantung dari beban yang anda sendiri tidak pernah membayangkan akan menanggungnya. tetapi harus dipikul. ada orang tua memiliki jalan gelap dari kelakuan anak-anaknya. kelakuan anak-anak, yang mungkin tiba-tiba saja sangat tuli telinganya dari suara penuh nasihat orang tua. berubah menjadi jalan gelap.
perempuan cantik yang masih muda. berhati polos, berpikir cerdas. tetapi kurang beruntung karena harus menyerahkan masa depan cintanya kepada seorang laki laki saja. dan laki-laki ini tiba tiba berubah seperti orang yang sama sekali tidak dikenalnya, sangat mengecewakan, menjadi jalan gelap.
pengusaha-pengusaha yang semula mengira matahari selalu bersinar teduh di atas kepala. karna seluruh bagian tubuhnya seperti tangan raja Midas. apa saja yang disentuh berubah jadi emas, tiba-tiba merasakan bahwa 'sial' semakin menjadi akrab dengan pikirannya. bisnisnya seperti melayang di lubang dalam yang gelap tak berujung. tinggal menunggu kejutan saat terhempas keras !
dibagian lain. karier yang tak kunjung bergerak naik, bisa menjadi jalan gelap buat beberapa orang. semakin gelap ketika melihat disebelahnya orang seperti menaiki eskalator untuk berpindah dari setingkat lebih tinggi, ke tingkat yang lebih tinggi lagi.
seorang laki-laki. yang akhirnya memutuskan untuk menikahi seorang perempuan ketika jatuh hati kepada kelincahan 'kijang kecil' masa gadis perempuan ini. ketulusan burung gereja pada bibir sensualnya. kehati-hatiannya menjaga hati dan perasaan, meruntuhkan tembok tebal hati laki-laki. tetapi. dalam hitungan waktu yang terbilang pendek, perempuan luar biasa ini, berubah seperti sungai lebar yang tiba tiba mengering. yang pada dasarnya nampak semua sampah menjijikkan. bekas bangkai binatang mati. lumpur yang sama sekali tidak ingin kita sentuh. mematahkan hati. meruntuhkan ketegaran hati-hati laki-laki penyanjungnya. semua mimpi indah masa lalu, berubah menjadi jalan gelap.

bagi laki-laki. jalanan ini harus dilalui. bagaimanapun sakitnya benturan yang akan dihadapi ketika berjalan terseok. ketika mata sangat perih untuk berusaha mencari setitik sinar yang redup sekalipun. seorang laki-laki. akan memicingkan matanya. membangkitkan keberanian singa mudanya, untuk menatap jalan gelap ini seperti jalanan landai yang akan dilalui ketika menunggangi kuda muda di lereng kaki bukit. melampaui segala kegelisahan hati, bergerak maju.

bagi perempuan. jalanan ini bukan jalan yang harus dihindari. tetapi naluri mu bukanlah naluri ku. percayalah kepada naluri mu. apabila anda berhenti, jam akan terus bergerak. dan anda akan tetap disitu menanti sinar yang pasti tidak akan kunjung datang. karna memang, jalan ini adalah jalan gelap.

Kamis, 25 Desember 2008

* NATAL, TIDAK KEBAGIAN KURSI

... Hari ini 25 desember 2008. Saking santainya di jalan menuju gereja, kami sukses tiba dengan sangat terlambat. Tidak kebagian bahkan untuk satu kursi buat istri. Untung saja ada teman baik, berbaik hati di hari yang baik ini. Memberikan kursinya kepada istri saya. Dan secara otomatis saya mencari tempat 'menyelamatkan' diri. Tempat duduk di lahan parkir gedung gereja. Di sanalah bersama teman, kami 'merayakan' natal yang sangat manis ini......
Namanya mengikuti kebaktian di luar kebaktian gereja, yang dibahas juga sama sekali tidak rohani. Hehe... ini istilah kawan-kawan yang mengaku diri sangat 'rohani'. What's that mean ? Dari obrolan enteng, kita bergeser ke obrolan yang agak 'berat'. Humor.

Tarip perahu di Galilea Mahal.
Seorang pemuda batak, Sihol yang sukses, akhirnya mewujudkan cita cita. Melakukan perjalanan rohani ke Tanah Suci. Setelah menjalani banyak tempat, mereka tiba di danau Galilea. 'Emh, sudah sampai di danau bersejarah ini. Kenapa tidak mencoba berlayar di atasnya ?'. Dia menuju tempat penyewaan perahu. Terjadilah tawar menawar. 'Sewa berlayar sejam berapa mister ?'. Dijawab : '100 dollar. Amerika'. 'Bah, yang mahal kali lah itu ? Di toba saja dari parapat ke samosir. Paling Rp 50 ribu ! Si Yahudi tetap tidak bersedia menurunkan harga. Sewa-menyewa pun batal. Sihol 'ngedumel' :'pantesan lah Tuhan dulu sampe berjalan di atas air'.

Rabu, 24 Desember 2008

* SELAMAT HARI NATAL DESEMBER 2008

............ Untuk orang-orang yang dilahirkan dengan penuh keberuntungan. Orang yang kurang beruntung. Buat orang yang dilimpahi kekayaan melimpah. Untuk yang tidak punya apa apa. Untuk orang yang berbahagia dengan apa yang dimilikinya. Bagi orang yang sampai sekarang masih berusaha merasakan kebahagiaan. Buat orang yang sukses dalam kariernya. Bagi yang kariernya masih belum terbayang jelas. Buat orang tua. Buat anak muda. Buat Duda. Buat Janda. Buat anak perjaka. Buat anak gadis. Bagi berkulit gelap. Untuk berkulit terang. Buat yang ganteng, kurang ganteng, bahkan sama sekali merasa tidak ganteng. Untuk yang sangat cantik, cukup cantik, bahkan merasa tidak apa apa. Buat orang yang sangat baik hati. Bagi pemilik hati jahat. Buat para penolong dan untuk para penodong. Bagi yang perkasa, buat yang lemah. Bagi yang memiliki berjuta harapan. Untuk yang merasa tidak adalagi harapan. Bagi bangsa yang memegang teguh agama. Untuk bangsa yang tidak mengakui agama. Bagi yang tinggal di rumah dengan manis. Untuk yang berada di negeri di awan kaki himalaya. Buat yang bernaung dipelukan hutan amazonia. Buat yang ada di Manila.
dengarkan ucapan saya................
selamat hari Natal Desember 2008.





Minggu, 21 Desember 2008

* POSSIBLYING IMPOSSIBLE

Tahun 2008 akan menjadi masa lalu. Dan itu akan terjadi dalam hitungan hari. Setelah masa itu, maka segala daftar yang masih tercatat rapi dalam memory apapun, yang sengaja atau tanpa sepengatahuan, ditunda, akan menjadi barang usang. Tak ada artinya lagi. Sama sekali. Dalam sisa waktu yang sangat kritis ini, saya pikir sudah waktunya untuk melakukan 'banyak' hal. Dengan segala upaya apapun, at any cost, demi menghindarkan semuanya menjadi usang. Niat menjadi usang. Rencana menjadi usang. Angan angan menjadi usang. Bila sampai tiba pada detik 23:59:59, usaha yang sedang saya lakukan belum juga selesai, minimal saya sudah bahagia berusaha menyelesaikan segala sesuatunya. Tidak membiarkannya terbenam dalam rencana dan catatan yang rapi. Daripada tertata rapi dalam catatan communicator. Atau tersetting dalam folder folder PDA. Bahkan yang paling manual sekalipun, catatan kertas atau memory notebook. Lebih baik rencana kita berakhir pada tumpukan kertas atau bahan yang menunjukkan pekerjaan itu belum selesai !

Cepat-cepatlah hitung waktu yang sedang ada dalam hitungan mundur ini. Buka lagi catatan apapun yang anda miliki. Walaupun sekedar tercatat dalam memori pikiran. Tidak ada kata terlambat. Urai lagi semua. Ulangi, urai lagi semuanya catatan, yang mungkin masih bisa anda kerjakan. Tidak ada alasan untuk menyerah pada keterbatasan apapun. Financial maupun material. Jangan pikirkan bagaimana menyelesaikannya atau bagaimana hasilnya. Kerjakan saja. It is now, or never. Elvis cuma sekedar melantunkan itu dalam lyric dan lagu. Tapi kalimat itu memang benar adanya. Do something ! Bila yang ada dalam pikiran anda adalah perasaan bersalah ke orang lain. Segera selesaikan hutang batin ini. Ingat lagi siapa saja yang anda sakiti. Lakukan cara yang menurut anda paling mampu dilakukan. Malu sekali untuk menghadapi tatapan matanya saat anda minta maaf ? Lakukan hal lain yang paling rendah resikonya. Berdoa ! Berdoa saja atas nama permintaan ampun.


Pernah menjanjikan sesuatu pada pasangan anda. Hitung lagi berapa yang sudah anda penuhi, dan berapa yang belum dipenuhi. Anda boleh saja melupakan itu. Tapi jangan mengambil resiko bahwa pasangan anda juga akan menganggap itu bisa diberlalukan sesederhana pikiran anda. Bagaimana dengan anak ? orang tua atau mertua ? Saudara saudara ?


Untuk rekan di lingkungan anda. Pernah menerbitkan harapan mereka atas janji yang gampang anda lontarkan ? Tidak perlu sungkan untuk mengumpulkan mereka lagi. Jangan biarkan anda mendapatkan cap : si 'manis mulut' sampai tahun berlalu tahun ! Well. catatan ku sudah rapi. Tidak ada tertinggal yang masih dalam status : 'akan dikerjakan'. Semuanya sudah selesai. Tinggal yang belum belum saja.




* TRAPPED IN 3 HOURS SALE, in SOGO

.........Seumur-umur, baru sekali ini saya berhasil dipaksa (atau saya yang memaksa) istri untuk main ke mall pada jam 9 malam ! Sebelum-sebelumnya, jam segitu justru jam pada saat tangan saya sudah menjulur ke kasir parkiran gedung untuk melakukan pembayaran.
La, ini ? jam segitu justru direncanakan sebagai jam tiba di pintu masuk Sun Plasa. Aneh sekali. Malam ini saya terkekeh dalam hati. Manusia yang paling anti 'pengaruh efek marketing', bisa larut menikmati dampak itu. Siangnya memang, eh bukan siangnya, sehari sebelumnya malah, saya sudah melihat banner tentang 'Midnight Sale only 3 hours up to 80 % !!'. Bannernya sih, tidak keren keren amat. Naif sekali malah untuk seukuran groupnya surya paloh. Tapi luarbiasanya, saya terkena sihir. Waduh, seperti orang bodoh yang baru sadar bodohnya, saya seperti tidak kenal istri. Kami jalan berdua, tapi masing-masing 'panik'. 'Abang cari sendiri sendiri atau sama-sama ?'. Oya, anda harus tau, ramainya pajak sambas, kalah jauh dengan kepadatan midnight sale ini. Sumpeknya pasar kembang di bandung, masih lebih sepi dibanding riuhnya SOGO ! Tanpa basa basi, saya langsung meninggalkan istri yang belum mendapat jawaban : mau belanja bareng atau masing-masing ? Ini mengejar waktu lo....
Tergopoh gopoh saya kabur menerjang kerumunan orang. Saya harus mendapatkan sepatu baru dengan diskon 80 %. Sesampainya di tempat kejadian perkara. Jangan kata diskon 80 persen untuk sepasang sepatu. 41 persen untuk sebelah saja pun nihil. Saya terbahak : Dasar pedagang ! hehehe... Pedagangnya tidak salah, saya yang salah. Mau barang bagus tapi engga mau bayar mahal. Kok enak.
Melihat kondisi lapangan, saya memutuskan untuk give up. Dengan jantan saya mengundurkan diri dari arena pertarungan fisik dengan para pemburu diskon. Saya memuaskan diri dengan bungkusan kecil berisi dua potong ikat pinggang yang lama saya incar, dan sukses saya dapatkan. Lumayan. Ada potongan 30 persen. Tapi mesti beli dua, plus wajib belanja majalah, yang judulnya pun baru saya dengar ! Betul betul korban saya kali ini. Kemaren di orchard, barang branded diobral 40 persen, saya kok tenang tenang saja ya. Di sana rame juga, tapi sama sekali tidak krodit.

Menenangkan diri dari arena pertempuran, saya mendapatkan banyak hiburan. Saya bisa menyaksikan siaran langsung saling tarik antar pembeli atas barang dengan model dan harga yang sama. Kebetulan selera mereka sama. Entahlah. Sama selera di model atau di harga. Di lain kejadian. Ada yang pede sekali pegang sepuluh potong pakaian, tapi mengembalikannya lagi satu per satu karna dapat informasi sangat sopan : 'yang itu engga ikut diskon ya bu, soalnya new arrival'. Hehehee... ibu ibu ini keren betul, tapi seleranya bukan dimodel, tapi harga.
...Ada lagi anak muda yang bingung nyari pacarnya. Mungkin dia kaget setengah mati :'perasaan pacar ku ini kalem. Kok tiba tiba bisa jadi ganas'. Bolak balik anak muda ini mengetuk-ngetuk jam tangan ganti isyarat untuk buru buru. Si cewe manis cuman nengok sedetik. Engga lebih. Dan kasih respon tenang : 'sebentar !' Cowonya berubah jadi bloon.
......................... Yang satu ini adalah kejadian sangat menggelikan. Ini fakta saudara-saudara. Saking tidak pernahnya menyaksikan kejadian seperti ini. Saya iseng merekamnya lewat kamera. Tanpa saya sadar, ada seorang bapak tertangkap kamera. Kebetulan beliau saya kenal. Bapak muda ini. Eh. Engga terlalu muda. Serius sekali dorong dorong keranjang. Dengan perut yang hampir melampaui kereta dorongnya sendiri. Saya pikir, keranjang ini berisi seratus potong borongan pakaian. Eala. Tak taunya anak bayinya sendiri ! Para pemirsa sekalian. Saya mohon dengan sangat, kesediaan anda membayangkan. Jam sudah hampir sebelas malam, ada bapak parlente, khusuk mendorong kereta bayinya di tengah mall super padat ! Gayanya itulah. Parlente habis. Lempar senyum sana-sini. Kalau orang Medan bilang, bapak ini cenderung 'anggar jago' (ai lak huttubhh : khusus yang ngerti). Saya kenal betul beliau. Pengalamannya luas. Jangankan luat Pahae, Eropa saja pun sudah didegenya (dege=menginjakkan kaki:bahasa batak). Jangan kata menara Tirtanadi, di Eiffel pun sudah poto poto dia. Tapi, atas nama sale, beliau ini rela menjadi sangat 'kebapakan' (agak mual saya nyebut istilah ini bah... :)). Bayangin, gaya bule, tapi ngasih dodot anak.
Trapped in 3 hours midnight sale on Sogo, betul betul maha karya marketing ala Sun Plasa ! Buat yang ngerti kota Medan. Harap bayangkan, seluruh jalan menuju Zainul Arifin (Kampung Madras ! Sudah tak boleh kita sebut sebagai kampung keling. Tak boleh lagi. Harus kampung Madras), tertutup ! Dasar jenius dan punya bakat sebagai agen rahasia. Saya cepat berpikir. Yang penting parkir. Walaupun tidak di gedung parkir Sun. Selepas Mangkubumi, saya belok kiri, dan langsung masuk Hotel Danau Toba. Kami parkir di sana. Jalan kaki menuju Sun Plasa. Kembali lagi ke sana. Masih dengan jalan kaki ! Dengan kesuksesan membawa sebungkus kecil tas belanja berisi ikat pinggang : 2 potong !!! Plus, majalah yang tadi, yang judulnya saja pun saya tak pernah dengar. Dikurangi sekian sentimeter berkurangnya alas sendal kaki saya dan hak sepatu istri. Tapi ditambah kebingungan saya, karna tangan istri kosong melompong. 'Tak jadi belanja de ?' Jawabnya dengan trenyuh : 'Bingung aku, bang'. Entahlah. Entah cocok entah tidak ikat pinggang ini nantinya. Majalahnya ? ya minimal buat bahan baku anak saya : kak Iyank, Kevin, dan adek Michelle; untuk bikin pesawat pesawatan. Kalau orang tanya, saya bisa jawab : 'wah, saya beruntung bisa dapat banyak'. Dua potong itu jauh lebih banyak lo. Dibanding bapak itu !! Cuman kasih dodot.

Kamis, 18 Desember 2008

* CABLE CAR

................... Blue mountain, near to Jenolan Cave. Di ujung sana kelihatan ada three sister mounts. Dari legenda yang ada ketiga gunung ini adalah jelmaan tiga putri yang berubah menjadi gunung batu. Dari sisi sini, kita bisa melihat sangat jauh di bawah sana, di kaki gunung seberang ada air terjun terlihat seperti air minum yang dituangkan ke dalam bibir mangkuk kecil. Untuk bisa melihatnya kita harus masuk ke cable car, mampu memuat sekitar 15 orang. Cable car ini, sesuai namanya pun digantungkan di 'seutas tali' kawat baja dengan kekuatan yang sanggup mengangkat 4 sekaligus tank penyerbu buatan jerman. Kami naik di sana. Ketika cable car 'lepas landas' meninggalkan bibir jurang sebagai tempat start dan finish, cabine yang berisikan kami ber belas orang mulai berjuntai juntai. Bergoyang mulai menakutkan. Melihat ini, guide tour langsung berteriak tegas tapi tenang 'Calm please, no move'. Kami pun patuh. Menjelang ke pertengahan jurang yang maha luas, saya merasa teduh, kecil, ngeri, dan ketakutan. Bagaimana tidak, di bawah kaki yang terlihat adalah awan tipis dan pucuk pohon yang tumbuh di tengah hutan lebat. Kami berada di antara bumi dan langit !

Kejadian ini saya ulangi lagi. Perjalanan pulang dari sentosa menuju north east station. Saya kembali berada di antara bumi dan langit. Tepatnya di atas laut singapore dan di bawah langit Asia. Saya sedikit merenung :'seandainya kabel ini putus', bagaimana kondisi matinya ? Kawan yang berada dalam cabine senyum dan mengolok 'lue takut ya'. Saya jawab pasti 'iya ! ngeri kali bah'. Saya suka jujur terbuka. Pada saat saya kalut dan takut, saya selalu bilang 'saya takut'. Walaupun tidak semua harus saya keluarkan dalam bentuk ucapan ke orang lain. Cara ini efektif mengurangi beban ketakutan. Banyak orang sengaja purak purak pemberani, tapi nyalinya ciut bukan kepalang. Dan ini akan membuatnya menderita jauh lebih lama. Kalau anda sedang dalam keadaan kacau, jangan tahan tangisannya. Ini akan menekan jantung dan hati ! Nangis jauh lebih baik. Dan terlihat jantan lo, daripada sok sok kuat, tapi ternyata cengeng ?

Cable Car..... cocok dijalani bila ingin melakukan 'retreat'. Masa dimana kita ingin mengosongkan diri, menjauh dari suara apapun. Anda tidak mungkin berani tinggal di hutan. Dan kalau di hutan pun, anda masih memijak muka bumi. Masih bersandar di batang pohon. Mencoba menyelam ? itu pun tidak 'menjauh' dari mana mana. Anda masih dalam pelukan air. Siapa yang mampu mengalahkan air ? Naiklah cable car. Kita diangkat menjauh dari wajah bumi, tetapi tetap tidak dekat dengan kaki langit. Berada diantara langit dan wajah bumi. Di atas sana, tidak ada suara musik. Suara manusia lain. Tidak ada suara kebisingan kota. Anda hanya bersama deritan kawat baja dan degupan jantung. Ketika berada di tengah perjalanan, apa yang anda percayai ? Kekuatan kawat baja ? kekokohan body cabine ? atau ucapan teman yang membuat tenang ? Kalau saya, saya hanya percaya : 'pasti semuanya sudah disiapkan dengan sempurna !' kalau pun terjadi apa apa di atas, saya hanya bisa bilang kalimat lanjutan nya :'sayang ada beberapa yang terlupakan'.

............. yang kita jalani, seringkali sama dengan perjalanan cable car. Kita hanya menuruti perintah untuk melakukan apapun, tanpa sempat bertanya kenapa harus. Banyak sekali kejadian yang menurut kita seharusnya ditanyakan sebelum dilakukan, tetapi tidak perlu lagi ditanyakan kecuali hanya dikerjakan. Seperti saya, saya selalu percaya bahwa apapun yang akan terjadi dalam pekerjaan, walaupun sering saya nilai sangat aneh, saya yakin bahwa itu sudah disiapkan oleh orang orang yang bukan orang sembarangan. Itu semua disiapkan orang orang luar biasa dengan kemampuan luar biasa. Kalaupun ternyata di tengah perjalanan banyak kegagalan yang tidak terbilang sederhana, saya cuman bilang :'sayang, ada beberapa yang terlupakan'.

Minggu, 14 Desember 2008

* CHANGI ! PERHENTIAN MENUJU MEDAN

........... selesai sudah perjalanan ke Singapura. Setelah sebelas tahun lalu mengunjungi negara kota ini, hari ini minggu 14 desember 2008. Saya harus kembali ke Medan, ke pangkuan istri dan anak anak. Changi. A real georgeous place. Silk Air Flight MI 238, for about 3 hours later will take me ya to Medan. So, this is very incredible ya, when I play around ya on singapore. Well, maybe next month or another months ya, I will be back again here ya. We hope so.
So many things I tidak sempat doing in here ya. So... Merlion, wait for me ya.

Kamis, 11 Desember 2008

* HAJAB LAH

........................ Siang ini yang panasan hawa di Medan. Sudah pun jam harus makan siang, malas pulak badan ni mau dibawa keluar kantor. Saking panasnya, pendingin udara di ruang kerja ini pun macanya tak tolap bah. Sudah mau ku paksakan pake kipas kertas, ada pulak tamu datang. Bisa bingung orang itu : 'ih, gayanya pake ac, tapi masih bekipas pulak kawan ini'. Udah pas pening peningnya kepala, untunglah masuk sebiji panggilan di henpon. Ada kawan ngajak ngumpul, makan bersama. Senang la pulak judulnya pun makan bersama. Tapi, tiba tiba ngeri pulak ya kan. Orang ngumpulnya pun lebih dari 5 orang. Sekali makan seorang, bikin ajalah rata rata dua belas ribu. Bah, udah anam pulu ribu perak itu. Siapa nanti yang menduluankan dompetnya dibuka ? Ini yang sering jadi masalah.
Pendek cerita, selesailah acara makan bersama tadi. Untung kali la pulak, ada kawan awak yang lebih mantap penghasilannya. Yang cepatan tangan itu menarikkan dompet dari kantong. Sewaktu agak susah dompet itu keluar kan, awak pun purak purak tak nengok. Tapi, mata ini. sibuk kali la pulak ngintip. Nah, sewaktu sudah pasti kali dompet itu di tangan. Langsung dibuka pulak, cepat la awak pulak kan, awak bilang gini :'eh, jadi kamu pulak yang bayar'. Pake 'kamu' la awak ya kan. Masak sama orang yang nanggung makan kita masih dipanggil pake 'kau' pulak.

Inilah sedapnya yang makan dibayarin ini ya. Kalau tau tadi awak ada yang bayar, sudah ku tambah pesanan ku.

Rabu, 10 Desember 2008

* GANG LEBAR

-------- : Ketika semua jalan kelihatannya sudah tertutup. Tanpa satu peluang jalan paling kecil pun untuk terbuka, orang suka gelap hati. Mata tidak akan pernah gelap, walaupun gelap mata itu hanya ungkapan. Yang paling gampang dilakukan pada kondisi seperti ini adalah menyalahkan kelemahan diri. Menyalahkan diri itu, rasanya nikmat. Memuaskan bin melegakan. Banyak orang akan mengira dirinya menjadi sangat lega, ketika dia tergeletak lemah sambil mengutuki diri sendiri. Semakin mengutuki diri sendiri, semakin 'kuatlah' kelemahan diri. Dan itu membuat orang seperti 'trance', kerasukan. Pada kondisi kerasukan ini, omongan dari mana pun, bahkan motivator jempolan kelas setengah (bukan kelas satu lagi !) tidak akan membawa dampak apa-apa. Jawabannya sudah dipastikan seperti ini :'sudahlah, biarkan saja saya seperti ini. Tidak ada harapan lagi'. Yang paling mengerikan dari puncak keadaan menyerah total ini adalah : suicide ! mengakhiri sendiri hidupnya.

Suicide. Hal terburuk yang selalu dipilih orang orang yang kurang beruntung karna tak memiliki pertahanan diri. Kerapuhan jiwa dan kerentanan tulang belulang. Mereka seperti daun kering habis terbakar; bahkan oleh tetesan es yang mencair pun, bisa hancur berserakan. Suicide adalah pintu awang-awang. Pintu yang tak berdaun dan tanpa bingkai. Pintu ini bukan jalan masuk, apalagi jalan keluar. Tak setitik pun sinar bahkan yang paling redup berasal dan menuju pintu ini. Pintu ini sama sekali tidak pernah ada.

Kalau harus menghadapi sesuatu yang sama sekali tidak mampu kita atasi. Saran saya, segera lakukan meditasi sederhana. Menangis. Setelah menangis; pasrah. Pasrahkan kepada siapapun yang kita yakini bisa menolong. Setelah pasrah; minta tolong. Selesai menyampaikan permintaan tolong, silahkan lanjutkan menangis. Menangis; bisa membuang sebagian besar kekalutan pikiran. Bisa membuat mata hati benderang.

Kalau menemukan tidak ada lagi jalan, cobalah cari alternatif lain. Masih banyak cara lain yang bisa menggantikan jalan yang selama ini yang mampu kita pikirkan. Matahari tidak terbenam selamanya, dan tidak terbit selamanya. Hujan itu bisa menyenangkan dan bisa menyebalkan. Angin bisa menyejukkan tapi bisa membakar. Selalu berada pada dua sisi. Keberhasilan bisa mendatangkan senang, bisa bikin celaka. Gagal bisa menyedihkan, dan bisa membangunkan. Ulangi, selalu berada pada dua sisi. Seharusnya orang yang patah arang sekalipun, minimal punya keinginan untuk menantang diri, apakah menyerah benar benar sesuai keinginannya, atau tidak. Jadi, tetaplah hidup. Biarkan hari besok menjawab.

Selasa, 09 Desember 2008

* WHAT A KIDS




.................. tadi malam, perayaan menyambut natal untuk lingkungan selesai kami laksanakan. Acaranya tidak seperti biasanya, yang penuh formalitas, agak sedikit kaku dan bahkan cenderung boring. Kami melakukan sedikit perubahan. Sebenarnya tidak sedikitlah, sangat ekstrim malah. Saya suka lihat anak-anak dengan baju merah, teriak sana sini, menari dengan gemulai. Saya dan beberapa personil yang terlibat dalam kepanitiaan tersenyum lebar dan semakin melebar. Kondisi ini betul betul sudah kami harapkan dan rencanakan. Christmas for kids. Biasanya kan, setiap acara ritual seperti ini, seluruh orang tua akan terkonsentrasi untuk mendiamkan anak anaknya. Suara 'pssssssttt...' pasti jamak kedengaran. Tapi tadi malam, hampir tidak ada. Anak anak yang mau lari larian, biar aja lari larian. Yang mau haha hihi dengan temannya, bebas saja melakukan itu. Full expressive !
Acara tadi malam bisa kami jalankan, semuanya atas kerja keras anak-anak ! Semua hal berjalan dengan sangat baik, hanya oleh karena anak-anak ! Coba kalau anak-anaknya tidak ada. Orang dewasa mana yang mau cape cape ngumpulin ide dan tenaga untuk merancang acara rumit kaya gini. Pengumpulan dana Natal pun, semuanya dilakukan oleh anak-anak. Orang dewasanya cuman 'mengintili' (bahasa betawi : ngikutin) doank ! Anda tau, dana yang terkumpul sebanyak 100 persen lebih besar dari yang kami perkirakan. Coba kalau itu dilakukan oleh orang dewasa. Liat wajah kita mengetuk rumah saja pun, hehhehee.. sudah malas mereka. Lah ini, anak kecil lo. Anak anak lugu, yang di tangan kirinya menggenggam minuman kotak, dan di tangan kanannya, memegangi kotak sumbangan. Mereka tidak banyak omong. Tidak perlu cerita latar belakang, manfaat dan tujuan, serta rincian. Mereka mengetuk pintu rumah. 'shalooom' nya pun pake teriak. Sampai di ruang tamu, minuman kotak masih saja diseruput. Kotak sumbangan di taruh di meja. Mereka cuman omong gini : 'Omm, tante, kita mau ngerayain natal nih. Tapi, natalnya bakal jadi kalau omm dan tante mau nyumbang. Kalau ga nyumbang, ya ga jadi. Kasih dananya yang banyak ya omm... ya tante..' Yang dimintain sumbangan, diam seribu bahasa. Yang bisa mereka lakukan cuman ketawa ngakak 'lo, pengumpul dananya anak kecil ?' Ibu ibu pendamping cuman duduk manis agak menjauh. Saya sendiri, semakin manis duduk di kursi supir. Waiting on the car !
Hehe.. saya yakin banyak sekali teman saya yang tidak termasuk dalam kepanitiaan ngomel sepanjang hari :'dasar panitia, sukanya aneh-aneh'. Kita cuman bilang gini untuk meredam kegundahan mereka : 'sudahlah kawan-kawan, tahun depan masih ada natal lagi. nanti kita bikin acara yang biasa biasa saja. untuk tahun ini, biarkan dulu yang kurang biasa'.
Anak-anak. Kita sering tidak sadar kekuatan yang ada pada mereka. Secara fisik, mereka cuman makhluk makhluk kecil yang manis (kadang-kadang suka bikin kita esmosi juga.. hehehe..), nalarnya jauh di 'bawah' nalar kita (ah, yang bener. saya sering menemukan, nalar anak anak saya melebih apa yang saya pikirkan), dan kita merasa mereka masih tergantung kepada kita. Padahal itu tidak benar semua. Kita lah yang suka tergantung sama anak anak !
Coba pikirkan sekali lagi. Kenapa kita (ini buat yang punya anak anak lo ya, sorry to say) 'nekad' bekerja seperti mesin. Kita suka melakukan hal hal yang bahkan tidak pantas demi mengumpulkan materi. Semuanya, untuk anak anak. Yang kerja itu kita. Yang punya kemampuan beli itu kita. Tapi kalau sudah berada di showroom mobil, apa anda berani begitu saja memutuskan type mobil dan warnanya ? berani taruhan lah (eh, janganlah, judi ga boleh), pasti ada pertanyaan : 'anak anak suka engga ya ?' atau pertanyaan lain : 'type kaya gini kayanya kurang cocok untuk bawa anak-anak'.
Kita punya duit berlebih, dan istri atau kita sendiri tergila gila dengan satu set sofa keluaran terbaru dari Italia. Atau keramik termahal dari cina. Apa kita berani memutuskan untuk langsung beli ? Tidak. Pertimbangannya pasti : anak-anak. Ya mungkin pertimbangan karna takut anak-anak terbentur, tersandung, atau mereka bisa memecahkan barang yang mahal tadi. Intinya, semuanya karna anak-anak.
Saya sendiri pun, kalau sudah mulai tiba pada garis 'puncak kepuasan'. Entah itu di besaran penghasilan, atau apapun. Saya akan 'menginjeksikan' 'anak-anak' ke dalam pembuluh nadi besar. Dan.. 'wuuuuuusssss', energy baru bisa saya dapatkan kembali.

Rabu, 03 Desember 2008

* Janji !!! ada di mana engkau kini ?

............. Wahai Fulan, apakah engkau menerima si Ani (pengganti Anu, karna cewe) sebagai istri mu. Melindunginya dan mencintainya dikala suka maupun duka, sampai kematian memisahkan kalian ?.. dan dijawab : I do !...

Itu kalimat yang harus diucapkan pada prosesi perkawinan di gereja tertentu. Mengucapkan janji nikah. Sewaktu mengucapkan ini, pastilah dada rasanya mau meledak. Pipi pun kembang kempis menahan napas haru. Kaki rasanya tak kuat berdiri. Dan, orang yang disebelah, yang kepadanya janji diucapkan, memandang tanpa henti dan penuh harap. Menyerahkan pasrah pada komitmen sosok yang sudah 'mematrikan' hidup pada orang yang menyumpahkan janji. Wajar donk perasaan dipenuhi oleh napsu untuk memegang janji ini seumur hidup. At all Cost, at any manner.

'Kenapa anda memilih perusahaan ini ?' dijawab, 'untuk mengabdikan diri saya kepada perusahaan dan negeri ini, melalui kemampuan yang saya miliki'. Sewaktu mengucapkan ini, dada pun bergetar hebat, berharap penuh agar janji ini melunakkan hati si pewawancara. Harap harap agar diterima menjadi bagian dari perusahaan yang sedang dilamar.

'Kalau saya tanya. Seandainya anda diterima, dimana posisi yang anda inginkan untuk bekerja ?' dijawab :'saya bersedia ditempatkan dimana saja, di seluruh Indonesia. Kalau perlu luar negeri sekalipun'. Janji itu diucapkan mantap. Tanpa ragu sedikitpun. Tujuannya ? Ya itu, supaya luruhlah hati perusahaan ini dan menyatakan 'yes, we hire you'.

..................... Di segala tempat dan keadaan, janji adalah senjata paling ampuh dan murah untuk diucapkan kepada siapa saja, dalam rangka memuluskan keinginan kita untuk mendapatkan apapun. Kita kadang mengucapkan itu di luar batas kesadaran manusiawi. Kalau sudah dipikir pikir ulang, bisa saja kita kaget :'gila, masak aku pernah ngomongin itu sih ?'.
Janji itu sama seperti sumpah. Kalau dilanggar tidak akan ada hukuman legalnya, kecuali hukum norma. 'Wah, orang itu mah, manis mulut. Jangan percaya sama janjinya. Dikadalin lue !'
Saya lagi berpikir pikir. Berapa janji yang pernah saya hambur hamburkan kepada siapa saja. Ke istri, orang tua, mertua, saudara, dan yang terpenting : kepada perusahaan tempat saya mendapatkan kehidupan layak. Oke, saya punya side job dengan hasil yang tidak bisa dibilang sekedar cukup. Tapi saya masih ingat terus kata 'untuk mengabdikan diri kepada perusahaan. Saya suka sedih mendengar orang yang punya side job bagus, penghasilan yang sudah mengalahkan salary bulanan, enteng ngomong gini : 'gaji dari perusahaan si, ga gw lirik lagi bos. Jauh di bawah side job gue'. Dia mungkin mengira dirinya luar biasa hebat. Sampai sampai tega merendahkan perusahaan yang nyata nyata adalah tempat mula mula dia mendapatkan kehidupan yang layak. Perusahaan yang memberikan 'kelas baru' untuk tingkat sosialnya, sehingga orang lain, yang mungkin menjadi bagian dari side jobnya mengakui keberadaannya. Coba kalau bukan karena nama besar perusahaan yang ada di belakang ? Ga bakal direken orang. Taruhan kita. Eh, janganlah, judi itu ga boleh.
Dulu sekali, sewaktu belum mendapatkan pekerjaan, banyak orang akan punya pikiran yang sama : 'mau kerja apapun, di perusahaan mana pun, yang penting kerja dulu lah'. Sekarang ? diminta untuk over time sekitar sejam dua jam saja, mulai hitung hitungan. Digeser posisinya ke tempat lain, mulai hitung hitungan dan ditambah protes segala. Seakan akan dia adalah bagian dari pendiri perusahaan. Lo, bukankah dulu, orang ini adalah orang yang tegas berjanji 'bersedia ditempatkan di manapun ?' Kenapa sekarang berubah jadi banci ? hehehe... ya jelas bancilah orang yang mulai melupakan janji awal.
Gadjah Mada itu pernah berjanji, tidak akan memakan buah Palapa/sama dengan buah maja ?(mungkin sudah engga ada lagi ya) sebelum nusantara bersatu dibawah kekuasaan Majapahit. Gadjah Mada sudah lama wafat. Saya tidak tau, apakah buah Maja itu disukai beliau, dan apakah pernah dimakan ? Toh, Majapahit tidak pernah berhasil menyatukan Nusantara di bawah kekuasaannya ?
Untuk orang orang yang mulai kehilangan gairah memberikan energi yang terbaik, rasanya perlu membuka lembaran lama, berapa janji yang pernah terucap, dan berapa janji yang sudah dilanggar ? Masih ada waktu kok untuk mencicil pembayaran janji itu. Be a man.