Jumat, 28 Januari 2011

I WANT IT ALL.....


what you gonna do if you want to get something to be yours ?  pasti bikin sesuatu atau banyaksuatu untuk bisa bikin itu jadi kenyataan.  Banyak cara dengan persepsi cara betul dan cara salah. Bisa beli. Minta juga tidak salah. Curi juga bisa. Tipu juga silahkan.  Mengenai pandangan orang terhadap cara itu hanyalah sebuah kalimat 'persepsi'.

Pencuri bisa saja akhirnya tidak dihukum berdasar buku undang undang karena para 'penghukum' mendengar alasan yang 'masuk di akal mereka'.  Persepsi orang banyak mengambil diam-diam kepunyaan orang lain adalah 'pencuri'.  Persepsi yang melakukan pencurian adalah 'menyelamatkan hidup sendiri atau keluarga'. 

Gayus sebagai contoh. Sekian jutaan manusia yang baca kasus ini mempersepsikan dia sebagai pencuri atau penipu atau pembohong atau pelicik. Atau istilah paling sinis apapun. Kembali ke kata persepsi, silahkan kunjungi seluruh keluarga besar orang ini. Termasuk orang-orang yang bukan keluarga besarnya, termasuk di sana warga kampung yang mungkin pernah dibantu, pihak lain yang mungkin pernah dibantu, apalagi buat isteri dan anaknya. Anak ini adalah pahlawan keluarga.  Mereka tidak tau apa itu pencurian. Korupsi atau penipuan dalam istilah apapun. Yang mereka tau, setiap hari, kecuali dia sakit atau cuti, di ambang pintu selalu ada doa pengantar dan kalimat manis 'papa pergi cari uang dulu'.  Anak ini orang manis dalam radius kekerabatan tertentu.

Mendapatkan apa saja bisa dilakukan dengan cara apapun. Kita yang punya pikiran lurus. Yang memahami semua perkataan guru, orang tua, penuntun agama, maupun dosen dan profesor, punya keberuntungan sangat besar karena kita tau persis arti persepsi. Dengan itu tentunya apa yang kita pikirkan untuk memiliki sesuatu, duasuatu, empat, maupun jutasuatu, punya pengertian jernih : no cheating, no stealing, no robbying, apalagi killing. That is a very big NO. Niat memiliki buat kita adalah : Beli atau dapatkan karena layak dapat sebagai Reward !

Atlet banyak yang menikmati kemegahan pujian, tetapi berapa bulan kemudian dipermalukan oleh kelicikan penipuan yang dia lakukan sendiri.

Anyway, dari sisi normal yang bersih. Kita bisa mendapatkan apapun dengan cara susah maupun agak mudah dengan melakukan apa saja yang baik. Keinginan harus dibangun. Dibesarkan, dibiarkan membubung oleh usaha dan permintaan bantuan dari yang kita Percaya i. Dan dengan satu mantera mujarab, kalimat : I want it all.

Say I want it all, and I want it now.
'all' untuk segala sesuatu yang kita tau berada dalam jangkauan pikiran dan kemampuan dan kesehatan.
'now' untuk batas waktu dan keterbatasan kesabaran dan semangat yang harus terus ditambahkan.

Say I want it all, and I want it now. Tapi jangan lakukan seperti yang saya lakukan. I want it now dengan ukuran waktu yang sungguh pendek. waktu yang sungguh pendek ini justru terlalu panjang dibanding kemampuan seluruh yang saya miliki. Saya membayarnya dengan mahal. Terkapar sakit.

Say everything you wanna do. just make a roar : I want it all, and I want it now.
I say : no time for down. as Freddy Mercury and his friends told me.   Lord help you.

Jumat, 21 Januari 2011

CINTA FITRI TERBALIK

(antagonis cinta fitri yang tak masuk akal)
Cerita ini dibuat untuk mengembalikan kewarasan kita. Daripada gilak kita dibikin sutradara gilak cinta fitri yg di tipi itu, mendingla kita nikmati sitta pitri par medan ini.
Episode : Pitri Diusir Dari Rumah (pastilah gara-gara si Miskah)
Pagi yang cerah. Didalam satu rumah yang lumayan juga lah besarnya. Walau tak besar kali macam rumah orang yang uangnya banyak di bank, tapi sampai hari ini tak mau juga diumumkan. (Yang aneh la pulak, masak orang capek ngumpulin uang, harus diumumkan di depan orang rame. Bukan tak mau orang itu ngumumkan, takut dibilang sombong : ‘mentang-mentang banyak uang kawan itu, pake dibilang-bilang di Koran. Awak aja tak punya uang sikitpun tak pernah cerita sama kawan). Bisa saja gitu komentar orang yang baca Koran.
Kita balik ke rumah yang besar tadi. Di dalam sana, tinggal lah lima keluarga. Keluarga pertama perempuan yang dipanggil orang sebagai si Mami. Keluarga kedua, perempuan yang jauh lebih tua yang dipanggil si Oma. Keluarga Ketiga si Buram sama si Maiya. Keempat si Miskah sama si Pais. Ke lima, sudah tentu si Pitri sama si Parel.

(Uda gilak sutradaranya ini. Katanya kaya kali. Masak tak sanggup ngontrak rumah masing-masing. Kita periksa dulu ijazah sutradara ini bah. Curiga awak).

Hari itu hari libur. Jadi agak wajar kalau hampir semua orang masih tidur di kamar masing-masing. Kecuali satu orang : ya betul klian. Si Miskah ! diam-diam keluar dari kamar. Suaminya si Pais sebenarnya tau istrinya ini agak mencurigakan jinjit-jinjit jalannya. Tapi diam aja dia. Cuman agak diangkat kepala nya sikit, di tengok kearah pintu. Geleng-geleng kepala, abis itu. Tidur lagi dia.

Jadi gini ceritanya. Kemaren sore, si Mami ini kehilangan cincin belah rotan. (Bahan nya sudah tentu dari rotan. Itu mangkanya disebut belah rotan. Kalo bukan bahan rotan, namanya jadi : seperti pinang dibelah dua). Biar kita tau, yang sayangan lo si Mami ini sama cincin yang uda hilang itu. Alasannya memang karena cincinnya dikasi sama suami tercinta. Bisa saja sebenarnya karna uda susah kali dia menyelesaikan cicilan pembayaran.

Cincin itu diketahui hilang waktu si Mami balek kamar selesai rapat keluarga. Nah, ini repotnya. Pada saat rapat keluarga, kebetulan kali la pulak si Pitri ada masuk kamar mertuanya ini. Dia pun masuk sebenarnya karna bantu mertua nya ambek dokumen perusahaan yang sedang dibahas.

Sebagai seorang mertua yang bijak. Si Mami cuman berani tanya sopan sama semua orang : Eh. Adanya klian tengok cincin mami ? Mami tarok dalam bokkor-bokkor. Disimpan di lemari kain. Ada klian tengok ?

Yang paling terkejut sudah pasti si Pitri. Orang dia baru saja masuk kamar mertua. Dia langsung gerak-gerak kepala sambil kulum-kulum bibir. Keluarlah suara serak-serak sok bijak nya : ‘ya ampun mamih. Mami yakin tarok cincin nya di dalam bokor itu ? Mami pun. Loak kali nyimpan cincin sembarangan.

Kita tengok la dulu sebentar. Pertama. Lantam kali mulut si Pitri ini. Tak sadar dia sudah nuduh mertuanya pembohong. Habis itu, dibongkarnya rahasia si mami. Ya, itu tadi. Loak.

Yang lain terkejut. Kamera didekatkan. Habis itu dijauhkan. Didekatkan lagi. Habis itu dijauhkan lagi ke muka orang itu satu-satu gentian. Macam pilim India. Kalo ekspresi yang lain cuman mata kosong tanda kehilangan kata. Si Maiya ada tambahan ekspresi : mulut terbuka sikit. Tangan sibuk beresin rambut yang sudah jarang dihighlight.

Kamera tiba-tiba berhenti persis di bibir si Miskah. Perempuan ini paling aneh sedunia. Orang-orang setengah mati menunjukkan sikap terkejut. Dia malah senyum. ‘Miskah yakin kok Mami pasti narok cincin di tempat yang tadi Mami bilang. Miskah jadi heran, kenapa ya Pitri yang ngaku menantu kandung malah curiga sama Mami ?’.

Si Mami yang memang sudah diset gampang terpengaruh ini langsung mengarahkan muka nya itu ke Pitri. Kamera pun agak lama ke muka si Mami.

Miskah : ‘Pitri ! setau kami. Pas kita semua di ruang tamu lagi diskusi, Pitri masuk kamar Mami kan ?’. Yakin engga ada liat cincin Mami ? Dokumen yang kamu ambil kan dari lemari tempat cincin disimpan ?

Mendengar ini, semua orang teriak geram : ‘Pitriiii !!! jambakkan bibir si Miskah itu. Parbada kali itu !!!!

Pitri mendekati Miskah. Sutradara pesong itu berusaha kasih kesan si Pitri adalah perempuan paling sopan, sabar, dan bijak. Tapi cakap Pitri malah seperti kek gini: ‘Ei Miskah ! (sambil jari telunjuknya dekat kali sama idung Miskah), nomor berapa bibir mu ini ? Jangan lantam kali mulut mu ini, parbada ! Udah capek penonton ko bikin gara-gara licik mu ini. Yang loak aja penonton tetap nonton padahal uda yakin orang itu tak masuk akal sinetron kita ini. Mulai hari ini Miskah. Ku perintahkan sama ko. Jangan parbada kali mulut itu ya.

‘Plak ! plak ! Pletak !!’ merah-merah la pipi si Miskah. Penonton pun agak puas.
Kembali ke cerita si Miskah yang jinjit-jinjit tadi. Rupanya dia diam-diam ke dapur : Untuk Masak Sarapan Satu Rumah !
Pesan moral : jangan terlalu parbada ! (parbada = cerewet, suka bertengkar, tak mau kalah, hobby berantem). Bisa-bisa diundang ikut audisi nanti. Sempat jadi orang kaya klian kek si Pitri, pening lo.